Berisi kumpulan fanfic Zorobin yang selesai dalam 1 bab.
Update kalo dapet ide
One Piece sepenuhnya milik Oda-sensei. Saya hanya meminjam karakternya 🤗
Warning: Gaje,OOC, Typo.
Disclaimer: meminjam karakter dari manga terkenal, One Piece milik Oda-sensei
Chara: Zorobin
Warning: Gaje, Typo, OOC
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sore itu, langit masih berwarna kelabu. Genangan air di beberapa titik menandakan bahwa baru saja turun hujan di daerah itu. Udaranya yang lembab, terasa begitu dingin menyentuh kulit. Kondisi itu membuat kebanyakan orang malas keluar rumah, dan membuat jalanan menjadi lebih sepi dari biasanya.
Saat itu, seorang wanita terlihat berjalan gontai menyusuri trotoar. Ia berjalan menunduk, membiarkan rambut hitam pendeknya jatuh ke depan menutupi wajahnya. Baju formal berupa blezer abu-abu senada dengan rok span yang ia kenakan, terlihat basah dan kotor. Dari sana juga tercium aroma busuk khas air comberan.
Wanita itu sedang berada di jalan pulang. Namun penampilannya yang kotor dan acak-acakan membuatnya tidak bisa naik kendaraan umum. Ia terpaksa berjalan dengan kaki telanjang. Sementara Tangan kirinya menjinjing sepatu yang telah rusak.
"Dasar Wanita jalang."
"Pelacur tua"
"Nyi pelet"
Kata-kata umpatan terus terlintas dalam benak wanita itu, berulang-ulang seperti kaset rusak bersama dengan wajah-wajah bak iblis yang menghantui.
Wanita berusia sekitar 26 tahun itu terus menunduk. Menyembunyikan wajah menangis dibalik tirai rambut hitamnya. Ia sudah kalah dari penindasan yang dilakukan muridnya sendiri sejak menerima surat pemecatan dari kepala sekolah tempat ia mengajar. Seharusnya, itu juga berarti penderitaannya sudah berakhir. Namun, ia merasa kecewa dengan dirinya sendiri karena tidak bisa melawan penghinaan yang ia dapatkan.
"Sebagai salam perpisahan *byuuurrr*" kata seorang gadis bernametag 'linlin' di dada kirinya seraya mengguyurkan seember air comberan pada ibu gurunya yang kedua tangannya telah diikat.
"Maafkan kenakalan kami selama ini, nico-sensei huhuhu..." Ujar gadis lainnya bernama Alfida dengan nada sarkas dan pura-pura menangis.
"Kamu boleh menggunakan ilmu peletmu, tapi tidak di sekolah ini. Wahahahaha" Timpal gadis bernama Caratina disertai tawa lepas, yang diikuti kedua temannya.
Nico Robin. Ibu guru sejarah yang malang. Ia selalu menjadi target bully-an anak perempuan ditempatnya mengajar. Kecantikan dan keanggunannya mampu menarik perhatian anak laki-laki di sekolahnya dan itu pula penyebab ia menjadi korban bullying.
Awalnya, Robin menganggap itu hanyalah kenakalan biasa anak SMA yang ditunjukkan dengan muka masam dan kata-kata ketidaksukaan. Tapi lama-lama ia mendapat perlakuan yang tidak dapat ditolerir lagi seperti menguncinya di kamar mandi, memfitnahnya bahkan sampai pada kekerasan fisik.
