Breaking the Spell

2.5K 247 6
                                    

VI.

Jika ada kata 'first' Hinata selalu ingat Sasuke. Tentunya first kiss termasuk ke dalamnya. Seperti kebanyakan remaja seusia Hinata, asmara menjadi hal yang lumrah untuk dialami. Tapi berbeda dari remaja kebanyakan, Hinata menemukan kisah asmaranya dari orang sama yang selalu ada di dekatnya. Sasuke adalah orang yang pertama kali mengenalkannya pada dunia baru yang sulit Hinata raba karena terasa gelap.

Jenis asmara yang dihadirkan Sasuke terlalu sulit untuk dikatakan sederhana atau lumrah. Sasuke hanya mengucapkan kata-kata seperti 'Aku tidak suka jika kau tidak menurut' atau 'Aku benci jika kau terlalu dekat dengan orang lain' lebih sering lagi dia akan bilang 'Kau milikku'. Tidak ada kata-kata manis seperti apa yang Hinata perkirakan hadir di masa-masa seperti ini. Tidak ada 'Aku suka padamu' atau 'Maukah kencan denganku?' yang biasanya diajukan dengan malu-malu.

Meski ucapan bukanlah satu hal yang menjadi keahlian Sasuke, dia pandai menunjukkannya tanpa kata. Tipe komunikasi yang dipilih Sasuke menyingkirkan kelemahannya dalam mengucap kalimat-kalimat romantis yang bisa menggetarkan hati.

Satu contoh tipe komunikasi yang dipilih Sasuke adalah bagaimana dia menekan bibirnya di kelembutan kulit pucat Hinata. Cara Sasuke berkomunikasi terasa begitu indah hingga gadis itu melupakan sikap kasar yang sering ditunjukkan Sasuke jika Hinata mengacuhkannya atau memiliki teman baru.

Anehnya, Sasuke selalu menjadi orang yang tidak hanya menuntut tapi juga memohon. Dia akan menuntut dan memohon untuk alasan yang sama.

Sasuke menuntut agar Hinata selalu di dekatnya. Sasuke memohon pada Hinata untuk tetap berada dalam jarak penglihatannya.

Anehnya lagi, Hinata selalu yang memegang kendali meski dia lebih sering menurut.

Hinata mengendalikan emosi Sasuke dengan perilakunya. Hinata selalu menuruti perintah apa pun yang Sasuke berikan.

Sasuke tidak pernah mengenal penawaran atau pilihan saat memberi. Baginya hitam adalah hitam, putih adalah putih. Tidak ada abu-abu.

Hinata selalu menerima beban dengan tangan terbuka. Baginya, menerima adalah satu-satunya cara yang ia punya.

Karena itu, setiap saat Sasuke memberi, Hinata selalu menerima.

First kiss untuk Hinata tidak terjadi saat dia anak-anak. Sasuke menjalani perannya sebagai kakak yang baik saat mereka anak-anak. First kiss Hinata diterimanya saat usia mereka enam belas tahun. Hinata bukan gadis populer yang bisa bercerita banyak tentang pengalamannya dengan asmara. Hinata lebih sering jadi pendengar yang menyimpan rahasianya selalu aman.

Malam dingin di ujung musim gugur menjadi waktu yang dipilih Sasuke untuk menemui Hinata tanpa alasan jelas. Dia duduk di lantai kayu kamar Hinata tanpa alas tambahan meski temperatur udara menyiksa tulang di tubuhnya.

Hinata tengah membaca buku yang dia pinjam dari perpustakaan saat tiba-tiba Sasuke merebut bahan bacaannya, meletakkan benda itu dengan sembarang saat dua matanya menatap mata Hinata lurus. Setelah itu dia hanya mencondongkan tubuhnya. Hinata tidak sempat berpikir banyak untuk menghindar saat Sasuke menekan bibirnya dengan lembut di kening adik perempuannya.

Hinata mengharapkan ada ucapan selamat tidur dari Sasuke, tapi yang dia dapat justru tekanan lain dari bibir Sasuke yang sama lembutnya di tulang pipi, lalu dagu sebelum berakhir di bahu dengan telapak tangan Sasuke yang membelai lengan atas Hinata. Kecupan di empat titik itu adalah awal yang diberikan Sasuke pada Hinata.

Keduanya lalu saling beradu pandang. Mata gelap Sasuke tetap misterius. Mata Hinata bertanya.

Sasuke tidak mengatakan apa pun saat dia bangkit dan berjalan menjauh, meninggalkan Hinata dalam bingung.

君と月の光(Kimi to Tsuki no Hikari)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang