HAPPY READING 🌻
KEEP VOMMENT°
Kenapa ketidakhadiran lo malah membuat gue sengsara? -Al.
Setelah insiden pesta kemarin, Aliza meminta orang yang mengetahui untuk merahasiakannya dari publik. Ia tentu tidak mau menahan malu dengan kejadian itu. Memang bukan kejadian yang memalukan, tapi tetap saja untuk Aliza, itu adalah hal yang patut dirahasiakan.
Kelas 10 IPA 7 terlihat ramai saat sebagian penghuninya sudah berkumpul. Hari Rabu yang cerah ini terlihat sangat damai untuk Aliza. Ia juga belum tahu kenapa pikirannya sebebas ini. Tapi ia akan segera mengetahuinya.
Di samping Aliza, terdapat bangku Tasya dan Rika. Tasya nampak begitu was-was seperti menunggu kedatangan seseorang. Ia menggigit jari dan berjalan mondar mandir kesana kemari. Aliza memperhatikan dengan pelik kelakuan Tasya yang satu itu.
"Hish Azka kemana sih. Dicariin juga. Katanya mau memberi suratnya Satya." ujar Tasya bermonolog dengan meremas jemarinya. Aliza yang tak sengaja mendengar penuturan Tasya mendadak dilanda rasa penasaran. Hal itu karena menyinggung nama Satya.
"Ah itu dia Azka." ujar Tasya menunjuk. Ia bergegas menghampiri es batu berjalan yang amat datar alias Azka.
Diam-diam, Aliza mengamati betul-betul interaksi yang terjalin antara Azka dan Tasya. Ia dihantui rasa penasaran ketika Tasya mengaitkan nama Satya.
"Azka, Satya nggak berangkat kenapa?" tanya Tasya. Tugasnya menjadi sie absensi menuntutnya bertanya kepada es berjalan yang datar ini. Padahal Tasya sangat malas berinteraksi dengan Azka. Soalnya Azka irit bicara.
Azka hanya diam dan menyerahkan sebuah amplop berisikan surat ijin Satya yang baru ia tulis tadi pagi. Tanpa bicara sepatah katapun.
Tasya menghela napas. Berinteraksi dengan orang yang pelit bicara memang menguji kesabarannya. Tasya segera mengambil surat itu dan pergi dari hadapan Azka. Tak lupa ia mengucapkan terimakasih karena telah mempermudah pekerjaannya.
"Terimakasih Azka."
Tasya kembali ke tempatnya dan membuat Aliza langsung menyambar bukunya agar terlihat sibuk. Padahal seluruh indranya tengah ingin fokus pada surat yang Tasya pegang.
"Astaga, tulisan Azka rumput banget." ujar Tasya menggerutu. Ia mencentang kolom ijin setelah membaca baris kedua isi surat.
"Satya ngapain sih ijin melulu? Dia nggak niat buat sekolah kah?" gumam Tasya menitik kolom absen yang hadir. Sesekali ia menatap temannya guna mencari keberadaannya.
Batin Aliza bergulat. Baru semalam ia bertemu Satya dan hari ini sudah tidak. Mimpi apa ia sebelum tidur tadi, ia mendadak senang.
Akhirnya hari ini bakalan damai tanpa dia. Batin Aliza senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY TOXIC BOYFRIEND
Roman pour AdolescentsSpin-off Science 7 Terjebak bersama tukang gombal yang berambisi menjadi pacarnya, hidup Aliza semasa SMA ternyata penuh ketidaktenangan. Terlebih lagi, lelaki itu sama sekali tidak peduli dengan amarahnya dan ketidaksukaannya. Hidup Aliza yang awal...