15 // somewhere

468 116 14
                                    

Jeno membuka kedua matanya. Ia berada di sebuah tempat gelap. Semuanya hitam. Jeno menoleh ke sekitarnya, walaupun pada akhirnya yang ia temukan hanyalah kegelapan.

Tiba-tiba sebuah cahaya muncul, dari sebuah lilin. Tiba-tiba tiga orang yang tidak asing muncul di hadapan Jeno. Masing-masing dari mereka menggenggam sebuah lilin.









Nancy, Lino, dan Heejin.





"N-nancy..." lirih Jeno ketika ia melihat Nancy tersenyum simpul, walaupun wajahnya sangat pucat.

Jeno beralih menatap Lino. Wajah Lino juga terlihat pucat. Pandangan pria itu terlihat kosong. Tak ada senyuman terukir di wajahnya.

Jeno beralih menatap Heejin. Heejin tidak sepucat Nancy dan Lino. Tapi Jeno dapat membaca kesedihan dari wajah Heejin.

"Tolong." kata Heejin.

"Tolong." kata Heejin lagi.

Tiba-tiba Heejin menangis. Membuat Jeno semakin bingung untuk mencerna apa yang terjadi.








"Tolong mereka......" kata Heejin.
















Tolong..














Tolong...........























Jeno membuka kedua bola matanya lagi. Kali ini ia berada di kamar tidurnya. Jeno mengatur napasnya yang terengah-engah.














Ia memimpikan Heejin, Nancy, dan juga Lino. Heejin meminta tolong kepada Jeno.











Jeno mengusap wajahnya kasar. Ia langsung berdiri dan keluar dari unit apartemennya. Dengan terburu-buru ia berjalan ke lift dan memencet tombol lantai 10.

Setelah sampai di sebuah unit apartemen, Jeno langsung menggedor pintunya keras. Untung, si pemilik apartemen langsung membuka pintunya.













"Lo pasti tau sesuatu." kata Jeno.














Jungwoo mengerutkan keningnya bingung. "Tau apa?"













"Kematian Nancy. Hilangnya Lino. Dan hilangnya Heejin." kata Jeno.

Jeno menerobos masuk ke unit apartemen Jungwoo, dan mengecek satu persatu ruangan. Tapi nihil. Semua terlihat normal.

"Maksud lo, sekarang Heejin hilang?" tanya Jungwoo.

Jeno menatap kedua bola mata pria itu. Lagi-lagi ia tak menemukan apapun dari pikirannya. Kenapa sih orang ini sama sekali gak bisa dibaca?



"Lo... nuduh gue ya?" tanya Jungwoo. Pria itu tertawa pelan sampai menunjukkan kedua gigi kelincinya. "Kayaknya lo salah sangka deh."


Mungkin iya, pikir Jeno. Mungkin juga tidak, pikir Jeno lagi. Ah! Persetan dengan segala prasangka buruk Jeno.








somewhere only we know ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang