16. Cinta?

3 0 0
                                    


Selamat Membaca...

***

Bel pulang sekolah telah berbunyi, seluruh murid SMK Grand School beriringan berjalan menuju rumah masing-masing.

Riza memutuskan untuk pulang berjalan kaki sendirian, awalnya Sharen memaksa untuk mengantarnya pulang tetapi Riza kekeh untuk memilih berjalan sendirian. Alasannya ia ingin menikmati angin dan suasana sore hari. Memang indah dan menenangkan.

Riza berjalan di jalur pejalan kaki menikmati sejuknya pohon rindang dengan pemandangan langit sore yang indah, ditemani dengan iringan lagu favorit Riza yang ia setel dengan earphonenya.

Cukup memperbaiki moodnya.

Song: OASIS: Don't Go Away

Riza menghentikan langkahnya ketika tak sengaja lagu itu terputar otomatis. Ia tak berniat untuk menghentikan atau mengganti dengan lagu lain, hanya saja.

Semua teringat dengan sangat jelas.

Saat pertama kali mengenalnya, sampai akhir pembicaraannya di taman saat itu. Semua sangat jelas seperti film yang diputar dalam ingatan Riza.

"Semudah ini kah untuk mengingatnya dan sesulit inikah untuk melupakannya?" Batin Riza

Ia memelankan langkahnya, berjalan menyusuri langit sore dengan tanya yang terlintas bercampur rasa yang tak pernah terlepas.

"Dengan kenyataan yang seperti ini apa aku masih pantas untuk bertahan? Apa aku masih harus terus berjuang?"

"Semuanya sudah jelas. Tidak, bahkan sangat jelas."

"Mungkin sepantasnya aku mundur dan menghargainya."

"Iya. Aku harus mengakhiri semua ini."

"Cinta? Hmm mungkin bukan saat ini"

***

Sejak sore itu Riza bertekad untuk melupakan Vian, ia menjalani harinya di sekolah seperti biasa. Semua kembali seperti semula dimana ia masih mengenal Vian sebagai guru nya, bukan seseorang yang pernah ada di hati nya.

Mereka menjalani hidupnya masing-masing. Meskipun ada di tempat yang sama namun mereka menjalankan kehidupan di halaman masing-masing. Dan pertemuan mereka kemarin anggap saja seperti sebuah lembar sinopsis.

Meskipun terkadang mereka canggung ketika berpapasan, dan tak bisa dibohongi selalu ada tatapan yang tak bisa dihindari, yang didalam nya tersimpan makna yang tak pernah bisa mereka mengerti.

Semua Riza lalui bukan tanpa perjuangan, sebisa mungkin ia berusaha untuk menata hati dan perasaan. Menolak hati nya yang berkata tentang sebuah rasa, mengubur dalam angan nya dan menghapus kenangan yang terus diingatnya.

"Semua pasti akan baik-baik saja."

"Dan luka ini akan sembuh dengan sendirinya, seiring waktu berjalan"

~

Apa dengan membohongi hati dan perasaan akan menjamin kau bisa melupakannya?

To Be Continue.
I'l be back to write this story.
Thank You for Read :)

Lembar SinopsisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang