Orang banyak mengira, saat aku menciptakan tokoh romantis dalam cerita adalah karna dia yang selalu memperlakukanku begitu.
Nyatanya, dia berbanding terbalik sama sekali.Pria dengan ketidak-acuhan yang bergelora.
Dia yang lupa dengan ulang tahunku,
Juga lupa dengan tanggal anniversary bahkan ditahun ketujuh ini.
Itu jelas membuatku sesak. Namun itu hanya awal saja, makin ke sini, aku juga ikutan tak peduli. HeheAh, dia itu jayus. Aku bahkan harus mengerutkan dahi lebih dulu sebelum benar-benar mengerti gurauan tak berbobotnya.
Ini memang hanya tentang dia yang perhatiannya kecil, jadi tidak begitu terasa.
Pernah waktu itu, aku amat lelah dengan segala drama skripsi di kampus. Tak bisa lagi kubendung isakkan.
Dia menepuk ujung kepalaku pelan, lalu segera mengajakku keluar.
Sesak di dadaku sirna, saat dia memberhentikan motor di depan warung bakso.Haha, memang semudah itu suasana hatiku berubah.
Dan ini juga tentang dia yang hanya diam melihat saat aku mengomel. Lalu mengacak kecil rambutku agar aku semakin kesal.
Meski tak seromantis tokoh yang aku ciptakan, tapi tidak ada kata untuk mengelakkan bahwa dia adalah inspirasi dari segala cerita yang aku bagikan.
Ini tentang dia. Yang sekarang sedang memperjuangkanku.
Aku dan dia sedang saling berjuang.
Doakan semoga disegerakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandika Cinta (30 Days Writting Challenge)
Short StoryKuceritakan bagaimana 30 hariku berjalan. Mungkin sama biasanya dengan hari-hari kalian, atau sedikit menyedihkan. Tak menutup pula untuk bahagia. Ikuti saja. Kita sama-sama sedang mencoba bertahan, bukan? Didedikasikan untuk para teman tulis di @nu...