Ting! Gue yang tadinya lagi memperhatikan keadaan sekitar langsung masuk ke lift tanpa ngeliat ada siapa di sana.
"Shea?"
Gue menoleh dan mendapati Kak Jaehyun yang keliatan kaget tapi langsung senyum. "Loh, Kak Jaehyun? Ketemu lagi disini, ya?" gue basa-basi sambil bales senyumnya.
Kak Jaehyun ngangguk sambil tetep senyum, nunjukkin dimple nya. "Baru pulang?"
"Iyaa. Kakak mau ke mana?" jawab gue sekaligus nanya karena baru sadar ini kan lift perjalanan naik ke lantai 4 sedangkan tadi lift udah berhenti di lobi tapi Kak Jaehyun nggak keluar.
"Nggak tau, gabut aja gue pengen jalan-jalan."
"Jalan-jalan naik lift?" canda gue dan dibales ketawanya dia.
"Asal sama lo mah naik apa aja gue ayo."
Sebentar. Maksudnya gimana?
"Gimana, Kak?"
Ting! Suara pintu lift yang kebuka membuat Kak Jaehyun nggak jawab pertanyaan gue dan malah ngedorong pelan badan gue keluar.
"Jangan tidur malem-malem. Dah!" Kak Jaehyun melambaikan tangannya dan mencet tombol lift supaya ketutup. Gue liat ternyata lift naik lagi dan membuat gue berasumsi kalo lantai apartemen dia di atas gue.
Gue mengangkat bahu nggak peduli dan langsung jalan menuju apartemen gue.
Kriek! Gue yang udah masuk langsung menutup pintu apart. Suara pintu itu kayaknya membuat Kak Doy yang lagi nonton tv langsung noleh.
"Hai, abis dari mana?" tanyanya sambil ngelus kepala gue yang sekarang udah senderan di bahunya. Capek euy.
"Tadi main dulu. Emang gue nggak ngabarin?" kata gue langsung ngeliat dia.
Kak Doy ngegeleng. "Nggak, tuh? Malah Somi yang ngabarin gue soal kalian, katanya jaga-jaga kalo lo lupa ngabarin."
"Demi apa?" Gue bergegas ngambil hp gue dan membuka room chat sama Kak Doy. "Astaga! Ternyata belom ke send huhu maaf, Kak!"
Kak Doy ketawa terus ngangguk. "Santai aja, asal lo pulang dengan selamat gue nggak masalah."
Setelah perceraian orang tua gue, Kak Doy jadi sosok paling berharga buat gue. Dia jadi kakak, ayah, bunda, temen, ah pokoknya dia beneran definisi tersegalanya deh<3
Sebenernya bunda minta kita buat tinggal sama beliau di rumah, nggak di apartemen kayak sekarang ini, tapi gue nggak mau karena takut keinget memori lama tentang betapa bahagianya keluarga gue dulu.
Ayah nggak nikah lagi kayak di wattpad yang sering gue baca—kalo kalian penasaran— tapi beliau mutusin buat balik dan tinggal di London, tempat lahirnya dulu. Gue dan Kak Doy juga nggak musuhan sama ayah maupun bunda. Kita masih komunikasi dengan baik dan mereka juga masih bertanggung jawab penuh, cuma udah nggak serumah dan sedeket dulu aja.
"Ngelamunin apa?" Kak Doy nyentil dahi gue ngebuat gue terkesiap dan mengaduh sakit.
"Bingung nanti mau ngerjain tugas yang mana dulu," jawab gue bohong.
Gue nggak mungkin jujur dengan bilang lagi nostalgia dengan masa lalu karena Kak Doy paling benci itu. Katanya, life goes on no matter what so we better keep moving.
"Ooh— ah iya, tadi Mark sempet ke sini pas lo pergi. Jadinya gue suruh pulang tapi tadi dia keliatan rada aneh."
"Aneh gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
mark lee; toxic ✔️
Fanfiction[finished.] mark lee surely ain't good for her, but here she is staying. ©saurbae,2020