20. Love Like That

7.9K 800 167
                                    

[2451 words counted.
Hope you like it, happy reading!]



"Aku naif, kamu egois."






"Gue cuma bisa anter sampe sini nggak papa?" Somi menatap gue yang lagi ngaca di kaca mobilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue cuma bisa anter sampe sini nggak papa?" Somi menatap gue yang lagi ngaca di kaca mobilnya.

"Apaan dah, Som? Kayak pacar gue aja lo."

"Kayak Mark Lee? Atau Jung Jaehyun?"

"Bacot," kata gue males, "Lo beneran bolos hari ini?"

Somi nyengir. "Kapan lagi bisa bolos tanpa diomelin Mama gue? Mumpung dia lagi ke luar kota, ya udah gue pake aja mobilnya mau jalan-jalan."

Gue menggeplak lengannya terus ketawa ngeliat dia ngaduh kesakitan.

"Apaansi anjir?? Gue nggak ngapa-ngapain perasaan," Somi mengelus lengannya.

"Bandel. Gue bilangin Mama lo aja tau rasa lo."

"Mainnya ngaduan. Cupu. Dah ah sana masuk kelas. Belajar yang bener, nanti sampein ke gue materinya apa," Somi mendorong gue sampe mentok pintu mobil, "Awas aja gue tanyain nanti lo nggak bisa jawab."

Males debat, akhirnya gue ngalah dan langsung turun dari mobilnya. Setelah dadah-dadah, Somi melaju mobilnya dan gue balik badan buat masuk fakultas.

Lagi asik jalan sambil nenteng buku dan satu earphone yang menggantung di telinga, tiba-tiba gue ngerasa ada yang ngerangkul gue.

Kaget, gue refleks ngejauh dan melotot kaget ke orangnya.

"Apaansi—"

"Kamu berangkat sama siapa? Tadi aku ke apart tapi nggak ada orang kayaknya di dalem."

"Sama Somi dan emang nggak ada orang."

Mark menatap gue lurus lalu menahan tangan gue karena gue udah ancang-ancang mau pergi. "Aku anter sampe kelas, ya?"

"Aku bisa sendiri. Kamu kenapa masih pagi udah di sini aja? Nggak kelas?" tanya gue maksud mengusir tapi dia malah senyum.

"Nanti. Aku mau ketemu kamu dulu."

"Kenapa lagi, Sayang?" tanya gue menekan kata 'Sayang' dengan senyum remeh.

Gue baru belajar senyum remeh tadi malem, fyi aja sih.

"We've been distant. Kamu nggak ngerasa aneh?" Mark nggak merespon sarkasan gue tadi dan malah nanya ini.

Gue menghela nafas. "Aneh. Tapi lebih aneh kamu yang masih nahan aku buat terus sama kamu padahal sebenernya kita udah nggak bisa sama-sama lagi."

Mark perlahan melonggarkan tangannya yang tadi nahan tangan gue dan gue bisa liat sudut bibir dia keangkat.

"One more chance, please? Janji nggak akan sia-siain lagi."

mark lee; toxic ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang