Intermezzo: Chitose—One Thousand Year
.
XVII.
.
.
.
~o0o~
Oh, bukan karena kebahagiaan ada,
sehingga kebahagiaan terlalu cepat dirampas dari kehilangan yang mendekat.
Tapi karena berada di sini sangatlah berarti: karena segala yang ada di sini
tampaknya memerlukan kita, dunia yang berlalu dengan cepat ini, yang dengan aneh terus memanggil-manggil kita. Kita yang paling cepat berlalu.
...Ah, tapi apa yang mampu kita bawa
ke khazanah lain itu? Bukan seni untuk melihat,
yang begitu lamban dipelajari, dan tak satu pun kejadian di sini. Tak satu pun.
Kalau begitu penderitaannya. Dan, melebihi semua itu, perasaan berat,
dan pengalaman cinta yang panjang—hanya hal yang benar-benar tak bisa diucapkan...
yang akan kita bawa ke sana.
-dari Duino Elegy ke-IX oleh Rainer Maria Rilke (1875-1926)-
-:-
.
.
.
Pagi-pagi sekali Nissan GTR melaju masuk melalui gerbang utama mansion. Sasuke telah terbiasa dengan orang-orang yang menyambutnya di pintu utama mansion dengan banyak pujian dan kata-kata kosong yang memuakkan. Pribadinya yang tak mudah hanyut kata-kata manis, membuat pemuda Uchiha itu tak menanggapi sedikit pun perlakuan istimewa yang diterimanya dari Uchiha yang lain.
Si angkuh yang tetap melangkah, meninggalkan sekelompok orang yang hanya bisa terpaku melihat kepergiannya. Sebagian ternganga tak percaya akan sikapnya yang sombong, sebagian lagi sudah menerka akan diperlakukan seperti ini.
"Seperti itulah Sasuke," seorang Uchiha tua berkomentar.
Sasuke tidak mengambil pemberhentian lain selain tujuan utamanya. Pintu kamarnya tertutup seperti terakhir kali dia melihatnya. Membuka pintu, matanya langsung menemukan sosok Hinata yang berbaring miring di sisi kanan ranjang, meringkuk tanpa bantal atau perlindungan selimut. Punggungnya bergerak mengikuti irama napasnya. Gaun tidurnya yang berwarna gelap seperti pembungkus berlian yang berharga. Terlihat kuat dan indah, meski berbahan sutra tipis yang mengkilap.
Sasuke menutup pintu, tersenyum melihat posisi tidur Hinata yang sama sekali tak terlihat nyaman. Perempuan itu memeluk lutut yang ditekuk, mungkin hawa dingin pagi membuatnya merindukan kehangatan. Embun yang terbentuk sepanjang malam masih berpengaruh pada suhu di sekitar. Khususnya suhu dalam kamar dengan jendela yang dibiarkan terbuka.
Kakinya yang polos dan putih menyembul dari kepekatan gaun tidurnya yang hanya selutut. Telapak kakinya yang pucat dan begitu bersih, semakin memperjelas bahwa dia kedinginan.
Uchiha yang baru kembali itu memperhatikan keadaan ranjang yang masih rapi. Tak ada selimut yang sebelumnya ada. Asumsinya bahwa Hinata memang mencari udara dingin, menahan langkah Sasuke untuk mendekat. Lantas Sasuke memandang dirinya sendiri. Lapisan pakaiannya tidak cukup bersih, dia takut Hinata mencium bau darah yang masih melekat di pakaiannya. Dan tanto dari Mei juga harus dia simpan.
KAMU SEDANG MEMBACA
君と月の光(Kimi to Tsuki no Hikari)
FanfictionSasuHina.:.Kimi to Tsuki no Hikari.:.You and the Moonlight.:. First publication on wattpad December 2014 Re-published January 2023