Hiding From the Sun

1.8K 176 7
                                    

XV.

September.

Dua minggu sudah Hinata menjadi Hyuuga yang tinggal di bawah atap Uchiha. Terbiasa, bukanlah kata yang tepat untuk menjelaskan keadaannya sekarang. Memang tak bisa dipungkiri kenyataan bahwa Hinata tidak lagi asing di sini. Setiap orang yang dia temui atau tanpa sengaja bertemu dengannya, membungkuk dengan hormat padanya. Tapi bukan itu yang Hinata butuhkan sekarang. Apalah artinya sikap ramah jika ini bukanlah tempat yang bisa dia anggap sebagai rumah.

Shisui, Itachi dan Madara, jarang dia temui. Hampir setiap saat, mereka sibuk di ruangan pribadi mereka atau keluar, entah untuk urusan apa. Sebaliknya, Sasuke selalu ada.

Bahkan tanpa memerlukan lebih banyak petunjuk, Hinata paham apa yang tengah dilakukan Sasuke. Pria Uchiha itu menciptakan sebuah ruang baru dalam hidup Hinata. Sel tahanan yang membuat dunia luar tersingkir dari hidupnya. Tak ada izin yang bisa didapatkan Hinata untuk keluar, tak ada komunikasi dengan dunia luar. Meski dia berada di mansion mewah, Hinata merasa dirinya terkurung di dalam bunker bawah tanah.

-:-

Hinata berdiri di hadapan jendela terbuka kamar Sasuke. Kamar yang juga menjadi satu-satunya tempat yang menerimanya tanpa banyak tuntutan. Tirai tipis berwarna ungu lembut, menerima sinar matahari cerah bulan September. Jendela kaca mengizinkan udara senja memasuki kamar.

Hampir setiap sore, Sasuke menghabiskan waktunya di dojo mansion Uchiha. Terletak di sisi utara mansion, dojo berlantai kayu itu adalah tempat yang menerapkan jiwa tradisional Jepang dibandingkan semua ruangan di mansion bergaya Victorian ini.

Mengenakan hakama hitam yang dikombinasikan dengan atasan berbahan katun putih dengan panjang lengan yang melewati sedikit sikunya, Sasuke melatih kemampuannya menggunakan pedang. Seperti sebelumnya, dia selalu kembali ke kamar dengan wajah memerah dan peluh yang membuat warna rambutnya yang gelap semakin pekat.

Sesaat setelah masuk kamar, Sasuke menyandarkan punggungnya sejenak di tubuh kayu pintu. Matanya memandang sosok Hinata yang tak bergerak meski Sasuke yakin perempuan itu menyadari kehadirannya. Sepi tersaji saat Sasuke menanti hingga Hinata menoleh, menatapnya.

Tak ada reaksi.

Sasuke menyerah.

Menghela napas dengan kasar, Sasuke berjalan ke ranjang, duduk di tepiannya dan tetap menjaga kata. Matanya lurus memandang ke lantai, di mana bayangan gelap Hinata menjadi warna yang terlihat sedih. Dia mengangkat wajahnya sekali lagi, mengulangi lagi penantiannya. Dan masih tak ada reaksi.

Sasuke berdiri, berjalan dengan langkah pelan menuju Hyuuga yang masih menatap pekarangan luas mansion melalui jendela bening kaca. Kemudian Hinata bisa merasakan beban baru ketika Sasuke menumpukan kening di bahu kirinya. "Aku masih merasa, keberadaanmu di sini bukanlah sebuah kesalahan," dia berbisik. Hinata diam, enggan membuka perdebatan dengan Uchiha yang masih kelelahan.

Bagi Hinata, segala hal terlalu berlebihan. Khususnya sikap Sasuke. Bahkan setelah dia berusaha keras untuk memahami cara Sasuke berpikir, Hinata tetap tak mampu mengerti. Tiba-tiba saja dia didorong pada satu dunia yang penuh dengan rahasia. Siapa Madara, atau Uchiha lain, bagi Hinata hanyalah sekumpulan rahasia yang tak ingin diketahuinya. Kadang dia merasa, lebih baik tidak tahu daripada memuaskan rasa ingin tahunya. Sebagai manusia biasa, Hinata pernah sempat mengalah. Mengutarakan pertanyaannya pada sang pemimpin klan, juga pada Sasuke.

Apa yang mereka inginkan darinya?

Madara hanya bilang, 'Byakko'. Hinata ingat seakan baru semenit yang lalu saat Madara menyampaikannya. "Kau terlahir dengan takdir yang mengekangmu. Suatu saat, kau akan mengerti bahwa kau telah berada di tempat yang tepat."

君と月の光(Kimi to Tsuki no Hikari)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang