18. Friend or Love?

249 14 1
                                    

Segera setelah mobil itu berhenti, Jinu melangkah keluar dan berlari.

Matanya mencari-cari keberadaan seseorang, dengan wajah yang cemas.

Ia menunduk sebentar, membungkuk memegang lututnya dengan nafas terengah-engah, lalu melihat ke jam yang melengkung di pergelangan tangannya.

"Ahh!" Dengusnya kesal sembari mengusap rambutnya ke belakang.

Matanya mencari lagi,
Dan ia menemukan..

.....

"Jangan di buang, kasih aku saja"

Seulbi menoleh pada pemilik seulur tangan yang menahannya membuang sweater itu.

"Ya! Kenapa kau mau membuangnya? Liat sekarang aku sudah menurunkan berat badan, itu akan cukup untukku, kasih aku saja" Taekwang tersenyum dengan pipinya yang masih tak jauh berbeda dengan delapan tahun lalu.

"Seulbi-yah!"

Seseorang yang datang dengan berlari tiba-tiba merebut sweater itu dari tangan Seulbi sembari memeluknya erat.

"Seulbi-yah mianhae, neomu mianhae, mianhae" Ia mengelus rambut Seulbi.

Jinu, dengan suara halusnya yang menenangkan hati.

Airmata Seulbi menetes merasakan pelukan itu.

Jinu bisa merasakan isak tangis Seulbi yang bergetar di dalam dekapannya.

"Mianhae, aku yang salah. Harusnya aku tak merepotkanmu  datang kesini. Mianhae Jinu-yah, aku kekanak-kanakan" Seulbi

"Aniya aniya, aku yang salah. Maafkan aku, aku sudah janji tapi membuatmu menunggu lama. Maaf" Jinu terus mempertahankan pelukannya.

"Ya!!" Si obat nyamuk berteriak.

"Adegan apa ini??! Apa aku sedang menonton drama?" Taekwang dengan wajahnya yang gak nyante.

Kedua sahabatnya pun melepas pelukan.

"Jinu sudah datang, jadi ayo kita makan. Kuenya keburu gak enak" Taekwang

"Hey, memangnya kau di undang? Kan ini acaraku dan Seulbi?" Jinu

"Ya sekiya!! Kalau bukan karena aku sweater itu sudah dibuang ke laut oleh Seulbi" Taekwang

"Hehe, gomawo Taekwang-ah kiyowo" Jinu tersenyum yang memperlihatkan lesung pipi nya.

"Jinu-yah!" Tiba-tiba Seulbi memegang kedua pipi Jinu

"Kau mimisan"

Seiring dengan Jinu yang merasakan cairan mengalir melalui hidungnya

"Ah, maaf" Jinu mengusapnya dan mendongakkan kepala ke atas.

"Jinu-yah, pasti kau kelelahan. Duduklah, aku akan mengambilkanmu tisu dan air minum" Seulbi segera melangkah pergi.

Taekwang membantu Jinu duduk. Dilihatnya sahabatnya itu memang sangat kelelehan, wajah tampannya terlihat penat.

"Nih tisu" Taekwang mengulurkan selembar tisu untuk Jinu.

"Kenapa tidak bilang kalau bawa tisu? Seulbi keburu kesana"

"Hey bukannya terimakasih malah protes. Diem, kalau dirimu berbicara terus, darahnya gak akan berhenti"

"Hey kau, kalau memang kelelahan kenapa tidak istirahat saja? Kenapa malah bela-belain dari Seoul ke Imja padahal kau sedang sibuk. Nanti kau sakit, siapa juga yang susah" Taekwang memandang ke depan, ke arah ombak laut yang melaju pelan.

"Aku sudah janji pada Seulbi, aku tau aku sangat terlambat karena ada hal yang harus ku selesaikan, tapi apapun yang terjadi aku harus tetap datang. Dulu aku sering sekali mengingkari janji, menyusahkan kalian, dan membuat sedih Seulbi, aku tidak mau mengulanginya lagi" Jinu masih dengan posisinya mendongak ke atas.

"Tapi kalau dipaksakan itu tidak baik juga. Di luar sana banyak yang peduli dan memberikanmu banyak cinta. Kalau kau ceroboh dan akhirnya sakit, banyak yang akan bersedih"

"Tentang Seulbi, kau tidak perlu khawatir. Aku akan menjaganya. Aku tak akan membiarkan siapapun membuatnya menangis"

......

"Seungyoon-ah"

"Hmm?" Seungyoon tengah sibuk dengan handphonenya, memilih-milih filter yang cocok untuk foto yang akan di unggahnya ke instagram.

"Kalau harus memilih, kau lebih memilih cinta atau sahabat?"

"Tidak keduanya"

"Hah?"

"Aku akan lebih memilih uang" Seungyoon tersenyum memandang hyungnya.

"Kau tau hyung, dunia ini sangatlah fake. Diantara sepuluh orang yang mendekat padamu, hanya satu dua yang kemungkinan tulus. Mereka hanya peduli seberapa banyak uang kita, dan saat kita tidak mempunyainya, mereka akan menjauh dari kita"

"Benar juga" Jinu manggut-manggut

"Tapi bukan itu jawaban yang aku butuhkan!!" Jinu sembari menghempaskan bantal ke muka si maknae.

"Ya hyung!!" Maknae berteriak dengan suara toa nya.

"Tidak ada gunanya bertanya padamu" Jinu ngambek.

....

Jinu membuka pintu kelas. Dengan semangat ia melangkahkan kaki menuju si gembul yang sedang duduk di bangkunya.

"Ya!" Jinu duduk disebelah Taekwang yang buru-buru menyembunyikan sesuatu di bukunya.

"Hey, apa itu?? Kau menyembunyikan apa?" Jinu.

"Menyembunyikan apa? Tidak ada. Aku tidak menyembunyikan apa-apa" Taekwang

Jinu segera membuka buku itu dan mengambil sebuah foto yang Taekwang sembunyikan tadi, lalu segera berlari.

"Ya!!"

"Ya! Kembalikan" Taekwang mengejarnya.

"Wuhu, foto siapakah ini??" Jinu bersiap melihatnya.

"Akh!" Kakinya tersandung kaki meja yang membuatnya terjatuh.

Taekwang segera mengambil foto yang tergeletak di lantai itu dan memasukkan ke saku celananya.

"Aishh!!" Dengusnya kesal sambil melangkah pergi.

"Jadi kau menyukai Seulbi?"

Langkah Taekwang terhenti mendengar perkataan Jinu.

Jinu sudah melihatnya, gadis berkacamata di foto itu adalah Seulbi. Dengan beberapa coretan tangan yang menyatakan cinta.

...

"Tentang Seulbi, kau tidak perlu khawatir. Aku akan menjaganya. Aku tak akan membiarkan siapapun membuatnya menangis"

Jinu menoleh pada sahabatnya,

"Kau, masih menyukai Seulbi?"

Winner Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang