18 // save me, save you

688 133 69
                                    

Perlahan Heejin mulai membuka kedua bola matanya, ia terbatuk. Heejin kira ia sudah ada di akhirat, atau lebih parahnya masih berada di apartemen keluarga Hwang.

Ternyata tidak. Heejin berada di sebuah kamar tidur. Heejin menoleh ke kanan dan melihat Jeno sedang tertunduk, ternyata Jeno tertidur di kursi.

"Jeno," panggil Heejin.

Jeno yang awalnya tidur langsung terbangun karena panggilan Heejin. "Heejin? Lo udah bangun?"

"Jeno... tolong gue. Gue diculik sama Keluarga Bu Sunmiㅡ" omongan Heejin terhenti kala Jeno meletakkan telunjuknya di bibir Heejin.

"Gue udah tau. Bu Sunmi, Hyunjin, sama Yeji udah diamankan polisi. Lo tenang aja." balas Jeno.

Heejin mencengkram lengan Jeno. Tubuhnya bergetar hebat. Sakin bergetarnya, Heejin tak mampu berkata apa-apa.

"Lo ada di rumah gue. Lo aman sekarang." kata Jeno. "Jasad Lino juga udah ditemukan. Semua udah terbongkar, Heejin."

Heejin menggelengkan kepalanya. "Jeno... gue takut...."

Jeno menatap gadis itu iba. Heejin pasti sangat ketakutan. Ya, tentu saja ia ketakutan. Mungkin ia trauma hebat kepada keluarga Hwang.

"Gue ada di sini, lo gak perlu takut." kata Jeno sembari membawa Heejin ke pelukannya.

"Sekarang lo istirahat. Kalau lo udah merasa baik, kita akan diperiksa sama Polisi. Gak papa ya?" tanya Jeno.

Heejin mengangguk pelan. "Iya."

Heejin menatap pria itu lekat-lekat. Melalui apartemen itu, Heejin mengenal banyak orang aneh dan mengerikan. Tapi, melalui apartemen itu juga Heejin dipertemukan dengan malaikat tak bersayap seperti Jeno.

Jeno, sosok yang paling Heejin curigai pada awalnya ternyata adalah penyelamat hidupnya. Jeno sudah menyelamatkan hidupnya untuk kesekian kalinya.

Jeno memang terlihat dingin dan cuek. Tapi hatinya baik. Sebaik dan sesuci malaikat. Heejin tidak percaya, di dunia sekejam ini masih ada pria sebaik Jeno.

"Istirahat, gih." perintah Jeno.

Jeno hendak berdiri dari duduknya, namun pada akhirnya Heejin mencegahnya. "Temenin gue.... gue mohon."

Heejin menepuk kasurnya di sebelah kanan. Melihat Heejin yang terlihat cemas, Jeno tidak punya pilihan lain selain menyetujuinya.

Jeno berbaring di sebelah Heejin. Sementara Heejin menyenderkan kepalanya di dada bidang Jeno. Tangan kanan Jeno tergerak mengusap surai kecoklatan Heejin, membuat Heejin merasa sangat nyaman dan perlahan mulai tertidur.

"Jeno," panggil Heejin.

"Hm?" sahut Jeno.

"Thank you for saving my life. You are such a guardian angel." kata Heejin lirih.

Jeno tak membalas apapun, tangannya terus tergerak mengusap surai kecoklatan Heejin.

Heejin semakin mengeratkan pelukannya kepada Jeno. "I love you."












"Love you too."

Perlahan Heejin terbangun. Ia menoleh dan melihat Jeno sudah tak ada di sisinya. Matanya tergerak ke arah jam dinding yang sudah menunjukan pukul satu siang.

Perlahan kaki Heejin tergerak keluar dari kamar dan menuruni tangga ke lantai dasar. Di lantai dasar Heejin melihat Jeno, Jiheon dan Tiffany sedang makan di meja makan.

somewhere only we know ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang