lino
cewek itubgak mati krnwa bnuhbdiri. cewnek itud di bynuhlino
sasjshsys
"Cewek itu gak mati bunuh diri. Cewek itu dibunuh." ucap Jeno sembari membaca pesan yang dikirim Lino kepada Chan.Tiba-tiba bel apartemen Jeno berbunyi. Jeno pun membuka pintunya dan melihat Heejin di sana. Gadis itu tersenyum lebar. Padahal kemarin, gadis itu menangis keras.
"Kenapa?" tanya Jeno.
"Gue boleh masuk?" tanya Heejin balik.
"Uhm, boleh." jawab Jeno sembari mempersilahkan Heejin masuk.
Heejin masuk ke dalam apartemen Jeno dan duduk di sofa. Jeno mengunci pintu apartemennya lalu duduk di samping Heejin.
"Kenapa?" tanya Jeno lagi.
"Gue tau... lo lagi nyari tau tentang korelasi kematian Nancy sama Kak Lino kan? Jadi, gue mau bantuin lo. Ya itu pun kalo lo ngizinin sih..." jawab Heejin.
Jeno mengerutkan keningnya kebingungan. "Lo... yakin?"
"Yakin." jawab Heejin.
"Tapi bukannya lo baru ajaㅡ"
"Ya terus? Gue harus sedih terus-terusan?" potong Heejin.
"Jadi gimana nih? diizinin gak gue buat bantuin lo?" tanya Heejin lagi.
"Ya... boleh-boleh aja sih." jawab Jeno.
"Menurut lo... pesan itu aneh gak sih?" tanya Heejin.
"Aneh banget. Lebih aneh lagi lanjutannya sih." jawab Jeno. "Menurut gue... dia mau ngasih tau sesuatu. Tapi nggak jadi?"
"Jadi menurut lo, Kak Lino itu... semacam saksi?" tanya Heejin.
Jeno menganggukan kepalanya.
"Jen, lo udah coba nyari rekaman CCTV lift belum? Gak mungkin kan Nancy ke rooftop gak terekam CCTV? Ya... mana tau dia sama seseorang?" tanya Heejin.
"Polisi waktu itu juga udah nyari rekamannya, tapi CCTV lift hari itu ntah kenapa bisa mati. Mungkin rusak." jawab Jeno.
"CCTV koridor gimana?" tanya Heejin lagi.
Jeno menggelengkan kepalanya. "Ada, tapi Nancy di situ sendirian. Makanya polisi langsung nyimpulin kalau Nancy bunuh diri."
Heejin menghela napasnya. "Gue rasa... Nancy dibunuh sama seseorang yang benci sama dia."
"Itu pasti. Dan gue mikirnya itu Yeji." balas Jeno.
Heejin hanya diam. Jujur, ia memikirkan hal yang sama. Tapi dia mencoba menghilangkan pikiran buruknya itu. Lagian tidak ada bukti yang menjerumus kalau Yeji adalah pelakunya.
Jeno berdiri dari duduknya, membuat Heejin spontan juga ikut berdiri. "Mau kemana?" tanya Heejin.
"Rooftop." jawab Jeno.
"Bukannya... masih ada garis polisi?" tanya Heejin.
Jeno tak mengubris ucapan Heejin dan berjalan menuju pintu apartemennya. Membuat Heejin otomatis berjalan mengikuti Jeno.
Setelah menaiki lift menuju lantai paling atas, mereka harus menaiki tangga menuju atap.
"Sial. Di sini gak ada CCTV." umpat Jeno.
Heejin mengangguk. Coba saja kalau ada CCTV, pasti sudah terlihat jelas apa yang terjadi dengan Nancy.
Mereka sampai di atap yang masih dibatasi dengan garis kuning polisi. Dengan nekat, mereka melewati garis tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
somewhere only we know ✓
Fanfictionjeon heejin featuring her weird-ass yet creepy neighbors