PROLOG

27K 1K 65
                                    

"Jaa ne, Captain!" pamit Nazumoto Ryoko dan Furusaki Kaoru kepada Ilsa usai makan malam bersama mereka.

Ilsa melambaikan tangannya kepada rekan kerjanya dan sesekali tersenyum kasihan kepada Kaoru yang harus menggendong kekasihnya, Sakumoto Airi yang mabuk akibat kebanyakan minum.

"Kaoru, satu gelas lagi..." gumam Airi lalu wanita itu mulai berbicara dengan tidak jelas.

"Dalam mimpimu! Kau ini benar-benar merepotkan!" kesal Kaoru sembari membenarkan posisi Airi yang nyaris melorot dari gendongannya.

"Aa, romantisnya! Furusaki, kau benar-benar pacar idaman!" goda Ryoko sedangkan Kaoru melotot padanya sebelum meninggalkan Ryoko dan Ilsa.

"Dasar tsundere! Aku salut Airi bisa mau menerima laki-laki seperti dia," komentar Ryoko sedangkan Ilsa tersenyum kecil.

"Begitulah. Kau cepatlah ke halte. Sebentar lagi busmu datang."

"Haik! Jaa ne, Captain. Hati-hati ya!" Ryoko melambaikan tangannya kepada Ilsa lalu berjalan menuju halte yang arahnya berbeda dengan arah apartemen Ilsa.

Ketika memastikan ketiga rekannya telah berada di rute mereka masing-masing, barulah Ilsa berjalan pulang.

"Harusnya tidak minum banyak. Gini aja udah mau panas dalam," keluh Ilsa sembari memegang tenggorokannya yang terasa kering dan panas.

Meski dirinya sudah lama tinggal di Jepang, istilah masuk angin dan panas dalam khas orang Indonesia tetap mendarah daging seperti cintanya terhadap Indomie.

"Beli susu encer sebelum pulang." dan ciri khas lain yang membuktikan dia memang orang Indonesia serta anaknya Taren adalah doyan susu murni alias susu beruang yang fenomenal di Indonesia.

•••

Rencananya adalah Ilsa akan membeli susu murni di minimarket 24 jam dekat apartemennya, tapi tenggorokan Ilsa berkata lain. Tenggorokannya semakin kering dan panas, alhasil dia langsung mencari susu murni saat melihat minimarket yang letaknya tidak jauh dari kedai tempat ia makan dan minum tadi.

"Buaah! Leganya! Memang kalau udah tua jangan sembarangan makan dan minum," gumamnya begitu selesai minum susu murni yang baru ia beli.

"Keknya harus mulai minum susu encer tiap hari kek Papa dulu," lanjutnya sembari berjalan. Hari telah gelap dan jalanan lumayan sepi, tapi masih ada beberapa orang berkeliaran untuk membeli cemilan untuk menemani mereka di tengah malam.

Baru satu dua langkah, Ilsa menghentikan langkah kakinya saat melihat pria berusia senja berjalan dengan sempoyongan sambil memegang dada kirinya.

Tidak perlu pikir panjang, Ilsa langsung mendekati pria tersebut. Namun lagi-lagi, baru selangkah ia bergetak. Pria itu langsung pingsan dan jatuh.

Sontak Ilsa langsung berlari dan menggunakan syalnya untuk dijadikan alas kepala bagi pria senja yang pingsan itu. Sedangkan yang lain hanya menonton.

"Ambulan..." Ilsa langsung mengambil ponselnya dan menghubungi nomor darurat Jepang yang selalu aktif 24 jam.

Tidak perlu lama-lama, Ilsa langsung memberi tahu kondisi darurat yang terjadi dan memberi informasi detil di mana posisinya sekarang.

Ilsa memutuskan panggilan begitu laporannya telah diterima. Sembari menunggu ambulan, Ilsa berusaha memberikan pertolongan pertama kepada orang yang diduga terkena serangan jantung.

"Apa yang terjadi?" tanya seorang laki-laki dengan Korean style yang menghampirinya.

"Sepertinya dia terkena serangan jantung. Aku sudah menghubungi ambulan dan mereka akan segera tiba."

Not so RomanticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang