Malam ini, Heejin tengah mengerjakan tugasnya di ruang tamu sembari sedang berinteraksi dengan Mamanya melalui telfon.
"Gimana apartemen barunya? Nyaman kan?" tanya Mamanya Heejin.
"Nyaman kok, Ma. Lengkap fasilitasnya." jawab Heejin dengan mata yang fokus ke laptop.
"Tetangga nya gimana? Baik-baik aja kan?" tanya Mamanya lagi.
Heejin bingung mau menjawab apa. Ia ingin bercerita tentang tetangganya yang aneh, tapi ia takut malah mengkhawatirkan Mamanya. Lagian gak semuanya yang aneh sih... Bu Sunmi dan Hyunjin baik. Yang aneh paling hanya tetangga sebelahnya yang suka mabuk itu, tetangga depannya yang dingin itu, dan Yeji.
"Baik-baik kok, Ma." balas Heejin. "Ma, Heejin matiin telfon nya ya, mau ngerjain tugas hehehe, masih banyak."
"Iyaaa, Nak. Hati-hati ya, see you." balas Mamanya sembari menutup telfonnya.
Heejin menggerutu pelan karena tidak tau harus menambahkan apa lagi di makalahnya, tapi kalau begini saja terlalu sedikit. Karena mulai mengantuk, Heejin memutuskan untuk membuat kopi di dapur. Butuh waktu lama untuk Heejin membuat kopi karena perlu memanaskan air terlebih dahulu.
Setelah membuat kopi dan kembali ke ruang tamu, tiba-tiba Heejin terlonjak kaget kala melihat kepala seorang pria muncul dari ambang pintu unit apartemen nya yang sedikit terbuka.
Heejin langsung panik. Tubuhnya bergetar hebat. Bagaimana bisa seseorang masuk ke dalam unit apartemen nya?!
"MAU APA LO?!" ancam Heejin sembari menyodorkan pisau cutter dari kotak pensilnya.
Heejin menghampiri pria itu dan membuka lebar pintunya. Dengan pisau cutter yang tertodong di depan pria itu. Jujur, Heejin sangat ketakutan. Apa maksud pria ini? Apa dia mau menculik Heejin? Atau membunuhnya? Atau berbuat tidak senonoh?
Hei, pria ini tidak asing. Heejin ingat akhirnya. Dia tetangga depan apartemen nya yang dingin itu. Siapa namanya? Jeno kalau tidak salah?
Pria itu hanya menatap Heejin datar, seperti tidak berniat membalas ancaman Heejin.
"Mau apa lo?! Pergi gak lo! Atau gue telfon polisi!" ancam Heejin lagi.
Pria itu menurunkan pisau cutter Heejin, lalu ia menunjukkan sebuah kunci tepat di depan muka Heejin. Membuat Heejin sukses membulatkan matanya.
I-itu kan kunci apartemen gue...
"Lo buka pintu dan lupa masukin kuncinya. Nih." kata Jeno sembari memberikan kunci itu
Astaga...
Lutut Heejin terkulai lemas, lalu ia menerima kunci itu dari tangan Jeno. Jadi sedari tadi kunci apartemen Heejin dibiarkan di luar begitu saja. Mengapa Heejin bisa seteledor itu?!
Parahnya dia sudah berburuk sangka kepada pria itu. Mungkin saja Heejin bisa mati terbunuh kalau pria itu tidak mengingatkannya.
"Kenapa lo gak ketuk dulu?!" tanya Heejin.
Pria itu menatap Heejin sejenak. Setelah diam beberapa detik, akhirnya ia membuka mulut. "Udah. Tapi lo gak kunjung buka."
Ah... mungkin waktu Heejin membuat kopi di dapur...
"Hati-hati. Malam-malam jam segini jangan pernah bukain pintu buat siapapun." kata pria itu.
Lalu pria itu berbalik badan dan hendak masuk ke apartemen nya. Seketika Heejin merasa bersalah karena berburuk sangka kepadanya.
"Makasih ya, Jeno." kata Heejin.
Jeno membalikan tubuhnya lalu menatap Heejin untuk beberapa detik. Tatapannya seakan-akan berkata, Kok lo tau nama gue?
"Anu... nama lo Jeno kan?" tanya Heejin.
Jeno mengangguk pelan, lalu akhirnya menurup pintunya keras. Lagi-lagi Heejin berpikir kalau Jeno itu aneh.
ㅡ
Di tengah malam, Heejin terbangun dan hendak untuk mengambil segelas air karena tenggorokannya kering. Ia baru tidur 2 jam sebenarnya. Syukur besok hari Sabtu, yang artinya kampus libur.
Hingga suatu suara mengganggu pendengaran Heejin. Sebuah lagu. Lagu ini persis seperti yang ia dengar di mimpi kemarin malam. Jadi... Heejin tidak bermimpi?
Lagu ini somehow terdengar menyeramkan. Tapi mungkin hanya perasaan Heejin saja. Entahlah.
Tapi tetap saja aneh. Sangat aneh. Orang gila mana yang mendengarkan lagu sekencang ini di pukul 3 dini hari? Bukankah ini mengganggu ketenangan antar tetangga? Heejin penasaran. Aneh. Hanya itu yang sedari kemarin terpikirkan oleh Heejin.
Tiba-tiba Heejin jadi teringat cerita Chaewon dan Jungmo tadi, tentang Youtuber yang tetangga depan apartemennya merupakan pemuja setan. Pikiran Heejin jadi tertuju kepada seseorang, yaitu Jeno.Jeno tetangga depan apartemennya itu sangat aneh. Ia sangat dingin dan tak banyak bicara. Ekspresinya sangat sulit ditebak bagi Heejin. Ia bahkan tidak berekspresi sedikitpun ketika berbicara dengan Heejin. Apa lagi ketika Heejin mengucapkan terima kasih sambil menyebutkan namanya, bukannya seharusnya Jeno bertanya siapa nama Heejin?
Aneh.
Heejin mendadak ingat ucapan Jeno beberapa jam yang lalu. Hati-hati. Malam-malam jam segini jangan pernah bukain pintu buat siapapun.
Kan. Jeno sukses membuat Heejin curiga.
Bukankah begitu?
Karena terlalu penasaran, Heejin berjalan pelan menuju pintu dan membuka kenop pintunya. Memastikan apa lagu aneh itu berasal dari apartemen Jeno.
Heejin menempelkan telinganya di pintu unit apartemen Jeno. Dan lagu itu tiba-tiba tidak terdengar lagi. Mendadak bulu kuduk Heejin berdiri tegak karena merinding.
Lagu itu berhenti tiba-tiba bertepatan ketika Heejin mencoba mencari tau dari mana asalnya. Benar-benar tidak masuk akal. Membuat rasa curiganya semakin bergejolak.
"Woi."
KAMU SEDANG MEMBACA
somewhere only we know ✓
Fanfictionjeon heejin featuring her weird-ass yet creepy neighbors