Part 18

3K 220 26
                                    

Semenjak kejadian di mana Andre bertemu Sahila dalam keadaan ketakutan. Andre menjadi malu dan canggung bila bertemu dengan gadis itu. Ya, walau pun gadis itu tak pernah mengungkitnya, tapi tetap saja, Sahila jadi tau kelemahannya.

Seperti hari ini contohnya, Andre uring-uringan saat akan menghadirkan rapat bersama para staf, karena Sahila akan menggantikan Nayla yang biasa mengikuti rapat. Sudah pasti mereka akan bertemu tatap di ruang rapat. Andre tidak mau itu terjadi.

"Aish... Wajah gue mau di kemanain kalau gini? Sahila pasti kebayang-bayang sama kejadian waktu itu," ujar Andre frustasi.

Tok! Tok! Tok!

Ketukan pintu membuat Andre mengalihkan matanya ke arah sana. "Masuk!" perintah Andre.

Pintu terbuka menampilkan Daud dengan wajah datarnya. "Pak, sudah waktunya rapat," kata Daud.

Andre menarik nafas dalam-dalam. "Em.. Daud, bisa gantikan saya?" tanya Andre ragu.

"Gantikan Bapak?" Andre mengangguk dengan wajah memelas.

"Tapi kenapa? Bukannya ibu Sahila juga ikut hadir dalam rapat ini?"

Daud mengira, selama ini Andre menjalin hubungan secara sungguh-sungguh dengan Sahila. Memang Daud adalah pria kurang bersosialisai dengan teman kantornya, sehingga dia ketinggalan gosip. Daud yang malang.

"Te-terus apa masalahnya?" Seketika Andre merasakan gugup walau hanya mendengar nama Sahila. Sahila benar-benar memberi dampak luar biasa pada Andre.

"Masalahnya, bukannya lebih baik sebelum bekerja melihat wajah orang tercinta, Pak? Itu bisa membuat kinerja Bapak meningkat."

Ya Tuhan, Daud bicara begitu lantangnya, andai saja dia tau apa yang sebenarnya terjadi, mungkin Daud tidak akan berani menyebut nama 'Sahila' berulang kali di depan Andre.

"Dan, oh iya tidak hanya itu, Pak, teman dekat bu Sahila, pak Raditya juga ikut hadir. Mereka akan lebih dekat kalau tidak ada Bapak." Sambung Daud.

Andre membuka mulutnya, tapi kembali terkatup, dia tidak mungkin bicara jujur pada Daud, kalau sebenarnya Andre sedang menghindar dari Sahila, karena pada akhirnya Daud akan banyak bertanya untuk di sampaikan kembali pada bu Rayu. Selain itu, Andre juga ingin kembali berjumpa dengan Raditya, pria mesum yang hampir saja ingin merenggut kesucian wanitanya.

Tunggu!

Wanitanya?

Ah, sudahlah, lupakan saja.

"Pak, ayo, sudah waktunya."

"Oke." Andre berdiri dengan lunglai. Dia keluar ruangan dengan Daud yang mengekorinya.

"Jadi kenapa Raditya belum di pecat?" tanya Andre pada Daud.

"Kenapa di pecat, Pak? Menurut pak Doso, pak Raditya bekerja dengan baik."

"Cih." Daud menoleh pada Andre. "Hanya topeng untuk memikat pekerja wanita di sini," gumam Andre.

Daud hanya terdiam, dia tidak paham dengan apa yang di maksud Andre. Hingga pada akhirnya, mereka sampai di depan ruang rapat, Andre menghentikan langkahnya. Tiba-tiba saja dia merasa gugup.

"Daud."

"Iya, Pak."

"Kamu lihat dulu ke dalam, Sahila sudah datang atau belum."

"Hah?" Daud tercengang dengan perintah Andre, tapi sedetik kemudian dia mengangguk dan masuk ke dalam ruang rapat, tidak begitu lama Daud kembali keluar.

"Gimana? Sahila udah dateng?" tanyanya.

Daud baru saja mau menggeleng, tetapi sudut bibirnya tertarik. "Itu, Bu Sahila baru datang," ujar Daud. Matanya menatap Sahila yang berdiri tak jauh dari Andre.

Andre yang mendengar itu sangat terkejut, dengan terburu-buru, dia masuk ke dalam ruangan, dan mengabaikan Daud yang memanggilnya.

Sahila sendiri hanya bisa menautkan kedua alisnya karena bingung melihat tingkah Andre. "Selamat siang, Bu. Mari masuk," ujar Daud pada Sahila.

Sahila mengangguk ragu. "Kenapa sih, sama lo?" gumamnya sembari masuk ke dalam ruangan.

Sahila menempati kursi bagian tengah meja, sedangkan Andre, berada di sudut meja, sebagaimana tempat Direktur biasanya. Andre menatap Sahila was-was. Sahila yang merasa di perhatikan, mengalihkan tatapannya ke arah Andre. Spontan Andre langsung menggeser kursinya ke samping Daud, agar wajahnya tidak terlihat dengan Sahila.

Sesaat Sahila mengerutkan keningnya, dan kembali fokus pada salah satu rekan kerjanya yang sedang persentasi.

Beberapa saat kemudian, rapat pun telah selesai, suasana rapat di selimuti dengan ketegangan, ya, hanya berlaku untuk Andre.

"Pak, enggak keluar?" tanya Daud pelan.

Andre menggeleng. "Kamu jangan dulu keluar, tutupi saya dulu." kata Andre. Kemudian dia mengintip Sahila dari balik tubuh Daud. Perempuan itu tampak sedang merapikan barang bawaannya.

Daud yang hendak berdiri, langsung di tarik paksa agar kembali duduk dengan Andre. "Astagfirullah! Pak." Seru Daud.

"Sstt..." Andre kembali mengintip kegiatan Sahila. Ternyata gadis itu sedang menatap ke arahnya. Andre kembali menyembunyikan tubuh kekarnya di balik tubuh kecil Daud.

"Pak," panggilan itu berhasil membuat Andre tergelonjak kaget. Sahila kini berjalan ke arahnya.

"Eh, Sahila, kamu ikut rapat juga?" Pertanyaan Andre kini terdengar aneh di telinga Dud.

"Loh, Pak, kan sudah saya kasih tau kalau Bu Sahila ikut rapat." Andre sudah mencoba mendelik dan melototi Daud, tapi keturunan Dimas memang kurang peka, sehingga pria itu tidak menghiraukan kode yang di beri Andre.

"Saya kira Bapak tau, soalnya saat rapat berlangsung kita saling lempar tatap." Kini Sahila yang bicara.

"Oh, iya saya tau kok, cuma lupa," kilah Andre yang terbilang  tidak masuk akal.

Sahila dan Daud hanya ber'oh ria, walau pun mereka tau alasan Andre sangat aneh. "Kalau gitu saya duluan Sahila."

"Pak, tunggu, tadi Bapak minta saya menutupi Bapak, dari siapa ya, Pak?" pertanyaan Daud membuat Andre menghentikan langkahnya.

"Daud," panggil Andre.

"Ya, Pak?"

"Besok, masukan pengumuman pencarian Sekretarisbaru di forum lowongan pekerjaan."

"Hah?" Daud terhenyak dengan perkataan Andre. "P-pak, ada pertemuan dengan kolega setelah ini," ujarnya.

Daud segera berjalan meninggalkam Andre. Sedangkan Andre tersenyum kecil pada Sahila lalu pergi, dan Sahila menatap kepergiannya dengan bingung.

***

*Bersambung*

Bos sama Sekretaris sama nya... 🤣

S & A (Sahila & Andre Story) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang