3.8 Sembakung

335 10 1
                                    

Catatan kecil : mohon maaf ya, tulisannya pendek pendek dan sering bersambung. Karena tulisan ini emang lebih seperti diary masa lalu saya 😅. Sambil nulis sambil ingat ingat. Itu juga sambil kerja 😁 jadi ya gini deh. Entar kalo ada waktu, rencananya mau diedit dan diadaptasi jadi cerita tersendiri. Tentu dengan bumbu bumbu pelangi yang lebih berasa wkwkwkwk. Ada juga sih kepikiran buat jadiin cerita naena. Tapi entah kenapa ya, koq aku merasa malu gitu kalo nulis adegan naena wkwkwkwkwkw. Ya udahlah. Selemat membaca, semoga bisa menghibur teman teman semua.

***

Sebuku adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Nunukan kalimantan Utara. Dahulu kecamatan ini adalah bagian dari kecamatan Nunukan. Lalu kecamatan Nunukan dimekarkan menjadi kecamatan Nunukan, Nunukan Selatan, Sei Manggaris dan Sebuku. Kecamatan Sebuku sendiri akhirnya juga dimekarkan menjadi kecamatan Sebuku dan kecamatan Tulin Onsoi.

Kecamatan Sebuku beribukota di Desa Pembeliangan. Desa ini terletak di pinggir sungai besar sebagaimana umumnya desa desa lain di Kecamatan Sebuku. Oleh karenanya tak heran jika sering terdampak banjir. Karena seringnya banjir tersebut, maka beberapa kantor dan fasilitas tingkat kecamatan mulai dipindah ke desa yang lebih aman dari banjir. Keliatannya sih, Ada rencananya pemindahan ibukota kecamatan ke Desa Kekayap.

Desa Kekayap letaknya agak jauh dari sungai sehingga lebih aman dari banjir. Selain itu, desa ini berada di jalur Trans Kalimantan Utara. Di desa ini juga terletak simpang yang menghubungkan desa desa sebelah, serta kecamatan kecamatan sebelah. Saat aku lihat di Google Maps beberapa hari yang lalu, ada tanda Kantor Kecamatan Sebuku di desa ini.  Gedung baru puskesmas sebuku juga terletak di desa ini. Bahkan di google maps ditulis sebagai rumah sakit pratama. Waooo... Perkembangan yang bagus.

Memang sudah seharusnya di daerah Nunukan Daratan dibangun fasilitas yang lebih lengkap. Karena jarak Nunukan daratan ke Kota Nunukan yang berada di Pulau Nunukan ya lumayan jauh. Malahan bagi kami, lebih mudah pergi ke Kota Malinau daripada ke Kota Nunukan.

Itu di Kecamatan Sembakung, Sebuku dan Tulin Onsoi. Kecamatan Lumbis dan Lumbis Ogong lebih jauh lagi dari Kota Nunukan. Bahkan berasa dekat banget ke kota Malinau. Baca baca sih dua kecamatan itu pengen gabung dengan Kabupaten Malinau atau Kabupaten Tana Tidung karena faktor geografi tersebut.

Nah lebih extrim lagi adalah kecamatan Krayan. Aku belum pernah ke sana sih. Tapi kalo lihat dari peta, ini kecamatan emang jauh banget di pedalaman. Bahkan berbatasan langsung dengan Sabah Malaysia. Kata Samson, security suku dayak, Untuk menuju sana harus pake pesawat kecil. Atau bisa juga pakai perahu kecil, lebih kecil dari speed boat. Ya kayak perahu perahu yang sering muncul dalam liputan pengabdian di tanah perbatasan gitu. Dan biasanya dilanjutkan dengan jalan kaki. Kalo kendaraan darat bermotor kayaknya masih susah. Kata Samson, ada rencana pemekaran jadi Kabupaten sendiri. Namanya kabupaten Bumi Dayak. Selain faktor geografis, juga faktor suku sih kayaknya. Pas aku search, emang ada sih wacana itu.

Oke, kembali ke cerita ku saat pergi ke Pembeliangan bersama Alam.

***

Setelah pamit ke Steven dan Stanley yang sedang jaga pos portal, kami pun meluncur menyusuri jalan raya trans Kalimantan Utara. Meskipun namanya jalan raya trans, tapi secara kasat mata, jalan ini adalah jalan off road. Ada beberapa segmen yang beraspal, itu pun mulai hancur. Ada pula segmen yang emang benar benar belum tersentuh aspal, bahkan sekedar pasir pengeras sekalipun tidak ada. Dan  segmen off road itu adalah segmen yang panjang.

Pada mulanya aku yang mengemudi motor, Alam bonceng di belakang. Aku pengen nyoba mengendarai motor cowok yang pake kopling itu. Eh ternyata enggak susah susah amat sih. Ya kayak mengemudi mobil gitu. Kopling ditekan saat ganti porsneling lalu dilepas pelan pelan. Hanya saja, kalo mengendarai mobil, posisi porsneling kan ada petunjuknya. Sedangkan posisi porsneling motor enggak. Dan celakanya, posisinya kan nggak sama dengan posisi motor bebek. Kalo motor bebek kan tinggal injak terus aja tuas depan buat nambah, dan injak tuas belakang buat ngurangi. Lah kalo motor cowok enggak. Beruntung ada si Alam yang dengan sabar membimbing.

Petualangan Kliman 😂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang