"Sakitt" Kiara mengaduh kesakitan saat tangannya di tarik dengan kasar begitu saja oleh Arga.
Selepas kepergian orang tua Lukas dan Lukas, Arga menarik Kiara menuju kamarnya
"Maksudnya apa?" Tanya Arga dengan nada geram.
Kiara mengadahkan kepalanya tinggi-tinggi menentang Arga.
Dia tak takut dengan Arga!
"Apa? Maksud gue apa?! Yaa Lu pikir sendiri lah!" Ketusnya.
Arga menghela nafas sambil memejamkan matanya, lalu ia menghela nafas panjang.
Berusaha mengatur emosi yang siap meledak.
"Itu anakku!" Tunjuk Arga ke perut Kiara dengan jari telunjuknya.
Arga tak habis fikir. Kenapa Kiara melakukan itu?? Apa Kiara berkata pada tunangannya itu bahwa anak yang di kandungnya adalah Anaknya dan Lukas?? Hingga Lukas berani dan mengatakan pada semua jika saat ini Kiara tengah mengandung anaknya?
"Yang bilang anak Papa gue siapa?" Gumam Kiara acuh.
"Kiara" geram Arga menatap Kiara tajam.
Tak bisakah gadis di depannya ini serius dan tidak bercanda??
"Gue gak ada bilang sama Lukas kalo ini anaknya! Karena gue sama Lukas gak pernah ngelakuin itu! Lukas cuma mau nolong Gue! Lo sendiri harusnya berfikir. Kalo perut gue semakin membesar orang tua Gue pasti tau! Dan itu bakalan buat Gue di usir dari rumah!" Ucap Kiara menggebu, ada amarah di setiap ucapannya.
"Oh iya gue lupa! Lo mana ada pemikiran kaya gitu. Yang Lo pikirin itu kebahagian Lo tanpa tau kalo orang yang bisa buat Lo bahagia itu terluka Bangsat! " Umpat Kiara di akhir kalimatnya.
"Dan lagi! Gue cinta sama Lukas!" Setelahnya Kiara pergi meninggalkan Arga yang terpaku.
Cinta dengan Lukas?
Kenapa rasanya ia tak suka mendengar itu??
Ahh tidak! Stop it Arga! Kamu sudah punya Leora, istri tercinta mu!. Batin Arga
•••
"Gue gak nyangka Lo bener-bener ngelakuin itu" ucap Kiara pada Telfonnya.
Karena saat ini Kiara dan Lukas tengah berbicara lewat telfon.
Lukas tertawa.
Dia memang akan mewujudkan sesuatu yang benar-benar ia inginkan. Apalagi Kiara, dia mencintai Kiara dan tak akan membiarkan Kiara menderita sendiri. Dan lagi, Lukas tak mau kehilangan Kiara, cinta Pertamanya."Karena Gue mau. Udah.. tidur gih! Bumil gak baek tidur malam-malam"
Dari sebrang sana, tepatnya di kamar Kiara. Kiara memberengut.
"Bahkan Gue gak peduli sama kehamilan Gue" ucapnya malas.
"Ehh Somplak! Lo kaga boleh bilang gitu! Anak itu titipan Tuhan. Dan Tuhan lagi menitipkan dia ke Elo, jaga bicaranya Kiara" nasihat Lukas.
Kiara berdecak malas.
"CK! Iya-iya Gue tidur" akhirnya Kiara menuruti perkataan Lukas membuat Lukas tersenyum."Nahh gitu dong Calon bini. Yaudah tidur gih" titah nya.
"Iya"
Setelah itu sambungan telefon dimatikan oleh Kiara.
Lalu Kiara memposisikan dirinya berbaring di ranjang, menatap langit-langit kamar.
Ahh jika Lukas memperlakukannya dengan manis terus, lambat Laun hatinya akan luluh pada Lukas.
Tapi gak apa-apa, Kiara senang akan hal itu kok.
~~~
Arga membuka pintu kamar dengan pelan agar sang empu kamar tak terbangun.
Setelah pintu kamar terbuka Arga masuk pelan-pelan lalu menutup pintu juga pelan.
"Hai anak Daddy" sapa Arga mengajak ngobrol pada perut Kiara.
Arga memposisikan Dirinya tepat di depan perut Kiara, karena Kiara saat ini tengah tidur menyamping.
"Sehat-sehat disana. Daddy dan mommy mu yang di London tengah menantimu" bisiknya lagi, setelah itu Arga mengelus perut Kiara.
Dalam tidurnya Kiara tak terusik, malah ia merasa nyaman sampai-sampai dia tersenyum.
Arga mencium perut Kiara.
Jujur dia sangat menanti kehadiran sosok penerus Keluarganya.
Yaitu anaknya.
Walaupun dengan kenyataan yang ada, bahwa Itu adalah anaknya dan Kiara.
Bukan anaknya dan Leora, tapi Arga tak mempersalahkan itu semua.
Lalu pandangan mata Arga tak sengaja terarah ke bibir Kiara.
Ahh rasanya ia ingin mencium dan melumat bibir itu dengan gemas.
Bibir Kiara merah sekali, seperti delima. Dan Arga yakin bibir Kiara rasanya manis.
"Apa semanis bibir Leora?" Gumam Arga, berfikir.
Masih dengan menatap bibir Kiara secara intens.
"CK! Apa-apaan kamu Arga! Ingat istrimu! Dan dia, dia adalah SEPUPU mu!" Tekan Arga pada dirinya sendiri.
Tapi..
Arga tak mampu mencegah dirinya, akal sehatnya telah berkurang.
Terbukti sekarang Arga tengah mencium bibir Kiara.
Bukan-bukan.. bukan mencium lebih tepatnya. Tapi melumat bibir Kiara dengan Rakus
Menghisap layaknya permen.
Benar. Bibir Kiara sangat manis, Arga yakin bibir ini belum terjamah oleh siapapun selain dirinya..
CK! Sepertinya Arga tak mampu untuk menyudahi ini.
Karena baginya ini adalah nikmat.Kiara merasa terusik dari tidurnya, di dalam mimpinya Kiara. Kiara di cium oleh Arga saat membuka mata ternyata Arga benar-benar menciumnya.
Ingat! MENCIUMNYA!
Kiara kaget atas perbuatan Arga, Kiara berusaha berontak sambil memukul-mukul dada Arga tapi percuma karena Arga tak gentar sedikitpun.
Dia tetap melakukan aksinya, bahkan sekarang bukan hanya menjajah habis bibir Kiara. Tapi tangannya sudah berada di area bukit indah miliknya.
"Mmhhh..mmhhh" Kiara berusaha berteriak.
Dan lagi, Ia kehabisan nafas.
Melihat Kiara yang seperti kehabisan nafas Arga melepas ciumannya, tapi sekarang bibirnya beralih ke leher jenjang Kiara.
Dia menghisapnya.
Ahh kenapa semua terasa begitu manis??
Batin Arga.Apa ini?? Kenapa rasanya.. kenapa rasanya sangat nikmat Kiara ingin berteriak mengeluarkan suara aneh!
Apalagi pada saat Arga mengecup dan meninggalkan tanda-tanda kissmark di bagian dada Kiara.
Ntahlah.
Rasanya akal sehat Kiara hilang begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
PREGNANT FROM INSEMINATION [END]
RomansaKiara terbangun di sebuah RS secara tiba-tiba dalam keadaan sehat wa'alfiat. Tapi ada yang aneh, Ia merasa ada yang aneh dalam rahimnya tapi Kiara tak tau apa itu. Beberapa bulan berlalu Kiara kembali terbangun di sebuah RS yang sama, tapi kali ini...