Hi aku kembaliiii
Baik kan aku belum nyampe 125 vote udah update :)
Karna aku habis kelulusan dan happy banget jadinya aku update
Selamat buat aku sendiri wkwk 👏👏😂
Oke next beneran 125 vote baru aku update, jangan siders sayang 😣😣
Enjoyyy 💛💛💛
***
"apa yang kau lakukan di sini?"
Bona dan Taehyung spontan menengok ke sumber suara, Jungkook. Pria itu baru saja memasuki rumah pamannya. Heran menemukan Bona dan pamannya di ruang tengah saling tatap tatapan.
"Oppa antar aku pulang." Bona berdiri, mengambil tasnya dan lekas menghampiri Jungkook.
Alis Jungkook mengkerut. "Kau diapakan samchon lagi?" Tanya Jungkook heran melihat mata Bona yang berembun.
Bona menggeleng, dia tidak diapakan Taehyung. Dirinya hanya ingin menangis saat menatap Taehyung tadi. Entahlah tiba tiba dia sedih saat sadar Taehyung tidak mengingat apapun tentangnya.
"Samchon?"
Taehyung melotot. "Apa? Aku tidak melakukan apapun padanya," katanya tidak terima.
"Benar tidak diapakan samchon?" Jungkook menatap Bona lagi mencoba menanyakan kebenaran. Dia bertekad menjauhkan Bona sejauh jauhnya dari pamannya jika pria tua itu macam macam pada Bona lagi.
"Benar Oppa aku hanya mengantuk, ayo antar aku pulang." Bona merengek menarik narik tangan Jungkook, dia ingin cepat cepat masuk mobil dan menangis.
"Baiklah baiklah, samchon ini makanan dari eomma aku pulang dulu." Setelahnya Jungkook keluar meninggalkan rumah bersama Bona.
Taehyung hanya diam, dia bingung. Dia jelas tau Bona seperti hendak menangis tadi. Matanya berkaca kaca dan suaranya serak. Hanya saja itu terlalu tiba tiba. Kenapa gadis itu tiba tiba sedih. Sebelumnya dia baik baik saja. Dia juga tidak mengatakan hal yang jahat seperti biasanya. Gadis itu memang aneh.
"Benar gadis itu bipolar." Gumam Taehyung.
*
*
*Kesialan atau keberuntungan, entahlah. Paginya Bona bertemu dengan Taehyung lagi di lift. Bona mencoba biasa saja, membungkuk hormat pada Taehyung sekilas dan memasuki lift. Setidaknya di dalam lift ada beberapa orang lagi. Bukan dia dan Taehyung saja.
"Kudengar Yoo Sena dari pemasaran masuk rumah sakit gara gara bertengkar dengan pegawai baru."
Bona menajamkan pendengarannya.
"Iya aku juga dengar. Kudengar juga Sena sampai harus diam di rumah sakit untuk beberapa hari karena tidak bisa bergerak."
Benarkah? Itu tentu bukan salah Bona. Tubuh Sena saja yang lemah lagipula dia sudah minta maaf, lewat kakaotalk.
"Mengerikan sekali, memangnya pegawai baru itu preman."
Spontan Bona menggeleng lemah. Dia bukan preman, dia bidadari.
"Maka dari itu kita harus berhati hati. Sebisa mungkin jangan mendekati divisi pemasaran dulu kita tidak tau pegawai preman itu yang mana."
Oke Bona semakin memojokan dirinya di belakang lift. Rasanya sungguh tidak enak dibicarakan terang terangan seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saranghae Presdir ✔️
Fanfiction(sequel saranghae ahjussi) Bona masih ingat bagaimana Taehyung menghembuskan nafas terkahirnya enam tahun lalu. Tapi sekarang dia bisa melihat pria itu lagi berjalan ke arahnya. Tanpa meliriknya sedikitpun, pria itu melewatinya. "ah-ahjussi." gumam...