Chapter || 12

1.2K 145 10
                                    

Acara pernikahan telah usai sejak sejam yang lalu. Kini mobil mereka memecah jalanan menuju salah satu kawasan elite di Seoul. Ya Distrik Gangnam. Kawasan itu yang akan menjadi tempat baru mereka memulai kehidupan sebagai sepasang suami istri. Kakek Jungkook memberikan mereka rumah di kawasan itu dengan alasan sebagai hadiah pernikahan. Sedikit berlebihan, namun Jungkook tetap menghargai pemberian sang kakek.

Setelah pengawal Jungkook selesai memindahkan barang - barang mereka berdua, Jungkook dan Sinbi memasuki rumah yang terbilang sangat besar untuk mereka tinggali berdua. Terdapat banyak kamar, hanya satu yang akan mereka tempati tentunya. Kamar mereka terletak di lantai 3. Pintu berwarna putih dengan dinding berwarna senada, menambah kesan seperti rumah bergaya American Classic. Terdapat jendela kaca dengan ukuran yang cukup besar yang mengelilingi setiap rumah. Jangan lupakan kolam renang yang terletak di tengah halaman.
Jungkook dan Sinbi segera memasuki kamar mereka. Mereka sangat lelah karena acaranya yang memakan banyak waktu dan menguras energi.

"Kau atau aku yang ingin mandi duluan ?" tanya Jungkook seraya melepaskan tuxedo dan sedikit membuka kancing kemejanya. Kegiatan Jungkook menyita perhatian Sinbi. Sinbi merasa hawa menjadi sedikit panas ditambah lagi perasaan gugup yang tiba - tiba datang melandanya.

"Oppa saja, aku harus membuka perhiasan dan menghapus make up juga." jawab Sinbi tanpa mendongakkan kepalanya. Jungkook melangkah memasuki kamar mandi. Suara gemercik air mulai terdengar. Hal itu sepertinya tidak dihiraukan Sinbi. Ia melamun memikirkan suatu hal yang membuatnya gugup seperti ini.

Malam pertama

Sinb bukan gadis polos yang tidak mengetahui maksud dari dua kata itu. Haruskah mereka melakukannya sekarang ? Memikirkannya saja membuat Sinbi semakin gugup. Keringat membasahi kening cantik milik Sinbi. Sinbi melamun cukup lama, tanpa ia sadari Jungkook telah menyelesaikan kegiatan mandi malamnya.

"Sinbi-ya..." panggil Jungkook namun tidak ada sahutan dari Sinbi. Sampai suatu tepukan menyadarkan gadis itu. Ia mendongak dan melihat wajah Jungkook yang jauh terlihat segar berada di depannya, um dengan jarak yang lumayan dekat.

Sinbi memundurkan wajahnya. "Apa yang Oppa lakukan ?" tanya gadis itu yang kini rasa gugupnya bertambah tiga kali lipat.

"Aku memanggil berulang kali. Tetapi kau tidak mendengarkanku. Apa ada masalah ?" Jungkook menegakkan badannya kembali. Ia memandangi Sinbi yang masih tidak bergeming di tempatnya.

"Tidak ada.. Hanya lelah saja. Aku mandi dulu." Sinbi berjalan memasuki kamar mandi seraya menjinjing gaunnya yang lumayan panjang. Tak sampai semenit, Sinbi keluar dari kamar mandi. Ia enggan untuk menghampiri Jungkook yang sedang bersender di senderan kasur seraya memainkan ponselnya.

"Oppa.."

Jungkook menoleh. Ia mengeryit bingung, kenapa gadis itu masih memakai gaunnya ? Pikirnya.

"Oppa -- bisa membantu melepaskan resleting gaunku ?" tanya gadis itu ragu.

Jungkook menghampiri Sinbi yang berdiri di depan pintu kamar mandi. Sinbi berbalik dan Jungkook mulai membantu melepaskan resleting gaun Sinbi. Saat sampai di bagian punggung, Jungkook menghentikan kegiatannya sejenak. Ia menegang, wajahnya berubah pucat. Jungkook gugup. Ini kali pertamanya ia melihat punggung seorang perempuan. Entah perasaan panas apa yang kini ia rasakan. Jantung nya berdetak cepat sampai suara Sinbi mengalun menghampiri pendengaran Jungkook.

"Kenapa berhenti Oppa ?"

"Ah tidak ada. Resletingnya sedikit macet." jawaban yang konyol. Ia merutuki dirinya sendiri. Ia telah usai melepaskan resleting sampai batas pinggang Sinbi. Setelah mengucapkan kata terima kasih, Sinbi buru - buru memasuki kamar mandi dan segera menutupnya. Jungkook masih setia berdiri di depan pintu kamar mandi. Pria itu masih sedikit syok dengan apa yang ia lihat tadi. Salahkah jika ia memikirkan hal dua puluh satu keatas ? Oh ayolah ia adalah pria normal. Jungkook menggelengkan kepalanya dan kembali bersender di tempat tidur.

Our Destiny || J.J.K & H.S.B (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang