Part 21

2.8K 242 56
                                    

"Suruh Sahila masuk ke ruangan saya!" perintah Andre saat dia baru saja menginjakan kakinya di depan Daud.

"Sahila?" tanya Daud.

"Sejak kapan nama Sahila berkembang biak di kantor ini?" pertanyaan Andre langsung membuat Daud mengangguk. Daud langsung menghubungi Sahila.

Di lain tempat, Sahila baru saja mendudukkan bokongnya di kursi kerjanya, menghirup asap kopi yang baru saja dia buat di pantry. Meniup pelan, kemudian menyesapnya.

Tiba-tiba saja deringan telepon membuatnya terkejut, sehingga cairan kopi itu sedikit terciprat ke kemeja putih nya.

"Aish.. Ganggu aja, siapa sih?" Sahila segera mengangkat teleponnya.

"Selamat pagi, bersama Sahila devisi keuangan. Ada yang bisa di bantu?"

"Bu Sahila, ini saya Daud, Sekretaris pak Andre."

Sahila menggerutu kecil. "Oh, iya ada apa, Pak?"

"Pak Andre menyuruh anda untuk datang ke ruangannya sekarang."

"Sekarang?"

"Iya,"

"Hm, ya sudah." Setelah itu telepon mati.

Sahila segera mengambil ponselnya di dalam saku blazernya. "Kenapa gak chatting aja sih? Kenapa harus lewat Daud segala." Gumamnya.

***

Ting!

Lift terbuka, Sahila segera keluar, perasaannya gelisah tak menentu, karena tiba-tiba Andre menghubunginya melalui Daud.

Jangan-jangan gue di pecat.- batin Sahila berbicara.

Tapi segera ia enyahkan pikiran buruk itu. Apa salahnya sampai Andre tega memecat dia. Seingat Sahila, dirinya tidak pernah membuat masalah dengan Andre, sang Direktur utama. Ya walau pun kadang tidak sekali dua kali, Sahila suka keceplosan ngomong bebas. Maksudnya tidak formal layaknya bawahan dan atasan.

Sahila menghampiri Daud yang masih berkutat pada kerjaannya. "Pak," panggil Sahila.

Daud menegakkan kepalanya. "Oh, Bu Sahila. Ayo masuk."

Daud berdiri dan membuka pintu Andre, kemudian mempersilakan Sahila masuk. Di ruangan Andre. Pria itu tampak sedang melamun. Sebenarnya bukan melamun, dia hanya sedang merangkai kata-kata untuk di ucapkan pada Sahila. Hanya saja dia berpikir terlalu keras, sampai Sahila masuk pun dia tidak sadar.

Sahila berdiri memandang Andre yang juga memandangnya dengan tatapan kosong. Sahila sih sudah salah tingkah di pandang begitu dengan Andre.  Sesekali Sahila menunduk kemudian mendongak menatap Andre. Tapi pria itu masih bergeming di tempatnya.

Kini Sahila menatap Andre lekat, memperhatikan pria itu yang juga memandangnya. "Ini orang kenapa sih? Gak mungkin kan gue di suruh ke sini cuma buat main pandang-pandangan aja sama dia. Unfaedah banget." Gerutunya.

Sahila melangkah mendekat pada Andre, dan benar saja, pria itu masih menatap kosong ke arah depan.

"Oh.. Jadi bukan lagi pandangan gue. Gue udah ge'er," gumamnya.

Sahila menepuk pundak Andre. "Pak."

Andre berjingkat kaget. "Kapan kamu masuk?" seru Andre.

"Dari 5 menit uang lalu, Pak," jawab Sahila dengan senyum terpaksa.

"O-oh. Ya udah kita duduk di sofa."

Andre segera bangkit dari duduknya, sedangkan Sahila memilih berjalan menuju sofa dan mendaratkan bokongmya disana. Andre pun memilih duduk di samping Sahila. Kemudian Andre mengambil tangan Sahila dan menggenggamnya. Sahila mengerut bingung melihat sikap Andre.

S & A (Sahila & Andre Story) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang