Selamat Membaca"Rizaa....."
Suara itu selalu berhasil membuat si pemilik nama terkejut. Riza menoleh ke belakang dan menunggu si pemanggil berbicara kembali.
"Kamu dicariin pak Juan riz"
"Nanti jam 1 di suruh kumpul buat arahan beres-beres""Kirain mau ngajak foto bareng"
"Eh ngapa ngarep sih" gumam riza"Yaudah ka, saya mau ke lapangan dulu ya. Udh di tungguin anak osis"
Vian pun hanya menganggukan kepala nya. Dan Riza pergi meninggalkannya dengan langkah yang cepat.
Ia mau menuju lapangan untuk foto bersama dengan anggota osis dan guru BK sekaligus pembina osis tercintanya, pak Hendra.Riza dan teman-temannya sedang asik berselfie ria dengan pak Hendra sambil tertawa dengan gaya konyol. Jangan heran beliau adalah guru bk yang sangat di sayangi oleh anak murid nya. Karena ia sudah seperti ayah mereka sendiri, dan sifat beliau pun sangatlah baik, tidak pilih kasih, gaul, friendly. Tidak seperti guru bk lainya yang cenderung menjaga jarak karena posisi dan jabatannya, dan terkesan menakutkan or menyebalkan. Pak Hendra juga menjadi motivator dan teman cerita yang baik untuk anak muridnya.
Sebagai pembina osis beliau juga sangat baik dalam membina seluruh anggota osis tanpa memilih-milih.
"Ayoo nak kita bikin boomerang, abis itu kita bikin video sambil joget itu yaa" ajak pak Hendra dengan penuh semangat.
"Siyaaap pak, tar dulu saya pake kacamata dulu" Sesil
"Bentar dulu pak kerudung saya mencong" Sharen
"Tunggu dulu pak, jodoh saya belum dateng" Sinta (adeh :v)
"Tunggu pak, saya belum ganteng nih" Adit (dasar waketos sableng -_-)
Riza hanya terkekeh sambil menggeleng pelan melihat kelakuan teman-temannya.
Hari ini memang hari yang membahagiakan bagi semua murid.Mungkin akan lebih membahagiakan lagi jika Riza bisa berfoto dengan Vian.
****
Setelah puas berfoto, seluruh panitia berkumpul di depan panggung untuk mendengarkan arahan dari pak Juan, pak Hendra, dan juga Vian.
Setelah selesai memberikan arahan mereka langsung bekerja bakti untuk membereskan barang-barang yang ada pasca acara.Riza sedang berjalan di bawah panggung, mengambil beberapa alat dekorasi untuk di simpan di ruang OSIS.
"Rizaaaaaa...."
suara itu sangat dihapal oleh si pemilik nama. Heran, belakangan ini laki-laki itu senang sekali memanggil riza dengan senyum yang garing. Tapi tetap tampan :)"Iya kenapa?" Jawab riza dan menoleh
Riza mendapati Vian yang sedang duduk di tangga panggung dengan santai nya. Vian tertawa garing ketika riza menoleh. (Dasar aneh.)
"Gapapa kok manggil aja"
"Kamu bantuin beres-beres gih"
Ucap Vian tanpa rasa berdosa."Lah ini gua lagi beresin bang, emang situ ga liat apa." Gumam Riza.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lembar Sinopsis
Non-FictionRiza Lidyana gadis yang tidak pernah menemukan seseorang yang bisa benar-benar mencintai dirinya, ketika ia sudah hampir tidak percaya dengan adanya cinta. Takdir mempertemukan dirinya dengan Vian Fernand Pratama sosok laki-laki panutan yang baik. S...