|• Sorry ~ SooLia •|
07 - 05 - 20×××
Beneran double up kan?
Wkwk
Enjoy the story , guys-!
••
⟨Author POV⟩
Lia berakhir terlelap setelah menangisi seluruh nasibnya. Ia tidur sangat pulas , seperti melupakan sesuatu yang pernah terjadi sebelumnya.
Hingga akhirnya suara ketukan pintu membangunkan Lia dari tidurnya.
"Lia? Makan malam mana anjir?" Tanya Soobin di depan pintu kamar Lia
"..." Lia tetep diam tak bergeming . Lia dengar , Lia ngerti , tetapi Lia masih tidak ingin melihat Soobin kali ini.
Ia pun memejamkan matanya lagi , mencoba kembali ke alam mimpinya lagi.
Lia mengabaikan soobin seharian ini. Mulai dari sarapan , makan siang , mencuci piring dan lain lain. Lia ingin soobin merasakan apa yang ia rasakan selama ini , meskipun bukan rasa sakitnya.
Setidaknya soobin bisa menghargai perjuangan Lia untuk menjadi ibu rumah tangga yang baik. Tetapi perjuangan itu tidak ada hasilnya untuk soobin.
Lagian seharian ini soobin juga menghabiskan waktunya kan dengan Somi?
Sedangkan , Soobin yang ada di luar pintu kamar Lia menghela nafas sabar. Sudah ketiga kalinya soobin mengetok pintu kamar ini dan memanggil nama Lia.
Tetapi ketiganya tidak di respon sekali pun. Terpaksa , ia harus makan di luar lagi bersama Somi.
Somi tidak bisa memasak , dan Soobin memaklumi itu karena kata Somi ,dia sibuk dengan dunia modelnya.
"Sayang , makan di luar lagi , ya" ucap soobin sambil mengelus surai rambut Somi dengan lembut
"Lagi? Istri kamu itu gak bertanggung jawab banget sih masa iya suaminya disuruh makan di luar" Somi menatap kesal kamar Lia yang masih tertutup
"Sudahlah , jadi kita mau kemana nih?" Tanya soobin yang sudah kelaparan
"Aku gamau keluar lagi , Soobin. Gofood aja gih" perintah Somi yang sedang asyik melihat lihat berbagai perhiasan di ponselnya
"Oke oke , mau pesen apa?"
≈≈≈
Sekitar pukul 7 malam , Lia berencana untuk keluar rumah dengan tujuan merilekskan pikirannya.
Dan sekarang Lia sudah rapi, ia berjalan keluar. Tetapi Lia masih dicegah oleh Soobin dan Somi.
"Mau kemana lu?"
"Cari angin" jawab Lia cuek tanpa menoleh sedikitpun lalu menghilang dari balik pintu.
Soobin hanya kembali menghembuskan nafasnya kasar. Ia juga bingung dengan Lia yg tiba tiba begini
'apa Lia marah karena kemarin malam?' tanya soobin dalam hati
Soobin berusaha melupakan hal itu , mungkin saja Lia hanya malas.
Somi belum pulang sejak pagi , dan berencana untuk pulang satu jam lagi. Soobin dan Somi kini sedang menonton salah satu acara tv. Sambil mengusap pelan surai rambut Somi , Soobin menatap pacarnya itu lalu tersenyum.
"Kamu kenapa? Kok senyum gitu liat akunya?"
"Kamu cantik sih" jawab soobin jujur
Somi terkekeh kecil sambil melirik soobin sebentar
"Iya tau aku cantik , istri mu aja kalah"
Soobin tertegun , ada sedikit ketidak setujuan , tetapi yang dikatakan somi itu ada benarnya.
Hingga akhirnya ponsel milik soobin berbunyi , ada panggilan telefon masuk.
Soobin langsung beranjak dari sofa setelah memberi tau Somi jika ada panggilan. Soobin menerima panggilan itu di dapur , dia duduk sambil memakan pizza yang ia beli juga tadi
"Wae?"(Kenapa?). Soobin bertanya kepada seseorang di seberang sana , sambil mengunyah pelan pizzanya
"..."
"Apa aku harus kesana?"
"..."
Soobin mendecak sebal mendengar suatu perintah dari orang ini
"Kenapa tidak kau sendiri saja?!"
"..."
"Kenapa jadi salahku? Aku tidak melakukan apa apa asal kau tau!"
"..."
"Tch , iya aku akan kesana 30 menit lagi"
"..."
"Cerewet sekali" soobin memutuskan sambungan itu secara sepihak. Pasalnya ia sedang emosi , waktunya bersama Somi menjadi terpenggal karena seorang wanita.
Tidak ada pilihan lain , soobin harus melaksanakan perintah orang yang menyuruhnya tadi. Lagian ini juga karena Soobin.
Akhirnya , setelah mengantar Somi pulang. Dia langsung menuju tempat yang dimaksud untuk menanggung jawabkan seorang 'wanita'
<<<×>>>
Lia side...
Lia sekarang sedang duduk di tepi sungai Han. Dia memilih tempat ini untuk merilekskan dirinya karena cukup sunyi , tetapi pemandangan disini indah.
Masih banyak orang yang berlalu lalang disini. Rata rata berpasangan sih.
Mata Lia terpejam , menikmati hembusan angin malam yang menerpa wajahnya. Lia tersenyum dan menghela nafas pelan , berusaha menghilangkan seluruh masalahnya
Selang beberapa menit , Lia langsung menyembunyikan wajahnya di antara tekukan lututnya. Memeluk kakinya sebagai sandaran , hanya ini yang bisa Lia lakukan.
"Maaf"
Tiba tiba ada yang mengucapkan kalimat itu , membuat Lia sempat terkejut
Lia mengangkat kepalanya , ingin mengetahui siapa orang ini. Lia bingung karena tiba tiba dia meminta maaf
-Hmm, who is he?-
×××××
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry ~ SooLia
Teen Fiction[S L O W-U P] "Takdir gw emang ga baik , tapi gw harap semuanya bakal gw jalani dengan baik" -Choi Jisu "Kenapa pikiran gw terarah ke dia! Dia bukan orang yang tepat. Ck, gw merasa menjadi aktor yang benar benar bodoh di dalam scenario ini" -Choi So...