Selamat Membaca****
🎶Lewis Capaldi : Before You Go
~
~
~
~Sharen memarkirkan motor nya di depan tangga lobi, Riza masih terdiam di depan Sharen. Hati nya sungguh tidak tenang, ia takut jika bertemu dengan Vian. Hati dan mental nya belum siap.
"Ayo mbak kita masuk, anterin aku ke atas mau ambil buku di loker" Sharen
"Kamu kenapa ga bilang ke aku kalo mau ke sekolah ren" Riza
"Iya kita jalan-jalan mbak, tapi ke sekolah dulu mau ambil buku. Hehe" Sharen
"Hmm yaudh udh terlanjur sampe juga" Riza
Mereka menaiki tangga lobi, suasana terlihat sepi karena memang ini hari minggu. Ketika mereka berada di tengah lobi dan ingin menuju tangga lantai 2 tiba-tiba saja ada seorang pria yang baru saja turun dari tangga itu. Ia terlihat sangat jelas, dan pria itu terus memperhatikan mereka berdua sambil berjalan tanpa menoleh sedikitpun.
Riza dan Sharen terpaku kepada laki-laki itu. Terutama Riza, ia hanya terdiam dan menatap kedepan. Sedangkan Sharen yang terkejut setelah melihat pria itu ia langsung menoleh ke arah Riza, seperti ingin memberitahu. Namun Riza seolah hanya menghiraukan hal yang diberitahukan oleh Sharen. Ia hanya terus menatap kosong kedepan sembari berjalan menuju tangga.
Ketika mereka sampai di anak tangga, mereka bertemu. Pria itu berhenti di depan mereka dan melontarkan pertanyaan.
"Pada ngapain hari minggu ke sekolah?" Vian
Mereka hanya terdiam, sebalnya Sharen malah tidak menjawab pertanyaan dari Vian, namun hanya menatap Riza dan Vian. Alhasil Riza lah yang harus menjawab pertanyaan dari Vian. Karena tidak sopan jika guru bertanya tetapi malah didiamkan.
"Mau ngambil barang di atas." Jawab Riza dengan singkat, bahkan ia tak menatap Vian sedikitpun. Mata nya tidak mampu untuk menatap Vian.
"Oalah mau ngambil barang toh" Vian langsung berjalan menuju ruangannya dan meninggalkan mereka berdua.
Ketika dirasa Vian sudah menghilang Riza tersadar dan menarik nafas berat. Masih syok dengan kejadian tadi yang secara tiba-tiba. Ia tak menyangka hal yang ia takutkan terjadi ketika ia baru saja memasuki kawasan sekolah. Padahal hati dan mental nya jelas belum siap.
"Mba? Masih hidup kan?" Sharen menoleh ke arah Riza sambil tertawa tanpa merasa berdosa.
"Kamu tuh kenapa ga jawab pas ka Vian nanya sih? Kan jadinya malah aku yang jawab" Riza
"Abis nya aku bingung mau jawab mba, tadi aja ka Vian nanya tuh tapi mata nya natap ke mba. Aku pikir dya ngomong nya ke mba, yaudh aku diem aja" ucap Sharen yang masih menertawakan kejadian tadi.
"Udah ih ga usah ketawa! Ga lucu!" Riza
"Hahaha tapi serius mba, tadi tuh ka Vian selama di depan kita mata dya natap mba terus. Aku mah cuma ngeliatin kalian berdua aja sambil nahan tawa" Sharen
"Serius ren dya natap aku terus? Aku ga berani natap dya tadi." Riza
"Serius mba, sampe dya mau pergi pun masih natap ke mba. Eh pas mba jawab pertanyaan dya mba nya jutek banget" Sharen
"Serius aku jutek? Aku bukan mau jutek. Tapi kejadian tadi tiba-tiba banget. Aku kaget, mental aku belum siap" Riza
"Mental apa hati nih yang belum siap?" Sharen.
"Udah ah cepetan ke atas. Abis itu kita pergi. Mba mau beli seblak" Riza
"Iyaiyaa mbakuh yang lagi shock uuuu cayaang" jawab Sharen sambil merangkul Riza.
