2° Toxic : Useful Boy

2.6K 115 7
                                    

HAPPY READING 🌻KEEP VOMMENT

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING 🌻
KEEP VOMMENT

°

I like humor. But, I like you more. -Alvian Satya Wahyuda.

Sesosok lelaki jangkung tengah menyisir rambutnya dengan jari jemarinya. Tindik besi di telinga kirinya terlihat berkilauan saat diterpa sinar mentari. Bibirnya menyunggingkan senyuman manis, menggoda iman para perempuan yang tengah memperhatikan dirinya.

Bajunya yang keluar sebelah, tas hitam tak berisi di bahu kanannya, dasi biru bergelantungan di lehernya, dan juga sepatu kets putih menjadi style andalannya.

Suaranya bergema di lorong kelas IPA yang penuh siswa siswi berlalu lalang meskipun sudah jam 7 kurang beberapa menit. Jam sakral dimana guru BK mulai menyusuri jalan untuk menangkap murid yang terlambat berangkat.

"Hai cantik."

"Pagi sayang,"

"Morning princess."

"Oi honey."

"Hello!"

Beragam sapaan ia lontarkan kepada setiap perempuan yang ia lewati. Baik yang ia kenali maupun tidak. Ia tidak pandang bulu, termasuk pada Bu Esa yang merupakan guru tua berumur empat puluhan.

"Pagi Bu Esa yang satu satunya di hati Satya seorang," sapanya memancarkan rona bahagia seakan menggambarkan dirinya itu positif vibes sekali.

"Pagi pagi, ini sudah jam tujuh kurang lima menit Satya!!" teriak Bu Esa namun direspon santai cowok jangkung berahang tegas tersebut.

"Saya belum sarapan bu, ini saya mau ke kantin. Kata Pak Gatot, kita harus sarapan sebelum berangkat sekolah. Gimana sih bu." ujar Satya bersandiwara. Padahal ia sudah makan tiga roti kacang tadi pagi.

Lantas Bu Esa pun naik pitam dengan perkataan Satya. "Kantin apa! Nggak ada Kantin! Ini sudah jam masuk!" semprot beliau ngegas. Satya mengibaskan tangannya karena sudah terbiasa dengan sentakan beliau.

"Nanti kalo saya kelaperan, nggak fokus pelajaran, nggak dapet ilmu, nggak bisa mikir saat ulangan, nilai saya jeblok, nanti saya nggak naik kelas dong bu." perkataannya cukup meyakinkan dan bersifat memperngaruhi, layaknya seorang sales yang sedang promo panci keliling.

Bu Esa menatap Satya dan memijat pelipisnya sebelah pelan. "Kamu ini banyak banget ngomongnya. Pagi pagi sudah buat Ibu pusing saja!"

"Katanya tadi ini jam tujuh kurang lima menit bu." protes Satya menirukan perkataan Bu Esa tadi. Wanita itu melotot hingga matanya ingin melompat keluar dari tempatnya.

"Lama-lama saya pites kamu Satya." kata Bu Esa gemas menatap anak didiknya yang satu ini.

Satya berlagak menjauh dan menyugar rambutnya membuat sebagian perempuan disana hampir berteriak histeris melihat ketampanan Satya. "Jangan dong bu, nanti fans saya kehilangan idola mereka," jedanya.

MY TOXIC BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang