18. Love & Let Go

5.8K 701 74
                                    

"...kadang mencintai dan melepaskan
itu sejalan."







Katanya, nyaman itu jebakan dan kalo nggak hati-hati bisa berujung sakit hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Katanya, nyaman itu jebakan dan kalo nggak hati-hati bisa berujung sakit hati.

Gue adalah orang yang skeptis sama perkataan itu hingga gue mengalaminya dua kali. Gue selalu mengira Kak Jaehyun tulus sama gue dan untuk mainin gue adalah after thought dia.

Katanya, semua cowo itu sama aja.

Gue juga skeptis sama anggapan itu karena menurut gue nggak adil kalo semua cowo disamaratakan. Tapi, sekarang gue percaya.

Udah beberapa hari setelah gue tau Kak Jaehyun mainin gue, dia nggak pernah lagi sekedar basa-basi, pura-pura salkir chat, kepencet call, atau random tiba-tiba bunyiin bel apart gue buat ngasih McFlurry atau makanan lain yang katanya buatan ibunya.

Dia juga nggak berusaha buat ngejelasin semuanya sampe detik ini. Bahkan waktu gue turun dari mobilnya waktu itu, dia sama sekali nggak mencegat gue. Dia cuma mampir apart gue sebentar buat ngasih boneka dan box coklatnya, setelah itu pergi.

Kak Doy jelas bingung ada apa antara gue dan Kak Jaehyun, tapi baik gue dan Kak Jaehyun seakan kompak buat nggak cerita apa-apa dulu.

"Nggak papa, semuanya bakal baik-baik aja kok."

Gue ngerasa sebuah tangan meraih samping kepala gue lalu menyenderkannya di bahunya. Kak Doy.

"Mau putus dari Mark, nggak bisa. Mau move on ke Kak Jaehyun, eh ternyata cuma dimainin. Gue harus gimana, Kak?" ujar gue gusar.

"Harus tetep ngelanjutin hidup lah, mau gimana lagi? Sabar dulu sebentar. Biar waktu yang beresin semuanya," bales Kak Doy dengan nada tenang andalannya.

"Gue pengen kabur deh rasanya. Mulai hidup baru, kenal orang-orang baru. Pasti seru."

"Kabur nggak pernah bisa nyelesaiin masalah, Dek. Lagian lo mau kabur ke mana coba? Seoul?"

Gue ketawa pelan. "Mungkin? Selagi ada kesempatan."

"Jangan gegabah, pindah ke Seoul tuh nggak main-main! Siapa yang jamin dengan pindah ke sana semua masalah selesai dan hidup lo selanjutnya bakal sesuai sama imajinasi lo?" Kak Doy ngelepas rangkulannya, lalu nyender di sofa.

Sambil ngehela nafas panjang, gue ikutan nyender di sofa. Bener juga, sih. Nggak ada yang ngejamin dengan gue pindah masalah gue akan selesai dan hidup gue akan normal lagi. Tapi juga nggak ada salahnya nyoba, kan?

Karena apa lagi yang gue harapin di sini? Setelah lulus nanti, Somi bakal balik ke kota asalnya dan Jeno juga pasti sibuk ngelanjutin perusahaan keluarganya. Walaupun katanya dia nggak tertarik, tapi gue tau itu keharusan yang nggak bisa ditolak gitu aja.

mark lee; toxic ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang