Bullying

83 26 1
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.
.
.

Bullying

Pagi berikutnya seperti biasa Anisa melakukan aktivitasnya, mandi pagi, sarapan sendiri dan berangkat sekolah.

.........

Anisa POV

Jam pertama pun dimulai gue menguap sepanjang pelajaran fisika, tapi gue harus fokus gue gak mau nanti papa gue mukul dan marah sama gue lagi. Dan itu membuat Bu Sintia hampir mencolok mata gue  dengan spidol yang dipegangnya. Yang gue bisa lakukan hanyalah tertawa dengan sweatdrop besar melihat tatapan tajam dan selalu melototnya. Wajar saja gue ngantuk, semalam mimpi buruk gue datang lagi. Membuat gue merasa takut, dan yah akhirnya gue ngantuk dikelas.

Kringgg.....

Ah akhirnya bel pelajaran kedua datang. Gue dah gak sanggup lagi liat tatapan tajam Bu Sintia setiap liat gue.

"Hore! Pak Indra tidak masuk! Kita bebas 2 jam pelajaran!" jerit Meli yang baru saja kembali dari ruang guru. Spontan anak-anak menyambutnya dengan sorak sorai bergembira dan bersujud syukur serta suasana kelas segera menjadi gaduh, kelaspun menjadi sangat ramai. Mereka menghiraukan tugas yang di berikan Pak Indra.

Gue menggunakan kesempatan ini untuk tidur, hanya dengan menaruh kepala gue di atas lipatan tangan gue, dengan cepat gue tertidur pulas.

Namun, tentu saja tidur di kelas yang gaduh itu tidak menyenangkan, gue terus terbangun oleh teriakan-teriakan dan suara-suara gaduh teman-teman gue.

Setelah sekian kali terbangun, gue menyerah juga dan memutuskan untuk bersantai dan mendengarkan musik dari MP4 gue sekalian mengerjakan tugas yang di berikan Pak Indra.

Tiba-tiba...

Brakk......

Geng Billa mengebrak meja gue. Seketika gue kaget, siapa sih yang ganggue gue. Ucap gue dalam hati, lalu gue liat si pengganggu dan oh ternyata si Billa.

"Ada apa?" Tanya gue

"Lo, bilang ada apa? Gue mau buat perhitungan ama lo."( ingat chapter sebelumnya) ucap Billa.

Dia tiba-tiba bilang gitu. Lah gue emang ada salah apa coba tanya gue dalam hati.

Anisa POV end

SREEKK!

Tiba-tiba Billa mengambil buku Anisa dan merobek buku-buku di atas meja satu persatu. Meri yang sedari tadi tidak mengerti apa-apa, kini segera membantu temannya itu.

"JANGAN!" teriak Anisa tidak terima.

SREEKK.. SREK.. SREKK!

Suasa kelas pun menjadi hening, yang dari tadi gduh dn rami tiba-tiba senyap seperti kuburan.

"Apaan sih lo?!!" Tanya Meri sewot.

"Iyah, lo kenapa tiba-tiba dateng terus nyari malasah?!" Tanya Salsa sewot juga.

"Jangan ikut campur deh, ini urusan gue. Emang lo pada siapa?!" Tanya Billa sewot

"Udah, ini kelas gue. Jangan pada ribut." Ucap Hedra

"Halah, ketua osis aja belagu." Ucap Calsy

"Keluar sekarang!" Ucap Hedra keras.

Akhirnya mereka pun keluar sebelum keluar Billa membisikan sesuatu ditelingan Anisa.

"Ini belum selesai, kalau lo berurusan dengan gue. Lo bakal nyesel, paham?" Ucap Billa sambil penepuk bahu Anisa.

Anisa hanya diam, menenagkan hatinya jangan sampai sisi gelpanya jekuar gara-gara masalah ini.

BROKENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang