Chapter || 30

1.1K 115 43
                                    

🍒 Udah double up loh, Sayang ga nih ?? Heheheh
Selamat membaca💜💜








Hari ini adalah hari dimana Jungkook akan menjemput Sinbi dan membawanya kembali padanya. Terhitung sudah seminggu Sinbi tidak berada di sampingnya. Hari - harinya terasa hampa tanpa ocehan dan senyuman manis dari Sinbi. Kehadiran Sinbi di hidup Jungkook sangatlah berarti. Lebih berarti dari dirinya sendiri. Jika ingin memilih, ia memilih mati daripada melihat Sinbi terluka. Setiap malam ia selalu tidak bisa tidur tenang. Itu karena tidak ada yang merengkuh atau ia rengkuh dalam tidurnya. Sinbi bagaikan jantung Jungkook sekarang. Sangat penting.





Busan, Korea Selatan

Jungkook telah sampai di tempat yang alamatnya sudah Taehyung kirim tempo hari lalu. Rumah ditempat ia berdiri lumayan besar dan luas. Nuansa vintage dan gelap mendominasi rumah itu. Jungkook diantar masuk boleh salah satu anggota Taehyung. Ruangannya terletak di pojok rumah. Sesampainya di depan pintu bercat cokelat, pria itu membukanya dengan perlahan. Objek pertama yang ia lihat adalah Sinbi duduk di kursi dengan tangan dan kaki yang terikat lalu mulut yang disumpal dengan serbet. Penampilan Sinbi sangat acak - acakan.

"Sinbi..." langkah Jungkook mendadak terhenti karena tangannya ditahan oleh dua anggota Taehyung yang lain.

Taehyung tertawa sesaat. "Santai Jungkook. Mari kita berbincang - bincang dulu."

Jungkook berdecih. "Aku tidak sudi berbicara pada bajingan sepertimu." ujar Jungkook dengan kalimat sarkasnya.

"Hoho. Keturunan Jeon ini sangat menguji kesabaranku ya. Kau ingin istrimu tidak terluka bukan ? Maka ikuti perintahku." titah Taehyung.

"Bagaimana rasanya melihat istrimu seperti ini, tuan Jungkook." dwi netra Jungkook melihat ke arah seseorang yang baru saja masuk ke ruangan itu.

"Jungwoo." geram Jungkook.

Jungwoo mendekati kursi Sinbi. Ia membuka serbet yang berada di bibir wanita itu. "Apa kabar, cinta ?" ucap Jungwoo seraya mengelus pipi tirus Sinbi.

"Jangan kau sentuh Sinbi."

Jungkook sekuat tenaga ingin melepas cengkraman dari dua orang yang menahannya. Namun apalah daya satu lawan dua dengan lawan yang tubuhnya lebih besar tentu Jungkook kalah telak.

Jungwoo tak mengindahkan ancaman Jungkook. Pria itu masih tetep mengelus pipi Sinbi. "Mau mendengar pengakuanku, Sinbi ?"

Sinbi menatap sengit ke arah Jungwoo. Ia melempar pandangannya ke arah kiri. Sinbi tidak rela pipinya dielus oleh pria brengsek seperti Jungwoo.

Jungwoo tersenyum tipis. "Aku sangat mencintaimu. Kau tau bukan ? Tapi kenapa kau menolakku ? Ak---"

"Aku tidak mencintaimu." balas Sinbi cepat.

"Sstt.. Aku bisa saja membuatmu jatuh cinta jika Jeon Jungkook tidak hadir diantara kita, sayang." Jungwoo melirik Jungkook dengan sinis.
"Kau sangat berarti dihidupku Sinbi. Awal aku bertemu denganmu, aku merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama. Kau adalah orang yang aku cari selama ini. Disaat kau menolak pernyataan cinta dariku, aku sedikit kecewa. Namun aku berusaha untuk membuat dirimu pada akhirnya bisa menerimaku. Tapi aku mendengar kabar yang membuat hatiku hancur berkeping - keping. Kabar bahwa kau akan menikah dengan pria sialan itu. Aku ingin merebutmu dari pria itu tapi sepertinya aku sudah kalah telak. Benih pria itu sudah berada di rahimmu. Dan kau tahu Sinbi, pemikiran ini terbesit di otakku bahwa tidak ada orang yang bisa memilikimu selain aku."

Sinbi tersentak disaat itu juga. Ia menoleh cepat ke arah Jungkook. "Apa maksudmu Jungwoo ?" cecar Sinbi.

Jungwoo tersenyum menyeringai. "Aku ingin Jungkook mati." bisiknya di telinga Sinbi.

Our Destiny || J.J.K & H.S.B (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang