Suddenly I Became a Princess(Claude x Reader)

#1

Disclaimer ;

Suddenly I Became a Princess / How Made Me a Princess by Dramatizer & Drawing Spoon Original Plutus.

.
.
.

Judul ;

Eternity love in love - Suddenly I Became a Princess (Claude x Reader). Season 3.
.
.
.

Apa itu kebahagiaan hidup?

Bagi Y/n, hidup sederhana, rumah tak perlu besar yang penting berkecukupan sudah lebih dari cukup baginya.

Mendapat suami setia, adalah dambaannya sejak bangku sekolah.

Tak perlu kaya yang penting rajin berkerja,

Tak perlu sangat tampan, yang biasa saja sudah cukup yang penting setia dan sayang keluarga...

Saling mencintai sehidupsemati, pernikahan hanya perlu sekali dan menjadi yang pertama maupun yang terakhir...

...

Krittt...

"Papaaaaaaa~..." Teriak seorang gadis kecil menerjang Claude bahkan ia baru muncul di depan pintu dengan dirimu masih dibelakangnya.

"Mama, papa sudah pulang!' Teriak gadis kecil itu lagi.

Muncul seorang wanita cantik bak model Hollywood dengan baju kekurangan bahan datang dari arah dapur dengan masih menggunakan celemeknya.

"Clau... Siapa gadis ini, ehh wanita calon ibu ini sayang?" Tanya wanita itu pada gadis kecil yang masih digendongan Claude.

"Athy juga tidak tau, mama!" Balas gadis kecil itu menggelengkan kepalanya pada mamanya.

Kamu terdiam,

Kakimu rasanya mati rasa...

Seperti seluruh dunia ini lagi-lagi menghianati kepercayaanmu...

Apa ini? Apa salahku?

Air matamu tak bisa lagi terbendung di kala tanganmu bahkan masih kaku.

Di sela-sela tangismu kamu tertawa kecil. Lebih tepatnya mentertawakan kondisimu saat ini,

Bukankah kamu seperti orang ketiga didalam keluarga sempurna ini.

Lihatlah, mereka keluarga bahagia dengan pria tampan dan wanita cantik dan hasil buah cinta mereka.

"Are... Kenapa aku menangis, ma-maafkan aku, sepertinya aku salah rumah..." Ucapmu dengan nada bergetar menahan gejolak dalam dadamu yang rasanya ingin terbakar habis. Ada apa dengan diriku, ini ini sangat menyakitkan. Kenapa aku dengan bodohnya mempercayai pria ini. Hiks. Hiks. Aku tidak tahan lagi. Hiks. Hiks.

"Aku, aku akan pergi, maaf mengganggu keluarga nyonya dan tuan Vincent, permisi." Kamu lekas-lekas berjalan keluar sambil membawa kopermu.

Bajumu bahkan sudah banjir air mata, bengkak dan merah. Kepalamu rasanya pening dan hendak pecah.

Dengan langkah gontai, belum ada 3 langkah berjalan kamu lebih dulu ambruk.

Untung Claude dengan sigap di belakangmu, menangkapmu dalam dekapannya.

Kenapa?

Jika aku tau ini yang akan terjadi, aku  tidak akan pernah mau ikut denganmu!