Bab 6 : Terkuak

2.9K 341 8
                                    

Gradacityapratama School, seantero sekolah heboh dengan surat cinta yang dipajang di mading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gradacityapratama School, seantero sekolah heboh dengan surat cinta yang dipajang di mading. Bukan itu saja, tapi juga foto orang yang sedang menyelundupkan surat tersebut ke loker milik Gito. Isi surat cintanya, sih, biasa saja. Yang membuat gempar adalah seorang ketua geng diam-diam mengidolakan ketua geng lainnya.

"Gila! Ternyata si Langit suka ngajak lo berantem karena suka sama lo, To?"

"Ngakak, ternyata Langit homo."

"Ashiaaap! Babang Gito sama yayang Langit," goda Devan tak henti tertawa.

Gito meremas surat yang digenggam, dia tak percaya dengan bukti CCTV ini. Surat yang selalu membuat dia tersenyum ternyata dari rivalnya sendiri. Gito mengerang frustasi, kenapa dia bisa kecolongan begini? Dia berjanji akan membakar surat yang dia kumpulkan sehabis pulang sekolah nanti.

Langit mengernyitkan alisnya saat semua orang melihatnya seolah menahan tawa. Langkahnya terhenti tepat di depan mading yang sedang dikerumuni oleh siswa lain. Dia membelah kerumunan tersebut. Perasaannya mengatakan ada hal buruk yang akan menimpanya.

Matahari dan Langit
Kamu matahari dan aku langitnya
Tanpa kamu, langit bakalan gelap
Tanpa kamu, langit tak bisa menampakan keelokan birunya
Langit butuh mentari untuk menjadi lebih spesial

SRIPN

"Sial!" decak Langit mencopot dengan kasar fotonya yang terpampang.

"Ganteng-ganteng lo homo juga ya, Lang," ejek Siska, teman kelas Langit.

Langit melemparkan tatapan tajamnya, emosinya sudah sampai di ubun-ubun. Dia mendorong secara kasar orang-orang yang menghalangi jalannya. Tujuannya hanya satu, yaitu ke kelas Sendu. Selama perjalanan, tak hentinya mulut Langit mengumpat. Bersumpah serapah hingga menyebut semua isi kebun binatang. Dia ingin menyumpal mulut-mulut yang mengejeknya homo. Ya Tuhan, ke mana bakalan gue sembunyiin wajah tampan ini? batin Langit.

"Wess ... penggemar garis kerasnya Gito, nih," sorak Rian ketika Langit melewati kelas Gito dan kawan-kawan.

Langkah Langit terhenti, dia menatap tajam empat serangkai tersebut. Namun, hanya Gito yang memutuskan pandangan karena dia jijik melihat Langit semenjak mendengar kabar itu. Langit berdecih saat Devan malah melemparkan tatapan menggoda.

"Gue masih normal!" sentaknya tak terima.

"Eh, Van! Lo tahu nggak ketua Geng Anker rela-relain datang subuh nyelipin surat cinta buat gebetannya, si Gito?" ujar Rian menepuk pundak Vano.

"Ha? Seriusan? Jadi, selama ini dia caper dong sama Gito,?" tanya Vano seolah tak percaya. Mereka berdua berhasil membuat wajah Langit dan Gito merah padam.

"Wah ... wah. Sayang banget, ya, ketua Geng Anker homo." Devan ikut-ikutan mem-bully Langit.

Brruughh!

RIUH UNTUK SENYAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang