Suddenly I Became a Princess(Claude x Reader)

#7

Disclaimer ;

Suddenly I Became a Princess / How Made Me a Princess by Dramatizer & Drawing Spoon Original Plutus.

.
.
.

Judul ;

Eternity love in love - Suddenly I Became a Princess (Claude x Reader). Season 3.
.
.
.

Y/n melemparkan dirinya ke tempat tidur, sesekali mendengus sembari memeluk bantal. Linglung.

"Pria itu berbohong lagi! Ah~...." Y/n mendengus lagi sambil memukul-mukul bantal di tangannya sampai bantal itu tak berbentuk seperti asalnya

Kemarin Claude berjanji padanya untuk mencari cara agar ia bisa menghubungi dunia luar, tapi sampai siang ini Y/n tidak pernah bisa bicara dengan pria itu.

Jika tidak bisa, seharusnya tidak memberi Y/n harapan yang tinggi.

Y/n sangat merindukan anak-anaknya.

Ah!

Tiba-tiba Y/n kaget saat merasakan sesuatu yang bersuhu dingin melingkari pinggangnya.

Mn.

Claude membalasnya dengan bergumam.

"Kamu? Menjauh?!" Y/n mendorong dada pria itu menjauh darinya dengan seluruh tenaga yang di milikinya.

"Marah?" Tanya pria itu dengan nada datar.

"Iya. Memang kenapa? Aku sudah hampir 2 minggu disini, tidak ada kerjaan, membosankan~..." Y/n berkata dengan wajah cemberut dengan kedua tangannya di silangkan di dadanya.

Tunggu?

Ada yang salah!

Y/n menyeringit dan bertanya dengan linglung. "Claude kenapa kamu memelukku?"

"Apa ada yang salah?" Claude bertanya dengan enteng.

"Salah." "Tentu saja salah! Kamu tidak boleh mengulanginya, aku sudah menikah."

"Iya." "Tapi, itu denganku bukan Anastasius!" Lanjutnya dalam hati.

Y/n bertanya saat Claude sedang linglung. "Ada apa?"

Claude. "Makan siang."

"Kenapa tidak meminta pelayan saja datang, kamu kan tuan rumah?"

"Aku ingin melihatmu!"

"Gombal!"

"Pergilah!"

"Masih marah?"

"Iya. Kau mau apa?"

"Aku hanya ingin lebih lama lagi bersamamu, Y/n!"

Y/n menarik nafas lalu membuangnya beberapa kali guna menekan gejolak di dadanya. "Claude. Kamu salah, aku juga salah! Kita tidak berjodoh dalam kehidupan ini. Berhenti menjeratku!" Y/n sangat putus asa, ia menangkupkan kedua tangannya dengan mata memohon. "Aku mohon!" "Berhenti menggangguku, oke?"

"Y/n! Aku... Aku menyukaimu lebih dulu!"

"Tapi, kamu adalah sumber rasa sakitku, disini." "Berhentilah menyakitiku dan dirimu sendiri!"

...

Seperti yang dia katakan Y/n mengabaikan Claude hari itu, bahkan lebih buruk dari biasanya.

Claude hanya bisa berkerja sama, istrinya melupakannya itu juga salahnya!

Tahun itu, jika di berani jujur!

Mungkin mereka tidak akan pergi sejauh ini pada akhirnya, salah paham dan berpisah selama bertahun-tahun.

Dia merindukan Y/n dan anak-anak mereka, tapi dia juga ingat dia tidak bisa memaksa wanita ini untuk menerimanya lagi. Setidaknya untuk saat ini.

"Kenapa menghindariku?" Y/n bertanya dengan marah.

"Bukankah itu yang kamu inginkan?"

"Kenapa?"

"Tentu saja aku berusaha untuk tidak terlihat olehmu!"

"Aku..." Y/n linglung, dia bahkan lupa apa yang ingin di katakan.

Claude menghela nafas lalu, berkata."Akan ada tamu di besok sore, itu mungkin akan lebih membuatmu bahagia setelah melihatnya sendiri."

"Siapa?" Y/n bertanya dengan antusias, melupakan wajah bodohnya beberapa saat yang lalu. "Siapa ini? Apa aku mengenalnya? Tapi, tunggu... Bukankah kemarin kamu mengatakan kepadaku sesuatu seperti jalur itu tidak bisa di lewati?"

Claude diam tidak menanggapi pertanyaan Y/n, dalam hatinya Claude sebenarnya was-was dengan pertanyaan yang diajukan oleh Y/n, tentu saja jalur itu tidak bisa di lewati karena olahnya. Tapi, anaknya yang bau itu, menghubunginya tadi malam berkata dia akan datang untuk melihat ibunya. Sebagai ayah, Claude sendiri tidak bisa tidak percaya, anak usia 4-5 tahun yang merupakan putranya itu, dengan mudah menemukannya. Hmph, dia bahkan mengancamnya.

Hari-hari ini Claude sudah mendapatkan hasil dari penyelidikan dari Felix.

Entah apa yang akan di lakukan bocah itu saat melihat Y/n bersamanya.

Hanya dengan bertemu baru akan terlihat hasilnya. Dia gugup dengan penilaian sang anak yang tidak pernah ia lihat sejak kedua bocah itu lahir.

.
.
.

Tbc.

.
.
.