Close to You

11.6K 513 42
                                    

TIDAK DIPERKENANKAN MENERBITKAN ULANG FANFIC INI DI SITUS LAIN TANPA IZIN DARI PENULIS

.:R E S P E C T:.

ENJOY YOUR READ BUT DON’T STEAL ANY CONTENT FROM THIS FANFIC

.

.

.

.

Disclaimer: Kishimoto Masashi

.

.

Bacalah fic ini hanya di waktu senggang Anda. Jangan sia-siakan waktu utama Anda untuk baca fic ini.

Khusus untuk yang muslim, jangan lupa sholat, ya…

Sincerely,

miyazaki rully bee

.

.

I.

.

.

Seperti biasa, Hyuuga Hinata sekali lagi menyerah. Tidak ada kemajuan di hidupnya yang malang. Sekali lagi, Hinata harus rela menerima nasib buruk karena desainnya lagi-lagi ditolak. Bagaimana bisa menjadi seorang desainer sukses, jika hidup terus menerus menunjukkan satu sisi yang gelap padanya?

Musim dingin kelabu menyebar suhu udara yang terasa membekukan tubuh dan semangatnya. Hinata menyeret langkahnya, berjuang melawan cuaca dingin yang semakin menyiksa. Menggigil kedinginan, Hinata merapatkan mantel kebesaran yang ia kenakan.

Perjalanan kembali ke rumah memang tidak memakan waktu yang terlalu lama. Hinata tinggal bersama keluarganya di pinggiran kota Tokyo. Rumah berlantai dua yang sederhana itu juga menjadi sumber penghasilan keluarga Hyuuga yang adalah pembuat tofu. Kehidupan sederhana mereka jalani sejak dulu. Usaha yang telah menjadi usaha turun-temurun ini dipertahankan Hiashi demi menghormati generasi Hyuuga sebelumnya.

Setiap paginya, Hiashi akan bangun saat langit masih gelap untuk mengolah kedelai menjadi tofu. Sejak kecil, Hinata selalu kagum pada tofu buatan ayahnya. Meski bukan pengusaha hebat seperti kebanyakan orang tua teman-temannya saat sekolah, Hiashi adalah kebanggaan Hinata. Gadis itu selalu ingin bisa membahagiakan ayahnya.

.

.

.

Kilatan cahaya menyerang, angin memberi efek pada rambut gelap yang terlihat berkilau bangga. Hyuuga Sasuke berpose dengan arogan, pakaian mahal dan trendi tidak sebanding dengan kemewahan pesona sang bintang.

"Oke, selesai," ujar sang fotografer.

Model populer yang tidak suka basa-basi, tak mengacuhkan kru studio yang saling beramah-tamah, mengucapkan terima kasih satu sama lain. Sasuke berjalan pergi, tidak membuang waktu dan segera ke ruang ganti agar bisa pulang ke apartemen mewahnya di pusat kota Tokyo.

Ia berjalan menyusuri lorong panjang yang dua sisinya berdinding kaca sembari menekan nomor kontak favoritnya di ponsel.

Sapaan yang dia harapkan datang, berganti operator yang mengabarkan bahwa nomor yang dia hubungi telah dicabut karena tidak pernah bayar. Marah, Sasuke men-dial nomor rumah. Yang kebetulan menerima, Hiashi.

"Hyuuga Tofu, bisa dibantu?"

"Tch!" Sasuke mendecak. Dia sering merasa tidak nyaman mendengar suara Hiashi. "Otou-san," sapanya dingin.

君と月の光(Kimi to Tsuki no Hikari)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang