1. Make a Wish

5.9K 187 80
                                    

Judul: Make a wish

Discalimer: Eiichiro Oda

Warning: Gaje, Typo, OOC parah
____________________________________________

Robin tersenyum menatap langit malam yang dihiasi gemerlap bintang dan sinar terang rembulan di tutupi awan tipis. Ia berdiri di dek kapal dan bersandar di pagarnya. Malam ini adalah tugas Robin untuk berjaga dan ia berniat menghabiskan malam dengan menikmati keindahan langit.

Tidak seperti biasanya- yang ia gunakan untuk membaca buku- kali ini Robin hanya membawa selimut dan secangkir kopi (luwak white coffee paswordnya) ditangannya. Sesekali ia menyeruput kopinya dan membetulkan selimut yang membalut tubuhnya, melindungi dari dinginnya angin malam. Ia pun tak membawa lampu penerang. Dalam kegelapan malam, ia dapat melihat dengan jelas gemerlap sang bintang.

Malam telah larut. Seluruh nakamanya juga telah larut dalam mimpinya masing-masing. Robin menikmati keheningan itu. Ia menarik napas dan menghembuskan perlahan, bersyukur atas ketenangan yang ia rasakan bersama nakamanya di Bajak laut topi jerami setelah 20 tahun bersembunyi dari dunia.

Nakama. Berbicara mengenai nakama.. ada satu orang yang selalu menari dalam angannya. Seorang pria berambut hijau dan merupakan pendekar beraliran santoryu. Roronoa Zoro- Pria berusia 9 tahun lebih muda darinya ini selalu membuatnya penasaran. Zoro memiliki sikap dewasa dibanding nakama lainnya.

"Apa yang aku pikirkan... tidak mungkin aku menyukai pria yang 9 tahun lebih muda dariku. Ini memalukan" pikirnya

Robin menggeleng-geleng kepalanya.. berharap hal seperti itu segera enyah dari angannya. Ia kembali fokus menatap langit. Menikmati kelap-kelip hiasan langit.

Saat tengah asik menikmati keheningan.. tiba-tiba ada seseorang yang membuka pintu Sunny Go. Robin otomatis mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Dari sana, terlihat siluet seorang pria yang memakai 3 anting di telinganya. Robin tau siapa pemilik siluet itu... dia adalah orang yang baru saja membajak angannya - Roronoa Zoro

Zoro berjalan menuju Dek, ia menguap dan sedikit melakukan peregangan di samping tiang utama- menandakan bahwa ia baru saja bangun tidur- tanpa menyadari ada orang lain yang tengah memperhatikannya.

"Kau belum tidur Zoro" tanya Robin basa-basi

Zoro terkejut ketika mendengar suara tanpa rupa. Namun ia sangat hapal pemilik suara lembut sedikit berat itu. Zoro memusatkan pandangannya.. kemudian menemukan bayangan sang pemilik suara.

"Robin? Apa yang kau lakukan di situ?" Bukan menjawab pertanyaan temannya, Zoro malah balik bertanya menyembunyikan keterkejutannya.

"Apa yang aku lakukan? Tentu saja berjaga. Malam ini giliranku"

"Bukan begitu maksudku... kau biasanya berjaga di sarang gagak dengan membaca buku" kata Zoro sembari berjalan mendekati Robin. " Tidak seperti biasanya, kali ini kau berjaga di sini tanpa lampu penerangan pula" lanjutnya

"Malam ini langit begitu indah, aku ingin memandangnya lebih lama. Dan dari sini aku dapat memandangnya tanpa penghalang apapun" jawab Robin sembari mengalihkan pandangannya kembali menatap langit.

"Hm...." Zoro kini berada tepat di samping Robin dan ikut mendongak menatap langit.

Suasana hening kembali menyelimuti, beberapa menit tidak ada percakapan di antara keduanya.

"Kau percaya mitos bintang jatuh, Zoro? Tanya Robin memecah keheningan.

"Mitos bintang jatuh?"

"Ya.. jika kau melihat bintang jatuh kemudian membuat permintaan, maka permintaanmu akan terkabul" - Robin menjelaskan.

Kumpulan FF ZorobinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang