16. AAMIIN dan AMAN

1.5K 89 13
                                    

Hari ini adalah hari dimana para murid SMA menjalani UN nya begitu pula dengan Aban dan Azmi

"Mi cepettan dong" kata Aban yang sudah rapih mengendong tas nya didepan pintu

"Sabar dong kak,aku mau cek dulu ada yang ketinggalan ndak" jawab azmi berjalan santai menuju Aban

"Ayoo kak" kata Azmi berjalan duluan sedangkan Aban mengunci pintu kamar

"Yo" kata Aban menyusul

Dikoridor kelas
"Kak katanya kita itu duduk nya di acak ya?" tanya Azmi

"Hmm"

"Trus pengawasnya dari sekolah lain?" kata Azmi

"Iya"

"Berarti harus jaga sikap?" kata Azmi

"Iya"

"Trus kak Aban duduk sama kak Nindya" kata Azmi

"Iya,eh enggak" kata Aban

Azmi malah tertawa keras "abis dari tadi kak aban jawab nya iya terus"

"Ya kamu nanya terus" kata Aban

"Aku tanya biar aku pinter plus bisa nyusul kak Aban ke kairo"  kata Azmi

"Belajar mi" kata Aban

"Belajar mencintai kak Nindya?" tanya Azmi

"Mencintai dek Rara" kata Aban

"Aish aku mah udah mencintai adekku sejak dia lahir" kata Azmi kembali tertawa

Aban hanya menggelengkan kepala

"Aban!" panggil Wahyu bersama Chandra dan fadil dibelakang mereka sontak Aban dan Azmi menoleh

"Wa'alaikum salam" jawab Aban dan Azmi serempak

"Hehe lupa" kata Wahyu

"Btw mau nyari ruangan kan? Bareng yu,kita juga belum tau dimana" kata Fadil

"Boleh" kata Aban

"Kak Temenin Azmi cari ruangan duluu" pinta nya

"Iyaa" jawab Aban

Mereka pun mencari ruangan Azmi setelah ketemu mereka lanjutt mencari nama mereka disetiap ruangan Aban satu ruangan dengan Wahyu sedangkan Chandra dengan Fadil

"Semoga soal UN nya gampang² dan kita semua lulus dengan nilai muaskan" kata Fadil

"Aamiin"

******
Disisi lain

"Semoga aku satu ruangan sama Aban" kata Nidnya

"Aamiin" jawab Zahra

"Semoga UN membawa kaka makin deket sama kak Aban" kata Zahra

"Aamiin" kata Nindya lalu tertawa

******
Diruang Aban dan Wahyu
"Ban lu duduk sama cewe" kata nya di kursi ke3 sana

"Hah?" kata Aban yang baru dibarisan kursi depan

"Namanya Nindya" katanya lagi

"Kenapa harus sama perempuan duduknya"

"Hayoo loh gak boleh komplin ini kan bukan pengawas dari sekolah kita dan juga kita harus disiplin dan taat" kata Wahyu yang duduk meja ke4

"Trus harus gimana"

"Yaudah mau gimana lagi" jawab Wahyu

Tak lama Nindya datang dia sempat melihat Aban namun buru² aban duduk dikursinya

Nindya berjalan mencari dimana namanya tertera dia sudah mencari disemua meja terkecuali meja Aban disampingnya ada kartu nama peserta ujian namun dia tidak berani untuk melihatnya karna meja tersebut ada dibarisan dekat pintu samping tembok sedangkan Aban duduk dipinggirnya gimana caranya dia untuk lihat?

Nindya yakin betul ruangan ini adalah ruang nya karna nama Nindya tertera di depan pintu kelas

Dia berjalan mendekati meja Aban
"A-"

Aban berdiri dan mempersilakan Nindya duduk di pojok

"kenapa berdiri aja?" tanya Aban

"E-h? Aku duduk sama kamu?"

Aban hanya mengangguk   sebagai jawaban dia pun berjalan duduk dimeja itu

Aban berjalan keluar kelas sedangkan Nindya kembali melemaskan bahu

"Baru aja aku melayang dipersilakan duduk kaya tadi udah kembali jatuh ke bumi" batin Nindya

Aban duduk didepan kelas sambil kembali membaca buku dia sengaja balajar didepan karna menjaga jarak dan dia akan masuk ketika pengawas datang itu agar Aman dari segala fitnah

Jam pulang
"Cieee yang duduk sama gebettan" ledek Wahyu di koridor

"Emang siapa yang duduk sama gebettan?" tanya Chandra

"Tuuu" tunjuk Wahyu

"Aban? Sama Nindya?" tanya Fadil

"Astaghfirullah gebettan apaan sih" kata Aban

"Doi mu Nindya" kata Wahyu terbahak

"Kan jadi fitnah gara-gara duduk bareng Nindya" kata Aban

"Yaelah nikmatin aja kan jarang-jarang lu deket cewe" kata Chandra

"Cewe yang bukan mahrom emang gak boleh bambang" kata Fadil

"Kan kita harus ambil kesempatan dalam kesempitan" kata Chandra

"Gak boleh!" serempak kata Fadil dan Aban

"Kenapa siii?" tanya Chandra

"Bukan mahrom" jawab Fadil

"Jaga jarak biar AMAN" sambung Aban

Next ...

Cintanya 3ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang