Fansign hari ini berjalan lancar sesuai harapan, cuaca yang mendukung dan penggemar yang tertib. Sudah cukup lama sejak terakhir kali fansign di Osaka saat Everywhere Tour beberapa bulan lalu. Semua member sangat senang, begitupun fans yang hadir. Bahkan hal yang tak disangka terjadi, Seunghoon yang tak pernah merogoh kocek untuk mentraktir para member, hari ini membelikan banyak pizza untuk para Inner Circle yang datang.
Dan tentu saja, jika berbicara tentang Osaka ada satu manusia yang takar kebahagiaannya melebihi yang lainnya, Song Mino. Setelah pekerjaan selesai, segera ia pergi menemui wanitanya.
"Noona, bagaimana konsermu hari ini?"
Mino dan Irene berjalan bergandengan menikmati pemandangan malam itu. Suasana yang tenang dan kerlap kerlip lampu di sepajang jalan, juga beberapa pasangan yang sekedar duduk bersama, bergurau dan tersenyum satu sama lain, atau saling mengambil foto dibawah bunga sakura yang dihiasi cahaya. Ada juga yang menaiki biang lala berdua dan dapat dilihat betapa bahagianya. Juga hamparan sungai yang terpampang di samping jalan membuat pemandangan semakin lengkap. Irene yang memilih tempat ini, karena Irene juga pernah diajak kesini oleh seseorang dan ia merasakan ketenangan.
"Noona?"
"Ah, maaf mino-yah. Tadi kau bilang apa?" Irene terbangun dari lamunannya.
Mino tersenyum memandang muka cengo Irene yang baru pertama kali dilihatnya.
"Pasti kecapekan ya? Aku tanya, apa konsermu berjalan lancar?"
"Aah, lancar kok. Btw bukan konser Red Velvet, SMTown Concert"
"Kalau noona kecapekan kita pulang saja gapapa kok"
"Ah tidak tidak, aku gak kecapekan kok. Tadi cuman ngelamun aja hehe"
"Ngelamun apa ngelamun, ngelamunin siapa hayoo" Mino menggoda Irene.
"Apa sih, enggak kok" Irene tersipu.
"Mino-yah"
"Neeee" Mino dengan nadanya yang melucu
"Semua orang pasti pernah terluka kan? Bagaimana caramu mengobatinya?"
"Ya gampang, kasih obat merah trus di plester"
Irene menghela napas.
"Kok diem? Aku salah?" Mino.
"Aah mianhae, luka hati maksud noona? Aku berusaha mencari hal lain yang bisa mengalihkan perhatian, hati, pikiran, dan waktuku. Ada beberapa luka yang sulit untuk disembuhkan dan dilupakan begitu saja, tapi aku berserah pada waktu. Karena waktu lah yang paling manjur untuk menyembuhkannya"
"Kau benar" Irene.
"Mino-yah, gomawo. Kau selalu membuatku tertawa" Irene memandang mata Mino.
Kenapa nih kok tiba-tiba sendu gini suasananya, pikir Mino. Ia bahkan belum siap seandainya ditembak Irene.
KAMU SEDANG MEMBACA
Winner Love Story
FanfictionSekuat apapun aku menahannya, rasa itu semakin kuat. Aku ingin menjalaninya saja tanpa banyak menunjukan. Tapi akhirnya aku kalah. Aku terlalu mencintainya. .. Start 2/4/20