14. Pengakuan

1.5K 92 11
                                    

Judul: Pengakuan

Chara: Zorobin

Disclaimer: Eiichiro Oda

Warning: Gaje, Typo, OOC, Rate M

____________________________________________

Siang hari yang terik, Kala Sunny Go berlayar di atas lautan yang tenang, seorang gadis berambut hitam hanya duduk termenung di kursi santainya sembari memangku sebuah buku tebal yang tidak berpindah halaman sejak awal dibuka. Sudah hampir satu jam gadis itu melamun, memandang pria berambut hijau yang tengah tertidur di sisi lain geladak kapal.

Dari kejauhan, gadis itu mengamati rambut rumput pria itu bergoyang-goyang tertiup angin dan dada bidangnya yang kembang-kempis dengan teratur. Ia dapat menggambarkan dengan detail dalam benaknya, bagaimana lembutnya rambut hijau itu ketika jari-jarinya menyusup di sela-selanya. Ia tahu bagaimana kuat dan tegasnya otot dan tulang yang membentuk tubuh atletis sang pendekar pedang itu. Ia juga tahu bagaimana nyamannya jika kedua lengan kekar itu merengkuh tubuhnya yang ramping. Ia hafal betul bagaimana lekuk dan struktur tubuh gagah laki-laki yang sedang dalam fokusnya itu.

Robin menggeram frustasi. Ia marah jika membayangkan ada wanita lain juga merasakan apa yang diberikan Zoro padanya. Ia tak ingin ada wanita lain tahu bagian paling privat dan hebat dari sang pendekar pedang. Ia hanya ingin memiliki zoro untuk dirinya sendiri. Namun, Robin tak punya hak untuk mengklaim Zoro sebagai miliknya sendiri karena hubungan diantara keduanya hanyalah seorang laki-laki dan perempuan yang membutuhkan tempat untuk menyalurkan hasrat biologisnya tanpa melibatkan perasaan mendalam. Zoro akan datang pada Robin jika ia membutuhkannya, begitu pula sebaliknya. Seharusnya, mereka sudah cukup dengan itu. Namun sayangnya itu tidak cukup bagi Robin.

Gadis itu tidak bodoh, Ia tahu perasaan posesifnya itu timbul karena ia mencintai Zoro. Sayangnya, ia juga tahu... Zoro bukanlah tipe orang yang peduli dengan perasaan yang disebut "cinta" itu.

Robin membuang napas kasar seraya menyandarkan kepalanya di sandaran kursi. Ia frustasi pada keresahan yang seharusnya tidak pernah terlintas di benaknya beberapa hari terakhir ini. Robin menjambak rambut hitamnya sendiri berharap bisa mencabut pemikiran egois yang saat ini begitu mengusik ketenangannya.

💚💜

Saat makan malam, semua kru mugiwara berkumpul di ruang makan tak terkecuali Zoro dan Robin. Robin terlihat tidak bernafsu dengan hidangan di hadapannya. Ia hanya mengacak-acak, mengambilnya sedikit menggunakan ujung sendoknya, dan menangkapnya dengan gigi. Sanji yang melihat itu pun harus beberapa kali mengganti makanannya karena mengira Robin tidak suka dengan jenis masakan yang ia hidangkan, padahal sebenarnya, gadis itu memang sedang tidak memiliki nafsu makan.

Sepanjang acara makan malam, ia hanya memandang Zoro yang kebetulan duduk dihadapannya. Namun ia cepat-cepat membuang muka jika pandangan mata mereka bertemu. Sedikit-sedikit, ia mendesis dan menghela napas. Robin sebenarnya sedang menimbang-nimbang apa yang akan ia lakukan dengan perasaannya itu. Dan seperti yang sudah-sudah, ia berhenti pada kesimpulan untuk memendam perasaannya sendiri dan memilih untuk tidak memberi tahu Zoro.

Robin kembali menghela napas. Ia berpikir mungkin semua ini akan lebih mudah jika Zoro juga mencintainya. "Tidak.. itu tidak mungkin" batinnya seraya menggeleng-gelengkan kepalanya. Zoro mutlak bukanlah laki-laki yang peduli dengan cinta layaknya sanji.

Tapi tunggu. Selama ini mereka berdua memang sedikit sekali berbicara dan hampir bisa dikatakan tidak pernah membicarakan urusan pribadi. Tapi, itu bukan berarti Zoro tidak mencintainya 'kan? "Bagaimana jika aku menanyakan langsung padanya?" Pikir Robin sembari mengangkat wajah untuk menatap Zoro. Namun ia langsung kembali menunduk karena Zoro ternyata juga tengah menatapnya. "Tapi bagaimana jika Zoro memang benar-benar tidak mencintaiku? Ia pasti akan menganggapku aneh, dan tidak mau lagi datang kepadaku. Aku tidak mau itu terjadi.."

Kumpulan FF ZorobinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang