Sebenarnya, aku memang masih sering mengingat kenangan tentangnya.
Sebab aku dan dia punya banyak hal yang terlalu umum dan sering kalinya mengukir ingatan bersama-masa.Meski kenyataannya semua terjadi terlampau cepat, tak memberi sempat pada hubungan erat.
Ada minim kebahagiaan, tapi tak terlalu meruah kepedihan pula.Dia teman. Yang awalnya saling pandang lalu sempat menaruh rasa taksir.
Picisan. Anak remaja sejak dulu memang selalu begitu.Lalu setelahnya aku dan dia saling memutuskan dekat.
Pikiranku terlalu jauh saat itu.
Berharap terlampau ambisius.
Sedang dia hanya menganggap selingan yang tak perlu begitu serius.Ah, kala itu lucu yang ironi sekali.
Kenangan tentangnya tidak mungkin hilang.
Meski sudah punya komitmen baru, tak mungkin begitu saja tentangnya lenyap.Bahkan masih sering kubuka saat butuh jalan cerita dikisah yang kuberi benang merah untuk terbentuk menjadi teman baca.
Sengaja tak kulupa.
Sebab tak semua memberi luka.
Biarlah tersimpan rapi di kotak kenang yang tersusun dalam tenang.Tak perlu dipermasalahkan.
Meski kenangan tentangnya tak mungkin kulupakan.
Sebab tak sedikitpun, harapan lain teringinkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandika Cinta (30 Days Writting Challenge)
Truyện NgắnKuceritakan bagaimana 30 hariku berjalan. Mungkin sama biasanya dengan hari-hari kalian, atau sedikit menyedihkan. Tak menutup pula untuk bahagia. Ikuti saja. Kita sama-sama sedang mencoba bertahan, bukan? Didedikasikan untuk para teman tulis di @nu...