II.
Hyuuga Hiashi baru pulang dari acara temu warga yang selalu diselenggarakan di akhir tahun. Komunitas pengusaha kecil yang tinggal dalam satu lingkungan ini, terbiasa melakukan rapat untuk berdiskusi mengenai persiapan sebelum musim liburan tiba. Biasanya, saat akhir tahun hingga awal musim semi, bisnis mereka lebih menjanjikan peluang karena kehadiran pelancong lokal dan internasional.
Hari itu, dia telah berjanji pada istrinya untuk segera pulang karena Hyuuga Hotaru telah mempersiapkan acara perayaan ulang tahun sederhana untuk putri mereka, Hinata, yang telah genap berusia dua tahun.
Hampir di setiap sudut jalan, salju menjadi satu-satunya warna yang melapisi daratan. Langit gelap menghadirkan tetesan beku yang semakin menurunkan suhu udara. Hiashi bersama tetangganya, Sarutobi Hiruzen yang adalah seorang pembuat sajian tradisional wagashi, memilih untuk menikmati udara dingin bulan Desember dengan berjalan kaki. Jika menggunakan mobil, mereka perlu memasang rantai pelindung ban yang pastinya akan memakan waktu lama. Kecepatan mobil juga tidak cukup membedakan dengan pulang berjalan kaki, karena keadaan jalan yang licin.
Di mulut gang, tumpukan salju terlihat merah hari itu. Awalnya mereka pikir, warna merah datang dari darah hewan yang tumpah. Satu rumah di sudut jalan dimiliki keluarga Nara yang merupakan keluarga pemasok daging terbesar di area itu. Tapi seperti kebanyakan keluarga lainnya, keluarga Nara juga menghadiri pertemuan di pusat kota. Dan mengenali kebiasaan Nara Shikaku yang mudah terpengaruh sake, mereka sudah bisa menerka keluarga Nara tidak akan ada di rumah.
Hiruzen meminta Hiashi untuk menginspeksi lebih jauh. Dengan hati-hati, Hiashi mendekat mengikuti warna merah yang mulai membeku. Matanya kemudian menemui hal yang paling mengerikan. Tergeletak tak seberapa jauh dari jalan utama, dua orang yang berlumuran darah.
"Mayat?" tanya Hiashi dengan suara pelan.
"Bagaimana, Hiashi?"
Hiashi bergegas kembali ke tempat awal, menemui pria tua yang dia anggap sebagai ayah sendiri. "Kurasa kita perlu menghubungi pihak berwajib, Sarutobi-san."
Mendengar kalimat Hiashi, Sarutobi Hiruzen bisa segera menduga bahwa hal yang dilihat Hiashi bukanlah hal biasa. Mengambil jalan paling bijak dan masuk akal, mereka tidak berani mendekat hingga pihak berwajib tiba di lokasi.
Pos keamanan terletak tak seberapa jauh dari klinik milik keluarga Senju, mereka hanya perlu menempuh perjalanan beberapa meter dari tempat mereka berdiri. Hiashi dan Hiruzen bergegas menuju pos keamanan. Namun langkah mereka terhenti saat ia mendengar suara tangisan anak-anak. Suaranya lemah dan terdengar begitu pilu.
"Ada anak kecil?" tanya Hiruzen pada Hiashi.
"Saya tidak tahu."
Keduanya menunda rencana mereka dan berlari menuju celah sempit di samping toko daging milik keluarga Nara.
Tubuh yang tidak bergerak, melindungi anak laki-laki mungil bermata gelap. Kulitnya yang putih hampir berubah biru karena suhu dingin. Helai kain yang melapisi tubuh kecilnya berwarna biru gelap dengan lambang uchiwa berwarna merah dan putih. Saat mata gelapnya beradu pandang dengan dua orang dewasa yang memperhatikannya, dua tangannya yang pendek terulur mencoba meraih Hiashi. Lembaran pelindung paling luar jatuh. Dari saku jaket anak laki-laki itu, Hiashi meraih sapu tangan hitam yang juga berlambang uchiwa sama. Ukiran benang di satu sudut sapu tangan, mengukir nama 'Sasuke' dalam warna merah.
"Seperti nama tokoh ninja terkenal," ujar Sarutobi.
"Lambang ini?" Jari telunjuk Hiashi menekan lambang uchiwa di antara warna hitam.
Hiruzen menggeleng sebagai reaksi dari pertanyaan Hiashi.
Akhirnya, Hiashi berlari sendirian menuju pos keamanan yang dijaga Umino Iruka sementara Hiruzen menjaga anak kecil yang masih bertahan hidup meski keadaan sekitarnya tidak memungkinkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
君と月の光(Kimi to Tsuki no Hikari)
FanfictionSasuHina.:.Kimi to Tsuki no Hikari.:.You and the Moonlight.:. First publication on wattpad December 2014 Re-published January 2023