Setelah Sharen selesai mengambil barang di loker, mereka berjalan menuju parkiran. Riza yang ingin mengajak Sharen pergi dari sekolah dengan cepat. Ia tidak mau bertemu Vian untuk kedua kalinya. Dan untungnya selama mereka berjalan tidak ada Vian disana.
****
Selama di perjalanan Riza hanya diam dan melamun. Masih memikirkan kejadian luar biasa pada saat di tangga tadi. Ia masih benar-benar shock bertemu dengan Vian disaat hatinya sedang sedih karena jawaban yang ia terima kemarin.
"Neng itu yang belakang kenapa melamun aja? Lagi galau mikirin pacar ya" tanah tukang parkir yang secara tiba-tiba menyadarkan lamunan Riza.
"Hahahaa iya tuh pak biasa temen saya mah bucin banget" jawab Sharen.
"Hehe engga kok pak" jawab Riza singkat.
Dan mereka melanjutkan kembali perjalanannnya untuk membeli seblak.
Sesampainya mereka di kedai seblak Riza pun masih terdiam. Ia pun makan dengan tidak selera. Sharen tidak tahan melihat kondisi mbak nah seperti saat ini.
"Udah mbak, ga usah dipikirn kejadian tadi" Sharen
"Itu cuma kebetulan mungkin" Sharen
"Apa bener tadi aku cuek?" Riza
"Iyaa gitu, mba nya singkat banget" Sharen
"Hmm kok aku jadi ga enak ama ka Vian ya, takut dya salah sangka" Riza
"Aku rasa ka Vian pasti ngerti kondisi mba kok" Sharen
"Dan sebenernya apa yang terjadi di antara kalian? Mba belum cerita" Sharen
"Jadi hari kemarin aku udah jujur ke dya. Dan dya bilang ke aku kalo untuk saat ini dya lagi ngga mau ada pendamping" Riza
"Hah?! Terus gimana" Sharen
"Iya dya bilang, dya masih mau wujudkan impian dya dan dya ga mau buat aku merasa kehilangan kalo dah tiba-tiba pergi" Riza
"Terus perasaan dya sendiri ke mba gimana?" Sharen
"Ya dya bilang ke aku kalo dya kagum sama aku" Riza
"Hmm aku rasa kalian saling punya perasaan. Tapi kak Vian masih belum bisa ngejalanin hubungan" Sharen
"Apalagi mengingat posisi mba dan ka Vian yang jelas berbeda" Sharen
"Dan mungkin juga ka Vian ga mau menempatkan mba di keadaan yang sulit. Aku rasa dya jauh memikirkan hal yang terbaik untuk kedepannya mba" Sharen
"Hmm Iyaa mungkin, dya sih bilang kalo dya bakal berusaha selalu ada dan jadi temen yang baik buat aku" Riza
"Nah mba jangan sedih lagi yah. Kalian masih tetep bisa berhubungan baik kok" Sharen
"Hmm semoga aja dya bisa nepatin janjinya itu. Tapi kalo tiba-tiba aku tau dya deket sama cewe lain, mungkin aku akan...." Riza
"Akan apa mba?" Sharen
"Akan meninggalkan dya. Dan berusaha ngelupain dya" jawab Riza dengan tersenyum menahan pedih.
"Aku hanya bisa berharap semoga janjimu bukan hanya sekedar untuk menenangkan hatiku. Aku hanya bisa berharap semoga kamu bisa konsisten dengan apa yang kamu bilang ke aku. Pada saat itu"
~Riza Lidyana :)To be continue....
Terima kasih untuk para readers.
Jangan lupa follow, koment, dan vote yaa....Maaf kalo beberapa part ini kurang jelas, hmm karena memang sulit sih.
Terima kasih karena telah membaca Lembar Sinopsis jangan lupa coment dan vote
Terima kasih....
Luv youu para readersss
![](https://img.wattpad.com/cover/223518514-288-k636549.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembar Sinopsis
Non-FictionRiza Lidyana gadis yang tidak pernah menemukan seseorang yang bisa benar-benar mencintai dirinya, ketika ia sudah hampir tidak percaya dengan adanya cinta. Takdir mempertemukan dirinya dengan Vian Fernand Pratama sosok laki-laki panutan yang baik. S...