3. Kala itu... (1)

35 1 5
                                    


Selamat Membaca

                                 ****
"Udahh rapihh kan yaa"

Riza sedang merapihkan kembali setelan belezer hitam beserta dasi hitam. Yap! Hari ini ia akan dilantik sebagai ketua OSIS SMK Grand School, ia masih tak menyangka bahwa dirinya kembali mendapatkan jabatan itu dan harus menerima amanah yang cukup besar dari sekolah.

"Duhh mbak ketoskuu udah rapihh cantik top markotop" puji Sinta sambil menghampiri dan merangkul bahu Riza

"Aku harus siap! Iya harus siap! Semoga ka Vian ada di acara pelantikan ini" ujar Riza dalam hati

                                *****
Setelah dua jam berlalu acara pelantikan pun telah selesai dan Riza telah sah menjabat sebagai ketua OSIS, ia juga ikut bahagia ketika dua  sahabatnya pun terpilih menjadi anggota OSIS. Sharen menjabat sebagai pengawas kedisiplinan dan Sinta menjabat sebagai pengelola kantin OSIS.
Riza bahagia dan masih tak menyangka akan hal itu.

"Riza selamat ya kamu udah sah mejadi ketua osis" suara seorang laki-laki sembari menepuk pundak Riza dari belakang. Vian!

"Terima kasih pak, eh kak karena selama kampanye kaka sudah banyak membantu saya. Sampai akhirnya saya terpilih dan resmi menjadi ketua osis" ujar Riza yang canggung setengah terkejut

"Sama-sama riz, saya senang bisa membantu kamu. Karena saya yakin kamu orang yang tepat"

"Hehe syukurlah kak, oh iya kak vi---"

"KAK VIAN! kamu udah ga sibuk kan? Ada yang mau aku omongin sekarang!"

Tiba-tiba Syakila datang menghampiri Riza dan Vian, ia menatap Riza dengan sinis dan penuh rasa tidak suka.

"Iya,kamu mau ngomong apa sihh penting banget kayanya" balas Vian santai

"Udah ayo cepetan beb, aku ga suka kamu lama-lama disini"

Gadis itu pun langsung mengajak Vian untuk mengikutinya dan meninggalkan Riza.
Riza hanya mengerutkan keningnya sembari melihat dua orang itu yang mulai menjauh.

"Beb? kak Syakila, apa mereka pacaran?" Riza hanya menggeleng kecil.

"Woii mbak ketoskuu ada apa kamu wahai istri Syidqi Aditya Malik yang baru aja sah" cerocos Sharen yang sembarangan.

"Udah gila lu yah, sejak kapan gw jadi istri sah si Adit. Gw aja bingung kenapa gw harus dapet partner si bocah pakboy" emosi Riza

"Abis nya lu tuh ngapa bengong gitu kaya orang sedih romannya" Sinta ikut nyerocos

"Duh kalian ini berisik sekali yaa ibu pengawas dan ibu kantin" sambil riza mencubit pipi mereka.

"Eh iya tadi kalian liat ga kak Vian staf konseling kita lagi jalan bareng sama anak kelas 12 namanya tuh siapa dah gua lupa Sin" Sharen mulai bergosip.

"Syakilaaa. Dya tuh kakel paling jutek,sombong, udah gitu kalo liatin orang mata nya ga bisa selon. Gw heran kenapa ka Vian mau pacaran ama dya" tambah Sinta

"Oh jadi ternyata mereka emang bener pacaran..." ucap Riza datar.

"Iya mbak, sudah lama sejak kak Syakila masih kelas 11, memangnya ada apa mbak??" Sharen

Riza pun hanya menggelengkan kepala nya dan terdiam namun dengan senyuman tipis.
Entah seperti ada sesuatu yang sedikit menggores hati Riza ketika ia tau tentang kenyataan kalau kak Vian sudah berpacaran dengan kaka kelasnya.

                                 ****
Riza membaringkan tubuhnya di kasur favoritnya itu. Ia cukup lelah karena setelah pelantikan anggota OSIS baru ia dan anggota OSIS lainnya harus merapihkan kembali semua perlengkapan beserta dekorasi acara. Iya itu memang sudah menjadi tradisi di sekolahnya.

Riza menatap langit dengan tatapan kosong, pikirannya entah kemana.

"Ternyata dya udah punya pacar ya.."

Sontak Riza langsung menggelengkan kepala nya, membuang jauh-jauh pikirannya itu.

"Apaansih, kenapa gw harus mikirin hal itu. Kenapa gw seolah merasa kecewa, udahlah lupakan."

Riza mencoba untuk tidak peduli dan membuang pikiran aneh nya itu. Karena ia sadar kalau ia harus fokus dengan jabatannya sekarang ini.
Seperti itulah Riza...

                                ****
Riza menjalani hari nya dengan kegiatan baru, dan ia menjalankan kewajibannya sebagai ketua OSIS dengan baik dan penuh rasa tanggung jawab. Ia memang dikenal sangat tegas ketika bertugas namun jika di luar tugas ia adalah orang yang ramah dan tidak sombong. Meskipun terkadang ia bersifat dingin ketika ada yang membahas soal percintaan.

Dan sejak pelantikan pun Riza tidak terlalu akrab lagi dengan kak Vian,mereka cukup jarang bertemu. Mungkin karena kesibukan masing-masing. Dan Riza juga selalu cuek jika mengingat kalau ia pernah akrab dengan kak Vian.

Ada sedikit rasa rindu yang terkadang membesit hati Riza. Tetapi Riza selalu menyangkalnya dan bersikap acuh terhadap perasaan tersebut.
Sampai pada akhirnya ia mulai terbiasa tanpa kehadiran kak Vian.

Tetapi.....


6 Bulan kemudian.....

TBC....

Hai gaiiss terima kasih yang udah baca cerita aku, dan jangan lupa buat terus ngasih suara kalian ke aku ya.
Jangan lupa juga coment kritik dan sarannya.

Semoga kelian suka dan pantengin terus yaa cerita ini sampai akhir cerita kita hehe :D

Lembar SinopsisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang