pria misterius

74 26 1
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.
.
.

Sebelumnya....

"Siapa lo,, dan mau apa lo sama gue?" Tanya Anisa dengan wajah datar dan bernada dingin

"Lo gak usah tau siapa gue dan yang gue mau adalah habisiin elo." Ucap orang misterius tersebut.
.
.
.
.

"Jadi, lo mau ngehabisi gue?" Tanya Anisa dengan nada datar

Anisa POV

Siapa sih ni orang mau ngehabisi gue pula. Jika begini terus topeng gue bakal lepas. Gue hanya memandangin orang misterius itu dengan dingin. Gue bisa lepas kendali jika begini terus. Gue harus menyeslesaikan ini secepatnya.

"Baik, liat saja nanti lo atau gue yang mati." Ucap gue.

Anisa POV and

Setelah itu terjadilah pertarungan sengit. Walaupun tubuh Anisa kecil tapi jangan ditanya kekuatannya apalagi sekarang dia lagi mode gelapnya.

Diaterus menendang dan memukul

Bruk....brukk....bruk....

"Segini aja, kemampuan lo?" Tanya Anisa.

"Jangan banyak omong deh lo." Jawab pria misterus itu.

Anisa terus menendang dan .....

Bangggh....

Pria misterius tersebut terkena tendangan kuat Anisa hingga yerhempas beberapa meter.

"Jadi segini kemampuan lo? Jangan harap buat bunuh gue. Bisa hanya gue sendiri." Ucapnya memprovokasi.

Katena terprovokasi akhirnya pria mistrius tersebut menyerang Anisa dengan membabi buta.

Anisa POV

Dia terkena provokasi gue, dengan serangannya yang membabi buta kahirnya gue kewalahan juga. Lalu dia mengambil sesuatu disaku celananya. Dan bener dugaan gue itu pisau.

"Lo, mau pake pisau?" Tanya Anisa

"Pisau mah temen gue." Lanjut Anisa

Akhirnya dia nyerang gue dengan pisau kecil. Mungkin tidak apa kalau terkena sedikit tapi jika terkenanya di temapat terlihat gue bisa gawat.

Setelah beberapa saat akhirnya Anisa kelelahan. Dia sudah mempunyai beberap luka.

Anisa POV and

Akhirnya pisau tersebut menggores lengan Anisa. Sangat terlihat darah yang merembas dari kaos yang dipakainya menkadi berwarna merah.

Luka tersebut dia nikmati, ada kesenangan tersendiri saat rasa sakit dan darah tersebut keluar.

"Hahahaahahaha...... gue gak bisa tahan lagi. Mari kita selesaikan sekarang juga." Ucap Anisa dengan perubahan ekspresinya yang telah berubah.

Matanya yang dingin lebih dingin dengan cahaya gelap terpantul dari mata choklat nya.

"Gue selelsaikan sekarang!!" Ucap Anisa keras.

Setelah beberapa saat akhirnya Anisa mengalahkan pria misterius tersebut.

"Jadi, siapa yang menyruh lo? Tanya Anisa

"...."

"Ooooo, jadi lo milih mati!!"ucap Anisa dengan nada datar dan jangan lupakan tatapannya yang mampu membuat siapapun takut.

"...."

"Ok kalau begitu, inilah kesenagan yang kutunggu-tunggu."

Anisa terus menerus memukul dan menendang pria misterius tersebut dengan keras.

Wajahnya yang selalu tertutup topeng setiap hari serta kebohongan dan mata choklatnya memantukan cahaya gelap.

Inilah kesenangannya selain melukai dirinya sendiri. Kesenangan yang tidak bisa dikatakan dengan kata-kata, kesengan yang entah bagaimana dia mendeskripsikannya.

"Ok, sa.....ya akan meng.....atak....annya." jawab pria misterius terebut dengan nada gemetar menahan rasa sakit.

"O.....rang yang meny......uruh saya adalah....
Sebelum mengatakan kebenarannya proa misterius tersebut ternyata sudah tewas terlebih dahulu.

"Ck... sial." Ucap Anisa

Kringg.........kringgggg

Tiba-tiba handphone Anisa berbunyi dan ternyata itu adalah panggilan dari Meri.

"Nis, lo dimana? Gue cari lo ditoilet gak ada batang idung lo."

"Gue lagi diluar, soalnya ada urusan mendadak. Bila lo mau pulang, pulang duluan aja."

"Beneran lo, ya udah kalo gitu."

Tut...(Suara panggilan dimatikan)

Setelah itu Anisa pergi untuk membersihkan diri terlebih dahulu agar orang-orang tidak curiga.
.
.
.
.
.
.
.

Nex......

Not everything you hide is always closed, there will definitely be a time that you hide is open showing its authenticity.


Yo readers sekalian...

Jangan lupa tinggalkan jejak








BROKENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang