Part 12 || STRENGTH

72 42 11
                                    

Hohoho lanjottt

Selamat memasuki konflik awal

***

"yang namanya kebenaran pasti akan terungkap. Entah itu nanti, besok, atau kapanpun itu."

Now playing | Coldplay - Magic

***

Alice melepas name tag panitianya kemudian menggunakan benda tersebut sebagai kipas, tangan kirinya mengelap keringat di pelipis.

Ketua osis itu beranjak dari duduknya, setelah pamit dengan teman-teman, ia berjalan menuju ruang osis.

Masih dengan gerakan mengipas wajah, gadis itu mengurungkan niatnya membukak pintu, di dengarnya suara dari dalam ruangan, Alice memilih mengintip dari sela-sela pintu.

Mata hazelnya melihat Zafran yang tengah mengambil kawat yang melayang menuju pemuda itu, gadis itu diam, ia sama sekali tidak kaget.

Melihat Zafran yang mencoba membukak lacinya dengan serius, Alice memilih mengendap-endap dan menyodorkan kunci lacinya dengan sukarela.

"butuh ini?" kata Alice

Zafran tersentak kaget, cowok itu benar-benar seperti maling yang tertangkap basah, Alice tersenyum manis "buka saja" suruhnya.

Zafran tampak ragu menerima kunci yang di sodorkan Alice, cowok itu benar-benar bingung, kenapa Alice tidak memarahinya?

"ck. Lama, sini aku aja yang buka" Alice mengambil alih kunci dan mendorong tubuh Zafran agar bergeser menjauhi laci agar gadis itu leluasa membukak kunci.

Zafran masih diam, ia memandang Alice dengan raut heran, setelah laci terbuka, Alice berdiri tegak "gak usah bengong. Ambil gih, yang kamu cari ada di dalam situ"

Alice memang tidak bisa di tebak, Zafran benar-benar blank untuk mendeskripsikan sosok ketua osisnya ini, sejak kapan Alice melihatnya? Apakah Alice mengetahui rahasianya? Kenapa dia tidak marah? Kenapa dia dengan sukarela memberikan yang Zafran cari?

Dengan hati-hati, Zafran mengeluarkan salah satu buku yang ada di dalam laci, ia membaca sampulnya yang bertuliskan 'The Book of Sinestesia' Zafran langsung memandang lekat Alice.

Alice terkekeh "ya, aku sama sepertimu, kamu kaget?" gadis cantik itu tertawa, benar-benar manis sekali. Tidak! Zafran harus fokus.

"kamu tahu saya sinestesian?" Zafran melontarkan pertanyaan sembari membukak buku tersebut, halaman pertama hanya berisi pengertian sinestesia dan teori-teori singkat, ini tulisan tangan, buku ini mirip seperti diary.

Alice bersandar pada meja, sepertinya ini waktu yang tepat memberitahu Zafran tentang rahasia-rahasia yang disimpannya, toh Zafran juga wakilnya sekarang "nggak, aku hanya tahu kamu pemilik kekuatan, aku baru tahu kamu sinestesian barusan pas kamu nanya" ucap gadis itu.

Zafran menghentikan gerakan tangannya, ia memandang Alice "KAMU JUGA TAHU ITU?!" Zafran benar-benar tak habis pikir, ia lega, kaget, speechless, dan ah pokoknya jiwanya penuh dengan gejolak.

Alice lagi-lagi tertawa, ia menikmati setiap ekspresi yang dikeluarkan Zafran, Alice mengira Zafran adalah sosok lelaki yang jumlah ekspresinya terbatas, ternyata salah, hari ini ia sudah melihat banyak eksperesi, cowok ini sungguh manis.

Alice menenangkan Zafran, gadis itu menyuruh tidak usah berteriak karna menghindari ada yang dengar, mereka mulai merendahkan suara.

"hey! Kamu pikir aku bodoh? Pertama. Pas belanja properti, harusnya botol itu jatuh ke kepalaku, tapi justru malah terlempar ke belakangku, kalau dihitung dan dilihat pakai logika, itu nggak masuk akal" Alice mengangkat satu jarinya dan menjelaskan apa yang dia ketahui.

"STRENGTH"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang