3.4 Sembakung

385 9 2
                                    

Perseteruan Pak Ernes dan Ricko semakin runcing. Aku merasa terjepit di tengah-tengah, meski sebenarnya aku nggak ada hubungannya dengan permasalahan mereka. Tapi gimana lagi, di satu sisi aku satu ruang kerja dengan Ricko. Di sisi lain, aku satu rumah dengan Pak Ernes.
.
Saat di ruang kerja, aku mendengarkan keluhan Ricko tentang Pak Ernes. Sebagian aku rasakan emang benar adanya, sebagian lagi cuma persepsi subyektif Ricko. Kadang kedua bagian itu kabur, mana fakta mana persepsi.
.
Sementara di rumah, aku pun mendengarkan cerita Pak Ernes tentang Ricko. Sama, sebagian fakta sebagian persepsi. Hehhhhmmmm....
Akhirnya kuputuskan untuk dengar dan abaikan. Wkwkwkwkw....
.
Menurut Ricko, Pak Ernes itu penjilat, bermuka dua, manis di depan, sadis di belakang. Selalu cari muka di depan Pak Rajaguguk. Pak Rajaguguk sendiri, masih menurut Ricko, adalah tipe atasan yang suka menyalakan bawahan, suka dipuji, gila hormat dan menyebalkan. Selama bertetangga dengan mereka, aku belum merasakan apa yang disampaikan oleh Ricko. Selama ini Pak Ernes n Pak Rajaguguk baik baik saja ke aku.
.
Sedangkan menurut Pak Ernes, Ricko itu pembangkang, tidak bisa diatur, semaunya sendiri, sok-sokan, tidak hormat ke atasan, cenderung meremehkan sesama pekerja. Tipikal anak buah n teman kerja yang tidak menyenangkan. Aku sendiri sudah merasakannya 😅😂🤣.
.
Walaupun begitu, entah kenapa aku lebih cenderung berpihak ke Ricko. Eiiitssss jangan berfikir karena Ricko lebih menarik ya, dia sama sekali nggak menarik. Wkwkwkwkwk. Meskipun menyebalkan, Aku merasa Ricko lebih apa adanya dibandingkan Pak Ernes n Pak Rajaguguk.
.
"Mereka dulu dekat loh dok..." ucap Eve suatu ketika.

"Hah? Ricko dan Pak Ernes?"

"Iya. Mereka malah kayak kompak banget, kayak sahabat gitu, meski usia dan status mereka berbeda..." lanjut Eve.

"Trus kenapa skrg jadi begitu?"

"Ricko kecewa. Sebenarnya kan kantor kita di bangunan sebelah pos satpam itu. Nah saat itu, lantai kamar mandinya ambles. Dan Ricko terjatuh. Ricko minta tolong kompensasi pengobatan, ternyata nggak dikasih Pak Ernest. Katanya sih nggak dapat acc dari Pak Rajagukguk."
.
"Oooo begitu..." FYI yak, seluruh bangunan di estate terbuat dari kayu, bentuknya seperti rumah panggung, tapi enggak terlalu tinggi. Kurang lebih setengah meteran di atas permukaan tanah.

"Nah, sejak saat itu, ricko jadi suka membantah pak ernes." kisah pun terurai. Semestinya memang ada empati dari perusahan karena kecelajan terjadi di tempat kerja. Hanya saja, kami ini siapa? Kami karyawan outsorching, segala hal kebutuhan kami bukan tanggung jawab perusahan tempat kami dipekerjakan. Tapi tanggung jawab perusahan yang jauh di seberang sana, di Medan Sumatra Utara.
.
.
"Memang begitu adanya Pak Ernes. Ya tipikal wong kulonan mas..." ucap Rizal di lain waktu. Maksudnya wong kulonan, bagi kami wong jawa timur, adalah orang orang jawa tengah atau Yogyakarta. Stigma yang berkembang di masyarakat jawa timur adalah bahwa wong kulonan itu enak di depan, mbendol di belakang, kayak blangkon yang mereka pakai. Wkwkwkwkw... Maaf maaf SARA jadinya. Tapi itu nggak selalu benar sih. Cuma anggapan masyarakat aja.
.
Rizal sendiri juga punya pengalaman nggak enak dengan Pak Ernest. Dulu sebelum kerja sebagia supir di PT Permata Raya, perusahan tempat kami bernaung, Rizal adalah supir di PT Rimba Raya, perusahan tempat kami bekerja sbg tenaga outsorching, perusahan yang dipimpin oleh Pak Rajagukguk. Sekitar setahun yang lalu, kontraknya habis. Dia berharap Pak ernes dapat membantu perpanjangan kontraknya, mengingat sama sama orang jawa. Dan pak ernes mengiyakan, rizal akan dipanggil kembali setelah tiga bulan masa non aktif. Tapi hingga tiga bulan rizal menganggur, tidak pula dipanggil untuk tanda tangan kontrak baru. Kata pak ernes aturannya berubah menjadi 6 bulan. Dan setelah 6 bulan menganggur, belum juga ada pemanggilan. Sementara, ada beberapa supir yang masuk. Tidak mau menanyakan lagi statusnya. Rizal pun mengambil lowongan supir di Permata Raya, dengan gaji yang lebih kecil daripada supir Rimba Raya.
.
Hmmmmm....
.
***
.
Istri Pak ernes datang dari yogya. Membawa bayinya yang berusia sekitar satu tahun. Secara umum, bu ernes tipikal istri idaman. Supel, pandai masak, pandai macak, pandai manak. Terbukti meski udah 4 x melahirkan, body nya masih singset ala ala penari keraton.

Kedatangan bu ernes membawa berkah tersendiri buat ku. Setidaknya pengeluaran ku berkurang karena makan malam disediain oleh bu ernes. Wkwkwmwmwmw. Tinggal sarapan n makan siang aja aku beli di kantin Budhe. Sebenarnya bu ernes menawarkan sarapan n makan siang juga sih, tapi akunya enggak enak. Selain itu, sarapan n makan siang kan momennya bersosialisasi dengan pekerja lain di kantin, tentunya juga dengan para satpam idola. Wkwkwkwk.

Beberapa hari kemudian, Pak Joko pun kembali dari cuti rutin nya. Membawa oleh oleh cempedak dari rumahnya di Kabupaten Tana Tidung yang berjarak sekitar 3 jam dari Estate. Dari logatnya, Pak Joko udah nggak bisa dibedakan lagi dari orang Tidung, sama sekali enggak kedengaran logat jawa. Ya secara, udah dua puluh tahun lebih dia merantau di Kalimantan.

Lalu datang pula Pak Sujiwo, orang jawa juga, tapi KTPnya sudah Samarinda. Beliau adalah supervisor yang didatangkan khusus untuk memantau perkembangan estate Sembakung yang dinilai stagnan. Secara posisi, dia setara dengan pak Rajagukguk. Maka tinggalnya pun di rumah dinas GM, seatap dengan pak Rajagukguk.

Pak Jiwo n pak joko, sama sama orang jawa, sama sama tahunan merantau, sama sama baik dan ramah. Bedanya, pak jiwo masih kentara banget logat jawa nya. Secara fisik tentu saja berbeda 😅. Pak joko cungkring. Pak jiwo chubby. Pak joko lebih pendiam, pak jiwo lebih ramai.
.
***
"Tak terasa, bulan puasa akan segera datang" ucap Pakdhe yang dipercaya sebagai Ketua Takmir Masjid Rimba Raya. "Selain trawih bareng, tahun lalu kita adakan buka bersama seluruh warga estate. Baik muslim maupun non muslim. Baik karyawan Rimba Raya maupun outsorching. Ada usulan lain?"

"Program yang ada tahun lalu kita lanjutkan. Mungkin perlu sedikit inovasi aja. Misalnya manggil ustadz buat acara buka bersama." kata pak ernes.

"Setuju. Kalau perlu kita manggil ustadz untuk imam terawih full 1 bulan" kata karyawan lain. Diantara peserta rapat kali ini, tampaknya dia yang paling enak dilihat. Tinggi 175cm, dada bidang dan berotot, lengannya bulging banget, perut rata, kayaknya kotak kotak deh. Tampang manly n berwibawa. Umur sekitar 30an. ... Ouemjiiii...  Padahal ini di masjid dan sedang rapat persiapan ramadhan, kenapa aku malah mikir ke arah situ? 😅😓

"Kalo manggil ustadz selama satu bulan, mau tinggal di mana? Mess udah penuh." kata Pak ernes.

"Monggo bisa pakai kamar saya. Ada dua kasur di kamar saya. " timpalku.

"Ya ndak bisa." tolak Pak Ernes tiba-tiba. "Mes Timur kan khusus para manager." aku terdiam. Mungkin inilah sisi menyebalkannya pak ernes, terlalu birokratis n terkesan feodal. Duh masih jaman yak... Wkwkwkwk.

4 rumah mes yang berada di deretan timur memang rumah mes yang dikhususkan untuk para manager. 1 rumah untuk top level manager. Dan 3 untuk midle level manager. Terkait pengaturan n pemeliharaan fasilitas estate, pak ernes lah penanggung jawabnya sebagai Common Service Manager. Tapi apa ya gak bisa gitu seorang ustadz ditempatkan di mess manager? Bukankah itu bentuk dari penghormatan ke manager?

Rapat mandeg. Hening. Pakdhe sebagai ketua takmir tak berdaya membantah Pak Ernes sebagai Common service manager. Apalagi yang lain, termasuk aku yang walaupun selevel middle manager, tapi bukan manager dan tentunya bukan karyawan Rimba Raya. 🥴 aku jadi teringat tumpukan kasur busa yang ada di ruang tamu mess kami. Kenapa tidak di bagi saja? Padahal beberapa karyawan tidak memiliki kasur yang layak di mess nya. Ahhh..  Mungkin masalah birokrasi.

"Kalau memang Ustadz tidak bisa menempati mess manager, anggap saja ustadz tsb tamu atau keluarga saya. Akan saya sambut beliau di mess saya. Semua keperluan beliau akan syaa tanggung. " ucap Pak Jiwo yang dari tadi diam.

Pak Ernest terdiam, tak bisa membantah. Meski dia berkuasa atas pengaturan fasilitas estate, tapi kedudukan Pak jiwo jelas lebih tinggi dari dia.

Rapat pun ditutup oleh Pakdhe dengan keputusan ustadz akan ditempatkan di mess ku.

Rapat pun ditutup oleh Pakdhe dengan keputusan ustadz akan ditempatkan di mess ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Petualangan Kliman 😂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang