6 // catfight

555 126 6
                                    

Ucapan dari Jeno sore itu terus terngiang-ngiang di kepala Heejin. "Bu Sunmi dan keluarganya meresahkan."

Jeno dan Lino berkata seperti itu. Bukankah itu terasa aneh? Apa memang keluarganya Sunmi itu meresahkan? Hwall juga berkata kalau ia tidak nyaman berada di sekitar Sunmi.

Heejin harus mencari tau apa yang terjadi pada tetangganya itu.



"PEREK!!!"

Teriakan dari koridor itu membuat Heejin terlonjak kaget. Orang gila mana yang berteriak mengucapkan kata yang tidak sopan pagi-pagi gini?!

Heejin keluar dari unit apartemennya dan melihat Yeji sedang adu mulut dengan kekasihnya Jeno, yang Heejin ketahui bernama Nancy.

"Jaga mulut lo!" seru Nancy.

"Emang lo perek kan? Hampir tiap malem lo nginep di apartemennya Jeno, jangan pikir orang sini pada gak tau." balas Yeji.

"Itu bukan urusan lo." balas Nancy.

Yeji tertawa licik. "Dasar pecun. Murahan."

Heejin menutup mulutnya kaget, tak percaya seseorang mengucapkan kata yang tak pantas itu kepada orang lain. Mengingat Yeji yang mengucapkannya, Heejin jadi tak heran.

Nancy tidak dapat menahan amarahnya, ia menghampiri Yeji dan langsung menjambak rambutnya keras. Heejin langsung menghampiri mereka dan menjauhkan Nancy dari Yeji.

"Kalian jangan bertengkar, please!" lerai Heejin. Ayo lah, sudah dua hari ini ia melihat pertengkaran dengan mata kepalanya sendiri.

"Jangan ikut campur lo!" ujar Yeji pedas sambil mendorong Heejin.

Yeji menghajar Nancy tiada ampun. Heejin pusing. Ia berjalan menuju unit apartemen keluarganya Yeji dan menekan bel apartemennya, mana tau ada Hyunjin atau Sunmi di dalam. Benar dugaan Heejin, pasti ada Hyunjin di dalam.

"Kenapa, Heejin?" sahut Hyunjin.

"Hyunjin, tolong. Yeji berantem sama Nancy." balas Heejin sembari menunjuk Yeji dan Nancy yang sedang sibuk bertengkar sekaligus adu mulut.

Hyunjin menoleh dan spontan menghampiri kembarannya itu, lalu ia menariknya menjauh dari Nancy.

"Lo harus bisa kendaliin emosi lo!" kata Hyunjin.

"Lepasin, Hyunjin!" erang Yeji sembari berusaha melepaskan diri dari cengkraman Hyunjin.

"Denger. Dengerin gue. Kalo lo gak suka sama dia, gak gini caranya. Stop." bisik Hyunjin.

Perlahan Yeji mulai menghentikan erangannya, ia yang awalnya memberontak perlahan terkulai diam. Hyunjin menghela napasnya lega.

Tapi ini menimbulkan pemandangan aneh yang baru bagi Heejin. Kenapa Yeji ini hanya menurut kepada Hyunjin?

"Atas nama Yeji, gue minta maaf atas keributan ini. Nancy, lo gak papa kan?" tanya Hyunjin.

Nancy hanya mengangguk pelan sebagai balasan, tanpa melihat ke arah Hyunjin sedikitpun.

"Yaudah, gue bawa Yeji dulu ke dalam." pamit Hyunjin sembari memapah Yeji masuk ke unit apartemen keluarga mereka.

Sedetik kemudian Nancy terjongkok lemas, membuat Heejin langsung menghampirinya dan ikut terjongkok.

"Lo gak papa? Ada yang sakit?" tanya Heejin.

Nancy hanya menggeleng, tetapi ia menangis. Membuat Heejin bingung bagaimana harus menghibur Nancy.

"Lo mau minum? Masuk ke unit gue dulu yuk. Tenangin diri lo." kata Heejin.




Nancy tengah menyeruput teh hangat yang Heejin buatkan untuknya. Gadis itu belum membuka mulutnya sedikitpun.

somewhere only we know ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang