Paginya kami bangun agak siang. Tidur gak nyenyak, badan sakit semua. Dan dengan posisi kaki si walang di atas kakiku. Eittssss bukan karena grepe grepean yak. Tapi karena emang tempat kita ngecamp kemarin agak miring. Alhasil si walang menggelinding nindih aku. Seriusan, ditindih cowok tuh gak seenak yang dibayangkan. 😂 Apalagi kalo ditindihnya dalam kondisi jengkel.
.
Jengkel? Yups... Semalaman aku jengkel Ama si walang dan si jangkrik. Tapi lebih banyak ke si walang karena dia kan pemimpin perjalanan. Karena dia abaikan usulku dan terlalu percaya diri, jadilah begini : kami tersesat dan hampir masuk jurang.
.
Oke, mungkin ada yang berargumen : itu kan takdir. Ya aku terima aja yang namanya takdir, tapi sikapnya yang menyepelekan keadaan itu loh yang bikin jengkel. Jelas jelas kakinya udah lecet, udah jatuh beberapa kali, masih ngaku kuat dan sanggup trecking. Belum lagi kondisi sudah gelap dan hujan. Jelas itu nggak safety. Cuma karena nuruti ego, akhirnya kami semua terkena masalah. Belum lagi, semalaman kami ngobrol. Dan obrolan itu jleb banget.
.
"Sedari awal, sebenarnya aku tau koq kalo kamu suka cowok" kata dia setelah terdengar dengkuran dari si jangkrik. Serius, aku deg degan dengarnya. "Pas kamu pegang pegang lenganku, aku yakin kalo kamu suka cowok. Tapi maaf ya, aku gak seperti kamu, tadi di jalur aku cuma pura-pura" lanjutnya pelan. Pelan sih, tapi dalam... Arggggghhhh...."... " Aku speechless, aku gak tau harus ngomong apa. Ya malu, ya marah. Rasanya aku seperti maling ketangkap basah, seperti koruptor terkena OTT 😭 karena dijebak oleh maling/koruptor lain, dan koruptor itu bebas. Apalagi kata-katanya yang terakhir. Jleeeb..
.
"Wkwkwkwk.... " Aku ketawa menutupi kegugupanku. "Jelas jelas been colek belahan pantat ku, hissss masih ngeles juga kalo suka pantat." Aku memberikan perlawanan. "Lagipula been juga yang suka simpan video cowok cowok tulang lunak. Itu jelas kan kalo been suka cowok. Wkwkwkwk" aku memberondong nya. Dia pun terdiam. Entah lah ... Akhirnya kami ngobrol hal lain, ngalir gitu aja sampai akhirnya masing-masing tertidur.
.
Setelah semua bangun, kami segera packing. Si jangkrik udah terlihat mendingan. Pun begitu dengan si walang. Kurasa juga begitu dengan ku. Setelah selesai packing kami memutuskan untuk berjalan ke arah kami datang. Dan benarlah, kami sudah berada di lereng lereng bukit, hampir saja masuk ke jurang.
.
Kurang lebih 30 menit, kami bersusah payah menaiki bukit hingga akhirnya kami sampai di punggung bukit. Di punggung bukit kami menemukan jalur setapak. Alhamdulillah syukur kami ucapkan. Dan kami pun memutuskan mengikuti jalur setapak itu. Tak sampai 10 menit, akhirnya kami menemukan jalur utama menuju danau taman hidup. Akhirnya kami berteriak kegirangan. Lupa semua penderitaan semalam. Dan kami pun sibuk berhipotesis tentang jalur yang kami lalui. Namun satu hal yang pantang dibicarakan, kemungkinan bahwa si jangkrik ada yang nuntun ke jurang. 😰😨
.
TBC lagi