Bab 12 : Serentak Cemburu

2.9K 359 9
                                    

- Namanya jatuh cinta itu nggak bisa diprediksi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- Namanya jatuh cinta itu nggak bisa diprediksi. Lo nggak bakalan bisa tahu kapan dan sama siapa lo akan jatuh cinta. -

Kelas XI IPS 2, semua tahu kedekatan Sendu dengan Langit. Gadis yang dulu selalu mengunjungi Langit di setiap istirahat maupun jam kosong. Namun, sudah satu bulan berlalu pemandangan itu tidak lagi ditemukan. Sendu sibuk mengejar cintanya, meskipun baru-baru ini dia punya keberanian mendekati sang pujaan.

"Lalang!" bisik Sendu yang menghampiri Langit. Cowok itu sedang bermain game bersama teman-temannya.

Langit mendongak, didapatinya tangan Sendu bertengger di bahunya. Dia tersenyum hambar, ternyata Sendu masih menganggapnya ada. Sendu menarik bangku dan mendudukinya. Kini dia ikutan sibuk melihat layar ponsel Langit. Sudah sangat jarang dia menemani Langit bermain game seperti ini.

"Lo masih marah, ya?" tanya Sendu.

Ya, semenjak kejadian Langit tertangkap sebagai pengirim surat pada Gito, hubungan Langit dan Sendu kian merenggang. Langit tidak marah, dia hanya kesal dituduh homo dengan musuh sendiri. Melihat tidak ada reaksi, Sendu masuk dalam kungkungan tangan Langit, yang otomatis menghentikan kegiatan mabarnya Langit. Dia beranjak menjauh, membuat Sendu mencebik tak suka. Teman-teman Langit hanya diam, mereka tidak ingin ikut campur. Kehadiran Sendu bukan hal baru yang mampu membuat mereka risih. Malah semenjak Sendu jarang bermain ke kelas, permainan mereka jadi monoton.

"Sendu, lo ganggu aja tahu nggak!"

"Sendu, jangan ditekan-tekan ponsel gue, woi! Gue main ini."

"Bolang! Lo hobi banget, ya, gangguin kita main."

"Sendu, udah jangan ganggu mereka main. Sini lihat gue aja, ganggu gue aja!" Langit menarik lengan Sendu. Memaksa gadis itu duduk di pahanya, lalu mengurung Sendu dengan kedua tangannya. Sendu hanya bisa pasrah, dan berakhir menyaksikan Langit bermain game.

"Masih ingat gue lo?" sarkastis Langit.

"Langit, jangan gitu, dong," bujuk Sendu.

Langit mendecih, dia kembali sibuk bermain game. Sendu lupa siapa yang selalu ada untuknya, Sendu lupa siapa yang berdiri paling depan membelanya. Dia seakan lupa semenjak menyatakan jatuh cinta dengan orang yang baru masuk dalam hidupnya.

"Langit! Gue 'kan udah minta maaf, tapi kenapa lo gini, sih? Lo nggak sayang gue lagi?" Sendu mengerucutkan bibirnya. Dia merasa sesak mendengar kata sarkasme dari Langit.

Langit masih saja diam. Dia kembali disibukkan dengan game-nya. Tak biasanya Langit marah lama-lama, semua yang ada di Sendu adalah kekurangannya. Hanya pada Sendu dia menurut, apa pun pasti dia lakukan termasuk mempermalukan dirinya sendiri seperti kejadian kemarin. Sendu kembali menghampiri Langit, dia memeluk tubuh Langit dari belakang. Sendu diam, dia tidak bisa dicuekin oleh Langitnya itu. Langit mendelik saat merasa punggungnya basah. Dia langsung melepaskan pelukan Sendu lalu berputar menghadap gadis itu.

RIUH UNTUK SENYAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang