Btw maap banget yak, tulisannya kepotong potong. Enggak tuntas langsung. Soalnya ngetiknya nunggu ada waktu 😫😔 . Oke lanjut. . Memasuki hutan damar membuat hati terasa sejuk. Emang realitasnya sejuk sih dibandingkan dengan ladang yang penuh sinar mentari. Sebelum kami masuk hutan damar, si walang inisiatif minta sayuran ke penduduk. Alhasil kami dapat tambahan logistik berupa tomat, cabe hijau, buncis, kubis, kentang dll. Alhamdulillah, rejeki anak Sholeh. Xixixi. .
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Hutan damar)
Perjalana kami lanjutkan untuk menembus hutan damar. Medannya ya biasalah nanjak nanjak manjah. Sepanjang perjalanan kami saling ngobrol. Eh taunya si jangkrik mulai ngos-ngosan. Dia pun minta istirahat. Kami pun istirahat sambil minum. Kutuangkan serbuk ramuan andalanku ke dalam botol minuman ku. Apa tuh? ORALIT. Wkwkwkwk. . Yes, oralit guna banget buat pendakian, fungsinya sama koq dengan pocari atau minuman elektrolit lainnya. FYI aja, oralit tuh bukan obat diare tapi serbuk elektrolit yang digunakan untuk ganti elektrolit yang hilang karena diare. Nah karena pendakian itu nguras keringat banget, dan garam garam pun keluar bersama keringat (makanya keringat jadi asin, bahkan kalo keringan kering, biasanya ada kristal garam di kulit kita), maka gak ada salahnya minum oralit. Dan itu evidence based banget sih menurut ku. . Selesai istirahat kami melanjutkan perjalanan menembus hutan damar. Lepas hutan damar ada pos gubuk. Abis gitu full nanjak tralala.... Eeeewwwwwww.... Hutannya pun hutan tropis gelap. Hiksssss... Ditambah kabuuuuutsssss basaaahhhh..... . Sekitar 30 menit menembus hutan hujan tropis berkabut basah, si jangkrik makin kewalahan. Akhirnya kami putuskan unntuk istirahat dan makan siang. Eh eh eh lagi enak enaknya makan siang, gerimis mengundang datang. Kami pun bersegera berjalan. Dan gerimisnya kerasan banget. Basah, becek, gak ada ojek. Tapi ya begitulah namanya pendakian 😂😬 . Karena kewalahan si jangkrik pun beberapa kali berhenti, padahal beban dia termasuk yang paling ringan. Emang sejak awal aku udah badfeeling deh Ama sih jangkrik ini. Mau pendakian koq pake tas sekolah. Ya seminimal nya 30 liter lah. Dan pas di rumah walang, walang nawarin tas yang lebih besar, eh si jangkrik nolak. 😒🤔 Akhirnya semua beban dibawa si walang. Untung walang orangnya sabar dan kuat. Wkwkwkwk . Sementara si jangkrik berhenti, si walang terus berjalan seolah bekejaran dengan hujan. Padahal bawa ransel paling besar di antara kami. Yes, ransel gunung kapasitas 60 liter. Isinya tenda, kompor, nesting, gas dan logistik dan alat pribadi walang. Sedangkan aku bawa ransel 30 liter. Isinya alat pribadiku dan beberapa logistik n alat kelompok. . Akhirnya aku terjebak di tengah tengah. Mau kejar walang, takut si jangkrik makin ketinggalan. Mau nunggu si jangkrik, takutnya si walang makin jauh. Akhirnya aku putuskan jalan lambat lambat saja. Sambil terus panggil jangkrik dan walang. . Si jangkrik selalu jawab saat aku panggil. Jadinya aku merasa aman. Yang bikin kesel ya si walang, makin lama makin jauh. Makin gak dengar pula jawabannya. 😤😑 Ya ya ya aku tahu dia kuat, tapi gak gitu juga kaleeee.... Di sini, jauh di belakang dia, masih ada dua makhluk hidup sedang tertatih tatih menembus hujan di tengah hutan hujan tropis yang gelap. Apalagi matahari semakin tenggelam. Ya otomatis suasana makin gelap. Arggggghhhh .... Aku benci mengakui nya, tapi aku kesel sama si walang. . Akhirnya aku memutuskan untuk berhenti mengejar walang. Kasian si jangkrik yang udah kepayahan banget. Tak berapa lama setelah aku berhenti, akhirnya jangkrik terlihat berjalan tertatih. Aku tanya apa dia baik baik aja. Dia bilang baik baik aja. Akhirnya kami berjalan kembali. . "Yaudahlah, kita pelan pelan aja, gak usah kejar si walang" kataku. . "Iyah..." Jawab si jangkrik lemah. . Setelah berjalan sekitar 20 menit akhirnya kami ketemu si walang yang duduk santai sambil senyum senyum. Ihhh nyebelin banget... Kalo aja ini bukan ditengah hutan, udah aku tinggal pulang nih cowok. Lah pas aku jengkel jengkelnya, dia malah godain aku. Akhirnya aku putuskan kalo si jangkrik di depan. Aku di tengah dan si walang harus di belakang. Gimana pun terlalu beresiko kalo si jangkrik di belakang. . Satu hal lagi, perjalanan ini harus kita akhiri jam 17.00. dan dilanjutkan besok pagi. Begitu kami menemukan tempat lapang, maka harus segera dirikan tenda. Walang sang pemimpin perjalanan pun mau gak mau setuju dengan pendapat ku. Awalnya dia nolak, karena dia merasa kuat, si jangkrik yang ngos ngosan pun merasa kuat dan mau maksa pendakian lanjut sampe malam, sampe tiba di tujuan kami : danau taman hidup. Tapi aku bersikeras gak mau. Ya jelas jelas si jangkrik ngos-ngosan banget, masih berlagak kuat. Aku sendiri juga udah payah banget koq. Dan kuduga si walang juga. Tapi si walang bersikeras bilang kuat. Ya sudahlah dia pemimpin nya, akhirnya diambil keputusan max sampai jam 19.00. . Kami pun melanjutkan perjalanan sesuai formasi. Jangkrik di depan, aku di tengah dan walang di belakang. Dan... Terjadilah sesuanu itu ... 😒😅😫😄😆 Yes .. sesuanu. . Disaat aku merangkak rangkak di tanjakan manjah tralala, walang yang berada di belakang ku colek colek belahan pantat akuuuhhh... Hayati ternoda bang.. 😫😫😫 . Sebenarnya, sejak awal, aku udha wishful think ke dia. Wkwkwkwk... Pas chat gitu, aku nyah manjah manjah. Ya gimana ya, kayak semacam naluri gitu, kalo ketemu/chat cowok yang manly, bawaannya jadi lenjeh nan manjah gitu. Dianya juga kayak sengaja mancing kelenjehan aku. . " Di hutan Argopuro ada macan dan "macan" loh..."
Kayak sengaja nakutin aku gitu. Bukannya jadi takut, guenya jadi lenjeh manjah malahan. 😅😀😁 . Aku jawab "jagain aku ya bang... " Dan dia ngiyain. Wkwkwkwk ... . Pas di rumahnya pun, saat menginap sebelum berangkat mendaki, dia mancing mancing dengan cerita cerita pengalamannya di Surabaya. Pernah digodain cewek maupun cowok bahkan waria. Maksudnya apa coba??? . Dan begitulah kejadian itu terjadi. Gue langsung teriak : hihhhh dasar homo... . Wkwkwkwk