Sinbi dan Jungkook masih berada di rumah keluarga Hwang karena Hwang Siwon melarang mereka untuk pulang ke rumah. Terkait kondisi Jungkook yang masih lemas walaupun demamnya sudah menurun tetapi masih perlu beristirahat di rumah dan tidak diperbolehkan untuk bekerja. Jungkook tahu , seorang Jimin dapat diandalkan jika Jungkook mendadak tidak bisa datang ke kantor contohnya seperti sekarang. Tetapi Jungkook tidak tega, alasannya karena ia adalah seorang pemimpin perusahaan. Harapan Jungkook agar bisa datang ke kantor harus pupus seketika. Istrinya melarang Jungkook untuk berangkat bekerja. Sinbi berubah menjadi istri yang protektif. Awalnya Jungkook sedikit terkejut dengan sikap Sinbi yang baru ia tahu pagi tadi. Namun setelahnya ia menyadari perlakuan Sinbi sangatlah manis dan perhatian. Bagaimana cara Sinbi melarang Jungkook disertai kata - kata ancaman seperti 'aku tidak mau tidur seranjang denganmu, aku tidak mau membiarkanmu sarapan' dan sebagainya, malah itu membuat Jungkook tersenyum senang. Namun ada sebuah kalimat yang membuat Jungkook menegang saat mendengar ucapan Sinbi yang terakhir.
'Tidak ada jatah malam untukmu, jika kau masih kekeh pergi bekerja'
Mendengar hal itu, Jungkook lantas mengurungkan niatnya untuk berangkat ke perusahaannya. Ia memilih untuk sementara bekerja di rumah. Jungkook tidak mau kegiatan menyenangkan sampai tidak dipenuhi. Ah Jungkook bisa frustasi jika sampai itu terjadi.
"Oppa, makanan datang !!." Sinbi masuk ke kamar dengan nampan yang lumayan besar di tangannya. Nampan itu berisi salmon steak kesukaan Jungkook dengan boilled potato dan segelas air putih. Sinbi duduk di depan Jungkook yang berkutat di depan laptop hampir satu jam lamanya.
"Oppa belum selesai juga ?" heran Sinbi.
"Sedikit lagi, sayang. Jimin mengirimiku data - data saham perusahaan. Aku harus cepat menyelesaikannya." jelas Jungkook yang tangannya masih setia mengetik abjad pada keyboard laptop.
Sinbi menghela napas pelan, sedetik kemudian ia menempelkan punggung tangannya ke kening Jungkook. Tidak sepanas kemarin.
"Makan dulu ya. Aku suapi."
Sinbi mengambil satu suap lalu mengarahkannya ke mulut Jungkook. Jungkook menyambutnya dengan suka cita. Ia sangat suka dengan sikap sang istri yang memanjakannya seperti ini. Tak berselang lama kegiatan menyuapi bayi besar Jungkook telah selesai. Sinbi memberikan sebutir pil lengkap dengan air putih. Selagi Jungkook meminum obat, Sinbi mengecek ponselnya. Ada satu panggilan tak terjawab, sepertinya nomor ini tidak asing di mata indahnya. Seperti...
'Unknown Number is calling'
"Hallo ?" sahut Sinbi.
"Hai Sinbi. Bagaimana kabarmu ?"
Jungkook yang melihat Sinbi menerima panggilan, bertanya dengan bisikan. Yang dibalas dengan gelengan saja dari Sinbi.
"Nuguseyo ?" tanya Sinbi tenang. Namun berbeda dengan jantungnya yang berdegup kencang tak karuan.
"Masa kau sudah lupa denganku."
Sinbi dibuat kesal oleh si penelpon yang dengan sengaja 'sedikit' menggodanya.
"Kau siapa ?! Aku pikir kita tidak saling mengenal sebelumnya."
"Aku yang mengirimimu pesan serta foto boneka manis tempo hari."
Tangan Sinbi seketika bergetar, peneror ini lagi. Sinbi tak sengaja menjatuhkan ponselnya. Jungkook yang melihat ekspresi tegang Sinbi, memeluk Sinbi seraya tangannya mengambil alih ponsel Sinbi.
"Yak !! Siapa kau ?" emosi Jungkook.
"Hoho Jeon Jungkook, lama tidak bertemu."
"Neo nuguya ?!"
![](https://img.wattpad.com/cover/216113206-288-k385775.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny || J.J.K & H.S.B (✔)
RomanceJeon Jungkook Pria berumur 28 tahun yang sangat kaya raya dan karir yang gemilang. Bagaimana tidak, Jungkook adalah tipikal orang yang sangat Workholic. Dunianya hanya berisikan kerja, kerja dan kerja. Bahkan Jungkook tidak punya waktu untuk memiki...