7° Toxic : Lose Love

635 65 12
                                    

HAPPY READING 🌻KEEP VOMMENT

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING 🌻
KEEP VOMMENT

°

Kalo lo nggak mau jadi pacar gue, berarti gue aja yang jadi pacar lo. —Alvian Satya Wahyuda.

Aliza tengah mengerjakan laporan kimianya. Ia menempelkan berbagai macam stiker yang amat estetik untuk mempercantik laporannya. Ia juga menghiasi tulisannya menggunakan berbagai hal. Ia tengah sibuk, duduk di meja belajar.

Lepas mengerjakan laporan, Aliza menjadi teringat dengan ucapan Stella. Ia teringat, hanya Satya seorang yang memanggilnya Al dengan amat tulus.

Kenapa gue malah kepikiran sama dia?

Aliza membanting tempat pensilnya dengan geram. Dikarenakan ulah Satya, tadi ia tidak mengikuti praktikum. Ia jadi mati kutu karena perkataan menyindirnya.

Aliza membuka ponselnya, mengetuk ikon instagram. Terlihat, ada sebuah hal yang menarik minatnya. Ia menekan permintaan mengikuti, dimana ada ratusan orang meminta mengikutinya.

Aliza mendelik. Baris pertama menyatakan hal yang sama sekali tak terduga.

Alvsatyaa ingin mengikuti kamu.

Aliza tak mau Satya mengikuti instagramnya. Lantas ia membuka direct message. Melihat kalau saja ia di notice biasnya. Namun lagi-lagi ia mendelik melihat sebuah pesan dari permintaan.

Alvsatyaa ingin mengirimi pesan.

Alvsatyaa

Follow Al. Kalau nggak mau, follow aja Satya jadi imam kamu.

"Apa?"

Aliza sungguh tak menduga, Satya akan berinteraksi dengannya secepat ini dengannya.

"Ada apa sih sama cowok itu?"

Satya bersiul pelan menuju ruang guru. Ini adalah ke-sebelas kalinya ia menerima panggilan Bu Clarista. Bibirnya itu senantiasa tersenyum manis dan lebar, membuat perasaan beberapa orang jadi meningkat yang melihatnya. Satya sangat moodboster.

Satya memang bukanlah superstar yang pintar dalam segalanya. Namun, ia memiliki aura yang menarik orang di sekitarnya untuk mendekatinya. Seolah, ada magnet yang melekat pada Satya.

Ia hanyalah laki-laki biasa yang enerjik, pandai bergaul, dan juga manis dalam berkata. Pengundang gelak tawa yang sangat profesional meskipun terkadang humornya di tempat yang salah.

MY TOXIC BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang