Mimpi buruk

82 28 3
                                    


Happy reading
.
.
.
.
.
.
.

Mimipi buruk

Anisa POV

Gelap. Gue memandang dunia hitam dimana gue tak melihat apapun, tak mendengar apapun dan tak merasakan apapun. Gue berputar, menoleh ke samping dan berpikir. Bingung. Cemas. Takut. Dimana ini? Tapi, dunia ini tetap kosong sangat kosong.

Dunia yang hampa...

Dunia yang membuat gue takut.....

Gue menghela napas panjang dan mencoba berpikir lagi, namun gue tersentak saat melihat sesosok tubuh di depan gue. Tak ada cahaya, tak ada suara, tak ada gerakan, tak ada perubahan. Gue tak bisa melihat sosok itu dengan jelas, gue bahkan tak bisa melihat diri gue dengan jelas. Gue melangkahkan kaki gue, gue tak merasakan kaki ge menapak apapun, namun gue tidak jatuh dan bisa berjalan. Udara dingin sempat menghentikan langkah gue. Rasanya dunia memang selalu terasa hampa dan dingin bagi gue. Gue berjalan lagi, menghampiri sesuatu yang tak gue ketahui di depan gue. Yang membuat gue penasaran, sebenarnya apa yang terjadi?

Namun, langkah gue berhenti setelah gue sadari "apa" yang berbaring di depan sana. "Sesuatu" yang terbaring dengan wajah penuh kesakitan dan ketakutan.

Itu adalah gue.

Diri gue yang lain? Gue mencermati wajah dia yang tak jelas, tak berani menghampirinya lebih dekat. Akhienya gue memberanikan diri, itu benar diri gue, tapi... ada yang aneh......

Wajahnya penuh darah, pakainnya tersayat-sayat dan ekspresi wajahnya tampak begitu tersiksa. Butuh waktu lama sampai gue mengerti semua ini.

Ti...tidak mungkin, ini mimpi kan? Ini mimpi kan? Ini gak nyatakan? Gue harus segera bangun, gue harus segera bangun! Gue harus bangun!! Gue tidak ingin melihat ini! Gue mohon seseorang bangunkan gue! Sadarkan gue! Gue tidak ingin berada di sini, dunia ini, kenangan ini, semuanya menggores dan menyayat jiwa gue.

Namun, tak ada seorang pun yang mendengarkan permintaan gue, tak ada seorang pun yang mendengar ketakutan dalam nada gue. Gue harus melarikan diri, gue harus lari dan pergi jauh dari tempat ini, dimana pun asal jangan di sini.

Gue mencoba melangkahkan kaki gue tapi kaki gue tak mau bergerak, kaku seperti tertancap dan tidak bisa bergerak. Gue kebingungan, gue tajut dan gue panik, gue mencoba lagi, lagi! Lag! Tapi tetap hasilnya adalah nihil.

Orang itu akan segera datang! Orang itu datang! Tidak! Biarkan gue pergi! Biarkan gue lari! Biarkan gue bangun! Gue mohon! Mohon! Gue mohon! Siapapun! Bebaskan gue dari rasa sakit ini! Bebaskan gue dari rasa ini! Gue mohon! Gue akan jadi anak baik, gue tidak akan membangkang lagi, gue akan menurut! Tapi gue mohon hentikan...hentikan...hentikan.....sekarang juga.

Tolong! Tolong gue! Gue tak mau berada disini! Ini sangat menyiksa. Sakit! Sakit! Siapapun hentikan.....hentikan...!!!

Hentikan...

Papaaaaaaaaaaaaaaaaa........

"UWAAAAAAAA!" "Hah....hahh....hah..." Gue tersentak mendengar jeritan diri gue yang lain. Nafas gue memburu melihat kejadian itu. Gue memejamkan mata gue dan menutup telinga gue. Gue kubur kepala gue kedua lutut yang gue tekuk. Badan gue gemeteran, gue berusaha membayangkan kalau gue tidak berada di sini namun tidak berhasil. Kejadian itu terus terurang dipikiran gue bagai kaset rusak. Gue hanya bisa menunggu, menunggu sampai semua ini selesai. Namun, semua jeritan itu menyayat hati gue, jiwa gue, kenangan yang gelap itu kembali datang. Gue menggigit bibir gue, gue tidak ingin memikirkan itu lagi...
Gue tidak mau memikirkan itu lagi! Cukup! Cukup! Sudah cukup!

BROKENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang