17° Toxic : Bertemu Mertua

270 37 8
                                    

HAPPY READING 🌻KEEP VOMMENT

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING 🌻
KEEP VOMMENT

°

Tanpa sadar kamu bergerak atas keinginan hati, bukan logika lagi— Satya.

Aliza memikirkan kejadian tadi. Batinnya bergelut sendiri tentang hipotesa yang tidak pasti. Ia hanya mendengar, tidak melihat ekspresi wajah mereka yang mana lebih meyakinkan dirinya.

Drrt.

Ponsel Aliza bergetar. Dilihatnya terpampang nama kontak Satya yang menelponnya. Ia langsung mengangkat telepon itu tanpa berpikir panjang.

"Halo Aliza." ujar Satya dengan suara serak dan pelan. Aliza mendadak gugup mendengarnya.

"Halo. Ada apa?" balas Aliza mencoba biasa. Namun kakinya tak bisa tenang dengan mondar-mandir kesana kemari menjelajahi kamarnya.

"Tadi kamu menelpon Satya?" ujar Satya masih dengan nada berat yang sama. Aliza membanting diri ke kasur dan menggigit bibirnya. Kini ia tertangkap basah.

"I-iya, gue menelpon lo."

"Kamu mendengar apa saja?"

Satya tak berbasa basi. Lelaki itu menjurus tajam ke topik pembicaraan. Aliza hanya khawatir Satya memarahinya atas kelancangannya ini. Secara tidak sengaja, itu mengulik privasi Satya.

"Nggak papa. Memang ada apa?"

"Dengar Aliza, Satya memang bukan orang jenius. Tapi Satya juga bukan orang yang bodoh banget. Rentang panggilan hampir lima menit. Kamu mendengar apa saja?"

Aliza memejamkan matanya. Kali ini ia harus mengaku karena ia tak mau berbohong. Ia tidak suka berbohong karena akan mempersulit dirinya sendiri. "Aku mendengar kamu berbicara dengan Stacy."

Wah, tanpa sadar Aliza mengikuti gaya bicara Satya yang aku-kamu. Di sebrang sana Satya menarik senyum di bibirnya. Hanya sedikit, namun sangat menunjukkan kebahagiaan.

"Bisa kita bertemu?"

Aliza langsung menegapkan punggungnya mendengar ucapan Satya. "Sekarang?" ujar Aliza. Tapi masalahnya ia belum siap berhadapan dengan Satya.

"Aku mau mengerjakan fisika." ujarnya. Alibi yang satu ini bukan kebohongan. Hanya saja Aliza berniat menyibukkan pikirannya dengan fisika. Pasalnya sejak pergi dari rumah Stacy tadi, pikirannya kalut tidak tenang.

"Kalau Satya ke sana?"

"Jangan. Ada Mom sama Dad."

"Oh begitu ya?"

"Masih nekat ke sini?"

"Lupakan saja." ujar Satya mampu membuat semangat Aliza langsung turun.

MY TOXIC BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang